Konservasi Populasi Analisis kerentanan populasi penyu belimbing (dermochelys coriacea, vrandelli 1761) di pantai jamursba medi dan wermon sebagai indikator keberlanjutan kawasan konservasi laut Daerah Abun Kabupaten Tambrauw Papua Barat

Upaya konservasi bertujuan melindungi spesies dengan jumlah individu sedikit dan beresiko terancam punah. Upaya konservasi tersebut diarahkan pada peningkatan individu baru dalam memberi kontribusi populasi spesies di alam. Populasi baru dari spesies langka dan terancam punah dapat dibentuk di alam dengan menggunakan individu hasil penangkaran maupun yang berasal dari alam. Untuk mengetahui status populasi konservasi suatu spesies langka perlu dilakukan upaya sensus lapangan dan secara kontinue memantau peningkatan ataupun penurunan dari spesies tersebut. Untuk memperkirakan ukuran populasi, diterapkan metode sensus dengan mendata semua individu yang ada.

2.3 Pengelolaan Kawasan Konservasi Pesisir dan Lautan

Sembilan implementasi program pengelolaan konservasi keanekaragaman hayati pesisir dan laut adalah pengelolaan kawasan konservasi. Tujuan utama pengelolaan kawasan pesisir dan laut adalah melindungi ekosistem, populasi dan beragam spesies yang mengalami ancaman dan rentan terhadap kepunahan serta menjaga agar sumberdaya tersebut memberikan manfaat bagi kebutuhan manusia dan biosfer. Bentuk implementasi dalam perlindungan terhadap keanekaragaman hayati di Indonesia adalah terdapat 76 kawasan konservasi dengan total luasan 13.5 mil yang terdiri dari kawasan konservasi laut daerah, suaka laut, taman laut dan taman nasional. Sebagian besar kawasan konservasi laut di Indonesia adalah ekosistem terumbu karang yang berasosiasi dengan ekosistem lamun dan ekosistem mangrove. Sejak 1985 pemerintah Indonesia berupaya membangun kawasan konservasi laut yang dikembangkan dengan ektensif namun kualitas dan integritas masih jauh dari status kelayak dan mengalami penurunan dari waktu ke waktu. Masalah mendasar dalam penurunan pengelolaan kawasan konservasi laut adalah 1 batas hukum kawasan konservasi 2 perusakan habitat 30 penangkapan berlebih terhadap sumberdaya hayati 4 polusi dan sedimentasi 5 kurangnya fasilitas dan infrastruktur 6 lemahnya keikutsertaan dan kesadaran masyarakat lokal, 7 rendahnya kemampuan sumberdaya manusia lokal dan kesadaran masyarakat lokal dan 8 lemahnya komitmen politik. Menyikapi permasalahan tersebut, Dahuri 2000 menyarankan enam program strategis yaitu : 1. Keaktifan dan peran masyarakat lokal di kawasan konservasi, 2. Perlindungan dan kontrol di daerah zona inti dengan pembangunan lampu suar, pemasangan pelampung serta peningkatan pengawasan dan penegakan hukum, 3. Pengelolaan yang berpusat pada satu instansi dimana pemberian wewenang kepada satu pengelola dengan mengakomodir semua kepentingan, 4. Peningkatan pendidikan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya kawasan konservasi, 5. Pengembangan mata pencaharian alternatif bagi masyarakat pesisir, 6. Pengembangan program penelitian dan monitoring serta sistem informasi bagi pengelolaan kawasan konservasi. Mengacu pada enam program strategis tersebut dalam rangka pengelolaan kawasan konservasi, re-evaluasi atau kondisi kawasan konservasi harus dilakukan dengan pertimbangkan 1 tujuan, alasan pengelolaan dan arah pengembangan kawasan konservasi dimasa mendatang; 2 identifikasi sistem penunjang dan kelengkapannya; 3 prosedur berdasarkan identifikasi kemungkinan penambahan kawasan untuk memenuhi tujuan nasional; 4 rencana aksi untuk mencapai tujuan pengelolaan keanekaragaman hayati laut. Pengembangan program konservasi membutuhkan pola inovatif, dimana pola tersebut merupakan cara pemanfaatan yang mempertimbangkan aspek keberlanjutan untuk kemanjuan pengembangan jangka pendek maupun jangka panjang. Mengubah kawasan konservasi dengan alasan desakan kebutuhan ekonomi harus dicegah karena kawasan konservasi menjamin kelestarian plasma nutfa bagi kepentingan generasi kedepan Dahuri 2000. 2.4 Deskripsi Penyu Belimbing 2.4.1 Klasifikasi Penyu belimbing adalah satu dari tujuh spesies penyu laut yang masih hidup di dunia seperti pada Gambar 3. Penyu ini merupakan mono spesies yang disebut leatherback turtle atau dengan nama lokal penyu raksasa, penyu kantong, penyu kantong gelising, tabob dan mabo. Penyu belimbing bersifat karnivora dengan makanan utama adalah ubur ubur atau invertebrata berbadan lunak. Penyu belimbing terdistribusi hampir diseluruh perairan dunia seperti yang ditunjukkan