Sinergi Pembangunan Pusat, Daerah dan Desa

TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 141 Pendekatan umum Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, yaitu Tri-Matra Pembangunan Desa dimaksudkan untuk memperkuat tugas dan fungsi Sekretariat dan seluruh Direktorat Jenderal. Program unggulan ini didesain untuk mendorong integrasi, sinergi, dan harmonisasi program di Pemerintahan pusat hingga desa dan masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan pemberdayaan masyarakat desa. Adapun Tri-Matra Pembangunan dan Pemberdayaan Desa adalah sebagai berikut: 1. Jaring Komunitas Wiradesa. Pilar ini bertujuan untuk memperkuat kualitas manusia dengan memperbanyak kesempatan dan pilihan dalam upaya untuk menegakkan hak dan martabatnya, memajukan kesejahteraan, baik sebagai individu, keluarga maupun kolektif warga Desa. 2. Lumbung Ekonomi Desa. Pilar ini merupakan pengejawantahan amanat konstitusi sebagaimana yang tertuang dalam pasal 33 UUD 1945 yaitu amanat untuk melakukan pengorganisasian kegiatan ekonomi berdasar atas asas kekeluargaan, penguasaan negara atas cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak, serta penggunaan kekayaan alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Lumbung Ekonomi Desa diarahkan untuk melakukan segala tindakan yang diperlukan untuk mewujudkan kedaulatan pangan, ketahanan energi dan kemandirian ekonomi Desa. 3. Lingkar Budaya Desa. Pilar ini merupakan suatu proses pembangunan desa sebagai bagian dari kerja budaya kolektivisme yang memiliki semangat kebersamaan, persaudaraan dan kesadaran untuk melakukan perubahan bersama dengan pondasi nilai, norma dan spirit yang tertanam di desa. Pilar ketiga ini mensyaratkan adanya promosi pembangunan yang meletakkan partisipasi warga dan komunitas sebagai akar gerakan sosial, ekonomi, budaya dan lain-lain. Gerakan pembangunan Desa tidaklah tergantung pada inisiatif orang perorang, tidak juga tergantung pada insentif material ekonomi, tetapi lebih dari itu semua adalah soal panggilan kultural. Tiga Pilar pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa di atas memiliki keterkaitan satu sama lain. Komitmen untuk menjalankan program dan kegiatan dengan menggunakan pendekatan metode ini, diharapkan dapat melipatgandakan kemampuan mencapai target dan menghasilkan dampak yang bisa dipertahankan sustained impact untuk kemajuan dan kesejahteraan Desa.

E. Sinergi Pembangunan Pusat, Daerah dan Desa

Desa sekarang telah memiliki kewenang yang cukup besar, Pasal 1 ayat 1 peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014, Desa adalah Desa dan Desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, danatau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 142 | Modul Pelatihan Pratugas Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Terkait keselarasan antara rencana pembangunan Desa dengan rencana di atasnya pusat dan daerah dihadapkan berbagai tantangan diantaranya: 1. Pembangunan nasional makro semata-mata agregasi gabungan atas pembangunan daerahwilayah atau bahkan sekedar gabungan pembangunan antar sektor semata. 2. Pembangunan nasional adalah hasil sinergi berbagai bentuk keterkaitan linkages, baik keterkaitan spasial spatial linkages atau regional linkages, keterkaitan sektoral sectoral linkages dan keterkaitan institusional institutional linkages. 3. Perubahan lingkungan strategis nasional dan internasional yang perlu diperhatikan antara lain:  Demokratisasi, proses pembangunan dituntut untuk disusun secara terbuka dan melibatkan semakin banyak unsur masyarakat  Otonomi Daerah, proses pembangunan dituntut untuk selalu sinkron dan sinergis antara Pusat, Provinsi dan Kabupaten  Kewenangan Desa, proses pembangunan harus memberikan kepercayaan bagi Desa secara mandiri untuk memenuhi kebutuhannya dengan tetap memper- timbangkan keselarasan dan sinergi antara Pusat, Provinsi, KabupatenKota.  Globalisasi, proses pembangunan dituntut untuk mampu mengantisipasi kepentingan nasional dalam kancah persaingan global  Perkembangan Teknologi, proses pembangunan dituntut untuk selalu beradaptasi dengan perubahan teknologi yang cepat Daftar Pustaka Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Tahun 2015-2019. Iis Mardeli 2015 Kedudukan Desa dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia. Tesis Program Studi Magister Ilmu Hukum Universitas Atmajaya Jogjakarta. Wahjudin Sumpeno 2010 Perencanaan Desa Terpadu Edisi Revisi, Banda Aceh. Read Indonesia. http:afpmidpwjatim.blogspot.co.id201604perencanaan-pembangunan-desa.html TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 143 SPB 5.2 Lembar Informasi Kebijakan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa

A. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional