perendaman pantai akan semakin besar atau area daratan yang ditutupi oleh air laut semakin besar.
2.8.1.4 Monsun
Monsun adalah fenomena angin yang dipicu oleh kondisi dinamik atmosfer yang dikendalikan oleh matahari, komposisi darat laut, topografi, resolusi bumi
dan matahari sebagai benda langit. Indikasi monsun dapat dikenali dengan pola OLR ongoing longwafe radiation atau presispitasi dan penentuan indeks
monsun dapat dihitung dengan laju angin zonal di wilayah masing masing. Kondisi musim di Indonesia dipengaruhi oleh fenomen iklim global seperti
Elnino, Lanina, fenomena iklim regional seperti sirkulasi monsun Asia dan Australia. Monsun dapat dianggap sebagai angin laut berskala besar dengan
periode musiman. Sirkulasi musiman monsun relatif berbeda yaitu aliran masuk siklonal kontinental dalam musim panas dan aliran keluar antisiklonal kontinental
dalam musim dingin. Ini menunjukkan adanya arahan gaya gradien tekanan permukaan dari samudra dalam musim panas atau dari kontinen ke samudra dalam
musim dingin. Perubahan nyata dari sirkulasi musiman monsun adalah perubahan arah arus
permukaan dan frekuensi curah hujan. Pola arus sangat erat kaitannya dengan pergerakan penyu belimbing untuk melakukan aktivitas migrasi, aktivitas mencari
makan dan aktivitas peneluran. Pola arus juga memberikan pengaruh terhadap daya renang penyu untuk mencapai daerah tujuan peneluran sehingga
mempengaruhi pola dan musim peneluran. Sebagai contoh perbedaan musim peneluran antara pantai Jamursba Medi dan Warmon meskipun memiliki jarak
yang berdekatan 30 km. Musim peneluran di Jamursba Medi biasanya ditandai dengan musim monsun timur dimana arus permukaan dari arah timur mengarah
kearah barat sehingga menyebabkan penyu belimbing akan bermigrasi dan bertelur di pantai Warmamedi yang terletak di sebelah barat pantai Jamursba
Medi. Adanya perubahan pola angin selama musim peneluran menyebabkan perubahan puncak peneluran setiap adanya perubahan musim angin.
Musim peneluran di Warmon ditandai dengan musim monsun barat Asia atau musim ombak yang terjadi pada bulan November sampai bulan Februari.
Kondisi ini menyebabkan penyu belimbing akan memilih bertelur disebelah barat
pantai Wermon bahkan beberapa penyu yang melakukan peneluran di pantai Jamursba Medi meskipun bukan musim peneluran di pantai ini. Hal ini
membuktikan bahwa musim angin dan arus mempengaruhi pergerakan penyu belimbing selama musim peneluran.
2.8.1.5 Tekstur Pasir
Ekosistem pantai berpasir adalah habitat pesisir daratan dipengaruhi aktivitas daratan dan laut. Ekosistem pantai berpasir dipengaruhi proses biotik dan
abiotik yang ditandai dengan adanya pertukaran energi dan bahan materi seperti pasir dan tanah tetapi juga pertukaran dalam bentuk aktivitas organisme termasuk
penyu yang memanfaatkan ekosistem ini untuk melakukan proses peneluran dan penetasan Karavas et al. 2005. Penyu memiliki insting yang peka dalam
memilih daerah peneluran salah satunya adalah karakteristik pasir pantai. Karakteristik pasir yang disukai oleh penyu adalah pasir dengan tekstur dari
sedang sampai halus, berwarna abu abu kehitaman. Montimer 1982 in Karavas et al. 2004 menyatakan bahwa substrat pasir
berperan penting selama masa inkubasi untuk kesuksesan penetasan dimana substrat pasir harus menfasilitasi difusi gas dan memiliki kelembaban yang relatif
baik sehingga tidak menyebabkan kerusakan konstruksi ruang sarang. Ditegaskan Montimer 1990 in Karavas et al. 2004 ketika melakukan studi di pantai
Ascesion Selatan Atlantik menyatakan bahwa keberhasilan penetasan relatif rendah karena pasir relatif berbutir kasar. Oleh sebab itu karakteristik pasir
menjadi indikator penting dalam kesuksesan suatu proses baik peneluran maupun penetasan.
2.8.1.6 Laju Predasi
Periode inkubasi telur penyu dalam sarang dipengaruhi predator dari hewan invertebrata dan vertebrata Dodd 1988. Ancaman terbesar terhadap populasi
penyu belimbing adalah predasi telur dibarengi dengan perusakan sarang penyu. Predasi terhadap telur dan rusaknya sarang penyu biasanya dilakukan oleh
beberapa hewan seperti kepiting, babi hutan, biawak, anjing dan elang yang memangsa tukik penyu.
Evaluasi tahun 2001 terhadap sarang penyu di Bill Baggs Cape Florida State Park CFSP di Selatan Biscayne, Florida menunjukkan terjadi kegagalan