Judul Kata pengantar Daftar isi terdiri dari: Daftar pustaka Lampiran Rancangan Perda, jika diperlukan.

TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 49 Rancangan Perda yang disertai naskah akademik telah melalui pengkajian dan penyelarasan, yang terdiri atas: a. latar belakang dan tujuan penyusunan; b. sasaran yang akan diwujudkan; c. pokok pikiran, ruang lingkup, atau objek yang akan diatur; dan d. jangkauan dan arah pengaturan. Naskah akademik disusun dengan sistematika sebagai berikut:

1. Judul

2. Kata pengantar

3. Daftar isi terdiri dari:

a. BAB I : Pendahuluan b. BAB II : Kajian teoritis dan praktik empiris c. BAB III : Evaluasi dan analis peraturan perundang-undangan terkait d. BAB IV : Landasan filosofis, sosiologis dan yuridis e. BAB V : Jangkauan, arah pengaturan dan ruang lingkup materi muatan Perda f. BAB VI : Penutup

4. Daftar pustaka

5. Lampiran Rancangan Perda, jika diperlukan.

Rancangan Perda yang berasal dari kepala daerah dikoordinasikan oleh biro hukum provinsi atau bagian hukum kabupatenkota untuk pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi. Pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi dapat mengikutsertakan instansi vertikal dari kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum. Kepala daerah membentuk Tim penyusunan Rancangan Perda. Susunan keanggotaan Tim terdiri dari: a. Penanggungjawab : Kepala Daerah b. Pembina : Sekretaris Daerah c. Ketua : Kepala SKPD pemrakarsa penyusunan d. Sekretaris : - Provinsi: Kepala Biro Hukum; atau - KabupatenKota: Kepala Bagian Hukum e. Anggota : SKPD terkait sesuai kebutuhan Tim ditetapkan dengan keputusan kepala daerah. Ketua Tim melaporkan perkembangan Rancangan Perda danatau permasalahan kepada sekretaris daerah. Rancangan Perda kabupatenkota yang telah dibahas harus mendapatkan paraf koordinasi dari kepala bagian hukum dan pimpinan SKPD terkait. TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 50 | Modul Pelatihan Pratugas Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat Pimpinan SKPD atau pejabat yang ditunjuk mengajukan Rancangan Perda yang telah mendapat paraf koordinasi kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah. Dimana, Sekretaris daerah dapat melakukan perubahan danatau penyempurnaan terhadap Rancangan Perda yang telah diparaf koordinasi.Perubahan danatau penyempurnaan Rancangan Perda dikembalikan kepada pimpinan SKPD pemrakarsa. Hasil penyempurnaan Rancangan Perda disampaikan kepada sekretaris daerah setelah dilakukan paraf koordinasi oleh kepala biro hukum provinsi atau kepala bagian hukum kabupatenkota serta pimpinan SKPD terkait. Sekretaris daerah menyampaikan Rancangan Perda kepada kepala daerah. Selanjutnya Kepala daerah menyampaikan Rancangan Perda kepada pimpinan DPRD untuk dilakukan pembahasan. Kepala daerah membentuk Tim asistensi pembahasan Rancangan Perda. Tim asistensi diketuai oleh sekretaris daerah atau pejabat yang ditunjuk oleh kepala daerah. Persiapan Penyusunan Perda di Lingkungan DPRD Rancangan Perda yang berasal dari DPRD dapat diajukan oleh anggota DPRD, komisi, gabungan komisi, atau Balegda. Rancangan Perda disampaikan secara tertulis kepada pimpinan DPRD disertai naskah akademik danatau penjelasan atau keterangan yang memuat pokok pikiran dan materi muatan yang diatur, daftar nama dan tanda tangan pengusul, dan diberikan nomor pokok oleh sekretariat DPRD. Rancangan Perda mengenai: a APBD; b pencabutan Perda; atau c perubahan Perda yang hanya terbatas mengubah beberapa materi, hanya disertai dengan penjelasan atau keterangan. Rancangan Perda yang disertai naskah akademik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 telah melalui pengkajian dan penyelarasan, yang terdiri atas: a. latar belakang dan tujuan penyusunan; b. sasaran yang akan diwujudkan; c. pokok pikiran, ruang lingkup, atau objek yang akan diatur; dan d. jangkauan dan arah pengaturan. Naskah akademik disusun dengan sistematika sebagai berikut:

1. Judul