Sistem Perencanaan Pembangunan Model Aksi Sosial Social Action Model

TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 160 | Modul Pelatihan Pratugas Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat pendapatan secara cepat dan langsung quick yielding, membuat kondisi perekonomian Desa semakin rapuh. Kondisi di atas, menunjukkan suatu kecenderungan yang dialami oleh sebagian besar masyarakat di negara-negara sedang berkembang. Hal ini memang sulit untuk dielakkan karena percepatan mekanisme ekonomis di kota jelas akan mengalahkan petumbuhan ekonomi di pedesaan. Dari sini muncul ketimpangan pertumbuhan kota dan Desa yang semakin mencolok. Di sisi lain, kota memiliki visi modern dan dinamis, sedangkan Desa karakternya lamban dan tradisional.

B. Sistem Perencanaan Pembangunan

Dalam Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional SPPN ditegaskan bahwa rencana pembangunan lebih mendorong upaya partisipasi dan aspirasi masyarakat dalam pembangunan dalam kesatuannya dengan kepentingan politis keputusan pembangunan yang ditetapkan oleh legislatif maupun kepentingan teknokratis perencanaan pembangunan yang dirumuskan oleh birokrasi. Aspirasi dan kepentingan masyarakat ini dirumuskan melalui proses perencanaan partisipatif yang secara legal menjamin kedaulatan rakyat dalam berbagai programkegiatan pembangunan Desa. Perencanaan partisipatif yang terpadukan dengan perencanaan teknokratis dan politis menjadi wujud nyata kerjasama pembangunan antara masyarakat dan pemerintah. Pada kenyataannya, aspirasi dan kepentingan masyarakat yang dirumuskan melalui proses perencanaan partisipatif tidak berdaya berhadap-hadapan dengan kepentingan politis dan teknokratis, karena dominasi pendekatan top down dalam proses perumusan kebijakan dan praktik pengambilan keputusan pembangunan di Indonesia. Model pembangunan partisipatif dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat, kemudian terbukti memiliki beberapa keunggulan, diantaranya: a. Meningkatnya kapasitas masyarakat dalam pengelolaan kegiatan pembangunan Desa; b. Partisipasi dan swadaya masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan cukup tinggi; c. Hasil dan dampaknya, khususnya dalam penanggulangan kemiskinan cukup nyata; d. Biaya kegiatan pembangunan relatif lebih murah, dibandingkan jika dilaksanakan oleh pihak lain; e. Keterbukaan dalam pengambilan keputusan dan akuntabilitas pengelolaan keuangan. Program pembangunan berbasis masyarakat yang digulirkan oleh perusahaan melalui CSR dan lembaga donor dalam beberapa hal memiliki kelemahan diantaranya; a Bersifat eksklusif tidak mengikuti mekanisme dan prosedur yang ada sesuai peraturan perundangan; b Konstruksi program bersifat ad hoc, sehingga tidak ada jaminan keberlanjutannya; c Partisipasi masyarakat dan peran pemerintah cenderung TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 161 terbentuk dalam pola hubungan zero sum game atau saling mengurangi: partisipasi masyarakat meningkat karena peran pemerintah dikurangi; d Daya tekan dan dampak program terhadap peningkatan kinerja kepemerintahan yang baik belum optimal; € dan mendorong ketergantungan kepada bantuan teknis dari pendamping atau konsultan. Oleh karena itu, diperlukan penyelarasan program yang masuk ke Desa melalui mekanisme regular dengan maksud agar inisiatif masyarakat benar-benar menjadi acuan dan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan pembangunan di daerah.

C. Konsep Penyelarasan