Kompetensi Pendamping Desa Survei Kebutuhan Pelatihan

TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 262 | Modul Pelatihan Pratugas Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat pembangun kapasitas untuk melihat sisi mana yang membutuhkan penguatan, hal mana yang mesti diprioritaskan, dan tentunya dengan cara apa pencapaian target akan dilakukan. Oleh karena itu, pengembangan kapasitas yang tidak diawali adanya studi komprehensif tentang kebutuhan organisasi dan penilaian kondisi yang sudah ada sebelumnya, pada umumnya hanya akan membatasi pada pelatihan saja, padahal sesuai tingkatan pengembangan harus mencakup keseluruhan komponen organisasi. Perlu adanya evaluasi peningkatan kapasitas guna mengontrol akuntabilitas kinerja organisasi melalui pengukuran berdasarkan pada perubahan kinerja berbasis pengaturan kelembagaan, kepemimpinan, pengetahuan, dan akuntabilitas.

D. Kompetensi Pendamping Desa

Pendamping Desa yang berkualitas dan handal dicirikan antara lain oleh kinerja yang tinggi, khususnya kompetensi teknis, kompetensi berinteraksi dengan masyarakat, mengelola pemangku kepentingan dan kompetensi kewirausahaan entrepreneurship, serta memiliki daya fisikal handal. Sebelum dan selama berkiprah melakukan kegiatan pengembangan masyarakat, maka kompetensi tertentu yang dimiliki Pendamping Desa perlu lebih ditajamkan dan ditingkatkan sedemikian rupa, sehingga memiliki penampilan sederhana, low profile, berjiwa kritis, arif, terbuka, berkepribadian tinggi, ramah, kooperatif, mampu bekerja dalam tim, menghargai dan menghormati orang- orang lain, memiliki daya penguasaan dan pengendalian diri yang kuat. Merujuk pada gagasan Rotwell, maka Pendamping Desa dituntut memiliki empat kompetenasi, yaitu: 1. Kompetensi Teknis Technical Competence, yaitu kompetensi mengenai bidang yang menjadi tugas pokok dalam mendampingi masyarakat; 2. Kompetensi Manajerial Managerial Competence adalah kompetensi yang berhubungan dengan berbagai kemampuan manajerial yang dibutuhkan dalam menangani tugas organisasi atau tim kerja; 3. Kompetensi Sosial Social Competence yaitu kemampuan melakukan komunikasi yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam pelaksanaan tugas pokoknya; 4. Kompetensi lntelektualStrategik IntelectualStrategic Competence yaitu kemampuan untuk berpikir secara stratejik dengan visi jauh ke depan. Mengingat masyarakat senantiasa dinamis seiring dengan perkembangan jaman, ilmu pengetahuan dan teknologi serta persaingan global, maka pengembangan kompetensi merupakan suatu hal yang harus dilakukan secara terencana dan berkelanjutan. Artinya setiap pengembangan kompetensi Pendamping Desa harus didasarkan pada hasil analisis kebutuhan pekerjaan atau tugas dan analisis jabatan, sehingga pengembangan kapasitas tepat sasaran dan berdayaguna dalam meningkatkan kinerja. Dengan demikian, pengembangan kompetensi Pendamping Desa bukan sebagai beban organisasi, akan tetapi menjadi alat strategis untuk meningkatkan TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 263 kinerja individu dan organisasi secara keseluruhan. Pada hakekatnya, pengembangan kompetensi Pendamping Desa dapat dikelompokkan dalam dua katagori, yaitu:: 1. Kompetensi Umum General Competency, artinya, meskipun pendamping memiliki posisi atau jabatan dan tugas pokoknya berbeda dalam tingkatan organisasi, namun jenis kemampuan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang bersifat dasar yang dibutuhkan akan disamakan. Misalnya, Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat, Pendamping Desa, Pendamping Lokal Desa, dan KPMD tentunya memiliki kebutuhan yang sama sebagai pendamping dalam hal teknik fasilitasi. 2. Kompetensi Khusus Spesific Competency, artinya setiap unit atau satuan kerja dalam organisasi tidak sama kebutuhan jenis keahliannya, karena latar belakang teknis substantif Technical Competence. Misalnya pendamping bidang Pemberdayaan Masayarakat Desa akan berbeda tuntutan kompetensinya dengan Pendamping Desa Teknis Infrastruktur Desa

E. Berorietasi pada Kualitas Layanan