Pemberdayaan Pendamping Survei Kebutuhan Pelatihan

TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 264 | Modul Pelatihan Pratugas Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat Pendamping Desa. Dari proses ini dihasilkan rumusan tentang kompetensi baru yang perlu internalisasikan kepada Pendamping Desa. Pada tahap ini diidentifikasi dan dipilah-pilah materimateri pembelajaran yang diperlukan, diantaranya mencakup kompetensi umum dan kompetensi khusus termasuk dalam keterampilan sosial. Secara lebih rinci rencana peningkatan kapasitas dijabarkan secara rinci dalam bentuk kurikulum, berupa GBPP Garis-garis Besar Program Pembelajaran, TIU Tujuan Instruksional Umum dan TIK Tujuan Instruksional Khusus, serta Kerangka Acuan dari program yang akan diselenggarakan. Semua kegiatan ini dilandaskan kepada materi pembelajaran sesuai dengan upaya peningkatan kompetensi khusus. Efektivitas dan efisiensi proses belajar hendaklah dijadikan pedoman di dalam upaya meningkatkan kapasitas dan kualitas Pendamping Desa. Oleh karena itu, semua pihak terkait, yakni SKPD, Pemerintah KabupatenKota, pakar perguruan tinggi, LSM dan sukarelawan terkait serta lembaga penyandang dana donor, perlu sepakat dan mendukung gagasan pengembangan kapasitas yang lebih bersifat bottom-up program planning.

F. Pemberdayaan Pendamping

Pemberdayaan pendamping sebagai bagian dari investasi SDM Empowerment of Human Resources , merupakan aspek manajemen yang sangat strategis, karena pendamping diharapkan dapat menjadi penggerak dan daya terhadap sumber-sumber lainnya pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di Desa. Apabila pendamping tidak dapat menunjukkan daya dan memberikan daya terhadap sumber lainnya, maka dapat dipastikan pembangunan dan pemberdayaan tidak berjalan secara efektif dan efisien. Dalam pemberdayaan pendamping ada dua istilah yang perlu dipahami yaitu “pemberdayaan” dan “pendamping”. Dua kata ini memiliki makna yang sangat strategis terkait upaya memperkuat posisi dan peran dalam masyarakat. Pemberdayaan mengandung makna bahwa terjadi perubahan dinamis dan berkelanjutan dari ketidakmampuan menuju kesuksesan atau kemandirian. Sedangkan, kata pendamping bermakna subjek dan objek yang memiliki peran, kemampuan competency dan mandat dalam mendukung pembangunan dan pemberdayaan Desa. Upaya peningkatan merupakan serangkaian tindakan sistematis dalam membangun kepribadian pendamping yang mampu bertindak dan bekerja secara profesional, adaptif, berjiwa sukarela, kreatif dan siap menghadapi berbagai tantangan dan perubahan yang terjadi. Pendamping adalah mental dan cara pandang bukan identitas yang melekat dalam diri seseorang yang bersifat kontraktual, tetapi sebagai panggilan jiwa untuk bekerja bersama masyarakat dalam mencapai visi dan tujuan bersama. Cara pemberdayaan pendamping, yaitu: TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 265 1. Memberi Peran Setiap unit lembaga pasti ada yang ditunjuk untuk sebagai peran dalam melaksanakan pekerjaan yang sesuai dengan tingkat yang ada dalam lembaga tersebut. Seseorang yang diberi peran dalam pekerjaan akan merasa ada perhatian khusus dari lembaga yang dapat mempengaruhi psikologi pelakunya dan secara langsung dia mempunyai tuntutan agar orang lain berperilaku kepadanya yang sesuai dengan kondidi perannya. Misal seorang guru akan bererilaku sebagai guru yang baik dalam setiap waktu. Kondisi yang seperti itu dapat mempengaruhi dari dorongan pemberian peran. Dan jangan sampai peran yang diberikan bertentangan dengan kompetensi yang dimiliki dan kemauan jiwa yang dimiliki. Begitu pula peran yang diberikan tidak over load . Agar semua bisa teratasi dengan baik diperlukan : a Rancangan beban tugas harus jelas dan pas. b Mempunyai tujuan peran yang jelas seperti program promosi c jabatan dan lain-lainnya. d Menerapkan manajemen kinerja yang efektif. e Merancang sesuai dengan kebutuhan tugas pendamping. f Menjelaskan keseluruhan kepada pemangku kepentingan. g Membuat struktur organisasi kerja yang jelas. 2. Membentuk Kelompok Kerja Memberdayakan pendamping dapat dilakukan dengan membentuk tim atau kelompok kerja baik dilakukan secara fomal maupun non formal. Secara formal kelompok dibentuk atas dasar tugas yang diberikan oleh organisasi atau lembaga penyelenggara atau biasa disebut kelompok kerja. Sedangkan pembentukan kelompok non formal dilakukan hanya kepada personal yang mempunyai kepentingan bersama. Ada beberapa langkah dalam mebentuk kelompok: a Storming , yaitu menghimpun pendapat dari beberapa anggota kelompok dan merumuskan bersama-sama. b Pembentukan diri, yaitu saling mengenali satu sama lain dan mempelajari peran mereka dalam kelompok. c Norming , yaitu menentukan norma atau aturan-aturan yang ditetapkan. d Performing, yaitu menampilkan kegiatan yang sudah disepakati bersama-sama.

G. Pola Pengembangan Kapasitas Pendamping