Sinkronisasi Kebutuhan Pelayanan Publik Sinkronisasi Program Kewilayahan

TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 171 agar lebih terarah pada upaya memperkuat visi, misi, dan kelembagaan pembangunan daerah. Dimana Renstra dan Renja SKPD sebagai penjabaran lebih rinci dari visi dan misi SKPD secara komprehensif menjadi bagian tidak terpisahkan dari rencana pembangunan daerah baik dalam jangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang. Oleh karena itu, Forum SKPD harus dikelola secara efektif dengan melibatkan berbagai pihak agar dihasilkan suatu kerangka kebijakan yang berkesinambung an dapat diterima semua pihak, tidak menimbulkan kerentanaan sosial, konflik dan memudahkan dalam implementasinya. Lebih dari itu Forum SKPD mengupayakan komitmen pemerintah daerah untuk merealisasikan rencana pembangunan yang telah disusun serta memastikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan selaras dengan kebijakan daerah. Forum SKPD akan memudahkan pemangku kepentingan untuk mendiskusikan alternatif penyelesaian masalah, pengukuran target dan capaian kinerja SKPD, operasionalisasi substantif rencana pembangunan di atasnya lebih luas, dan menampung aspirasi yang berkembang terhadap penyelenggaraan pelayanan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. Dengan demikian, Forum SKPD menjadi jembatan dalam menselaraskan antara kebijakan, strategi yang ditetapkan dalam rencana dan realitas dalam pelaksanaannya.

G. Sinkronisasi Kebutuhan Pelayanan Publik

Forum SKPD secara dinamis berkembang untuk memberikan ruang dialogis antarpemangku kepentingan terkait substansi penyelenggaraan pelayanan sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Pelibatan para akademisi, profesional, tenaga ahli dan wakil masyarakat untuk mengkaji kesesuaian sinkronisasi dengan kebutuhan pelayanan berupa pengembangan sektor atau lintas sektor, misalnya pendidikan, kesehatan, pertanian, kehutanan dan lain-lain. Dalam proses perencanaan usulan masyarakat terkait peningkatan kualitas pelayanan dijadikan bahan pertimbangan utama oleh Forum SKPD untuk menegaskan substansi isi. Apakah usulan yang direncanakan benar-benar melalui kajian secara logis dan ilmiah sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Perencanaan yang dihasilkan melalui Forum SKPD mengintegrasikan prinsip teknokratis dan substantif yang harus sejalan dengan tugas dan fungsi kelembagaan agar program dan kegiatan yang disepakati relevan dengan isu-isu perubahan dan kebutuhan masyarakat. Menghindari penetapan prioritas program yang tidak perlu atau terlalu luas dan sulit diukur hasilnya karena tidak sebangun dengan kapasitas SKPD. Forum SKPD menjadi penting untuk melakukan penyearahan program dan kegiatan baik yang bersifat substansi bidang pengembangan, antarbidang, antarwilayah dan antarpemangku kepentingan. Disamping itu, menghindari tumpang tindih program dan kegiatan karena tidak mempertimbangkan posisi dan peran sektor lainnya dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Termasuk bagaimana masyarakat dan pemangku kepentingan lain dapat memberikan masukan dan kontribusi terhadap pengembangan pelayanan secara terpadu. TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 172 | Modul Pelatihan Pratugas Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat

H. Prioritas Kebutuhan Masyarakat dengan Pelayanan SKPD

Forum SKPD sebagai upaya membangun kesepakatan dan komitmen kelembagaan untuk menyelesaikan permasalahan pelayanan masyarakat sebagai penegasan dari tugas dan fungsi dari setiap unit kerja, dinas atau badan di daerah. Forum SKPD selayaknya mendorong keterlibatan aktif semua kelompok masyarakat khususnya kelompok rentan untuk mewujudkan pelayanan yang berkualitas. Kerapkali keterlibatan semua pemangku kepentingan khususnya kelompok masyarakat miskin menghadapi berbagai kendala dan terpinggirkan. Mereka sulit untuk terlibat dalam proses penentuan kebijakan pembangunan. Melalui forum SKPD, kelompok ini didorong untuk berpartisipasi dalam memberikan masukan sesuai kebutuhan pelayanan yang ada di masing-masing SKPD. Masyarakat menjadi sasaran pelayanan yang membentuk sifat dari layanan yang diberikan SKPD sehingga akan memberikan dampak terhadap kualitas dan kinerjanya. Penerapan analisis kebutuhan dan pelibatan pemangku kepentingan dalam penentuan kebijakan dan operasionalisasi Forum SKPD perlu dibangun dengan mekanisme teknokratis, sehingga pelayanan berfungsi secara efektif dan efisien mencapai tujuan yang diharapkan. Setiap harapan komunitas harus didasarkan kaidah perencanaan teknis agar tidak terjadi kesalahan dalam menentukan jenis dan bentuk program yang digulirkan. Dengan demikian, partisipasi masyarakat dibutuhkan dalam kerangka peningkatan kualitas pelayanan bukan pada akomodasi berbagai kepentingan yang mengaburkan peran SKPD sebagai perangkat pelayanan daerah.

I. Sinkronisasi Program Sektoral

Dalam penyusunan Rencana Pembangunan RPJPD dan RPJMD dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD yang berfungsi sebagai dokumen perencanaan regular, Pemerintah daerah perlu melakukan sinkronisasi lintas sektor melalui penyelenggaraan forum musyawarah perencanaan pembangunan musrenbang secara berjenjang, mulai dari tingkat desakelurahan, kecamatan dan kabupaten hingga propinsi. Sinkronisasi program SKPD dilakukan dalam rangka membangun sinergisitas, keterpaduan dan harmonisasi. Dalam musrenbang akan dibahas berbagai isu terkait dengan pengintegrasian isu-isu pembangunan, koordinasi dan hubungan antarSKPD serta memberikan masukan dalam mereview dokumen rancangan rencana pembangunan yang dirumuskan berdasarkan hasil kesepakatan dalam musrenbang dan menjadi bagian penting dalam pelaksanaan program SKPD. Tujuan kegiatan sektoral, yaitu :  Menselaraskan program atau kegiatan prioritas pembangunan yang diusulkan oleh kecamatan dengan rancangan program satuan perangkat daerah Renstra atau Renja SKPD.  Menetapkan program prioritas pembangunan yang akan dilaksanakan dan diintegrasikan dalam Rencana Kerja SKPD. TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 173  Menyesuaikan prioritas Renja SKPD dengan pagu dana SKPD yang termuat dalam program prioritas pembangunan daerah.  Harmonisasi program terkait peran koordinasi para pemangku kepentingan dalam rangka efektifitas pemanfaatan sumber daya dan alokasi anggaran dalam rangka penyempurnaan rencana kerja SKPD.

J. Sinkronisasi Program Kewilayahan

Sinkronisasi program kewilayahan menyangkut keselarasan dan harmonisasi kebijakan di tingkat kabupatenkota dengan pola penataan ruang untuk membangun keterpaduan kewenangan wilayah dan antarsektor dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Proses sinkronisasi membantu tim perencana untuk menentukan batas kewenangan administratif dan otoritas wilayah yang tidak menimbulkan pembatasan pelayanan tetapi untuk mempermudah akses. Misalnya mendorong pemerintah daerah agar penyediaan lahan dan infrastruktur utama dalam zona pengembangan benar-benar telah diuji kelayakannya sesuai dengan pergerakan penduduk, distribusi ekonomi, keberlanjutan dan integrasi lintas sektor. Hal ini diperlukan dalam perencanaan agar program prioritas yang diusulkan mempertimbangkan tingkat kewenangan struktur di tingkat Desa, Kecamatan dan KabupatenKota. Sinkronisasi kewilayahan untuk menghindari kesalahan dalam meletakkan tingkat kepentingan dan optimlaisasi sumber daya yang akan dimobilisasi dalam pelaksanaan pembangunan. Pada dasarnya sinkronisasi merupakan upaya menselaraskan aktivitas program dan kegiatan terkait pengembangan kewilayah dan penyediaan infrastruktur. Hasil dari kegiatan sinkronisasi ini menjadi masukan usulan program jangka menengah dan tahunan, sesuai dengan indikasi program utama yang tertuang dalam RTRWN PP No 26 Tahun 2008. Oleh karena itu, sinkronisasi program dapat membantu SKPD untuk mendefinisikan ulang setiap usulan program yang lebih realistis dan strategis dalam kerangka pengembangan potensi dan solusi terhadap masalah di daerah. Sinkronisasi program kewilayahan dapat membantu pemerintah dalam menetapkan kebutuhan berdasarkan tata ruang dan keterpaduan kebijakan dalam pembangunan suatu kawasan secara terintegrasi untuk menghindari tumpang tindih kebijakan dan optimalisasi sumber daya di daerah. Daftar Pustaka Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2006 tentang Pedoman Standar Pelayanan Minimal. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan SPM. TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 174 | Modul Pelatihan Pratugas Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat Peraturan Menteri Dalam Negeri No 132006 Lampiran A.VII tentang Kode dan Daftar Program dan Kegiatan menurut Urusan Pemerintahan Daerah. Wahjudin Sumpeno 2011 Integrasi dan Harmonisasi Rencana Pembangunan Daerah Panduan Pelatihan bagi Perencana Program Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Banda Aceh: The World Bank. Wahjudin Sumpeno 2012 Mengelola Forum SKPD. Banda Aceh: Kerjasama BKPP Aceh dan The World Bank. TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 175 Pokok Bahasan 6 PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 176 | Modul Pelatihan Pratugas Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 177 SPB 6.1 Lembar Informasi Pokok-Pokok Kebijakan Pembangunan Kawasan Perdesaan

A. Pengertian Pembangunan Kawasan Perdesaan