Pendekatan Kemitraan Tiga Pihak

TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 226 | Modul Pelatihan Pratugas Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat 8. Mengambil peran mediasi dalam menjembatani permasalahan dan kebutuhan pembangunan Desa dengan pihak ketiga terutama sumber pendanaan, teknologi, sistem infomaasi dan pasar dengan menempatkan masing-masing pihak secara setara, saling menguntungkan dan berkeadilan; 9. Mendorong jaring usaha business link dengan pemasok, pasar dan penyedia jasa lain dalam rangka pembangunan ekonomi dengan mendayagunakan potensi lokal dengan memperkuat daya tawar Desa terhadap produk unggulannya.

E. Pendekatan Kemitraan Tiga Pihak

Pendekatan kemitraan pemerintah desa-swasta-masyarakat Public-Private-Community Partnership atau dikenal dengan Three Sector Partnership merupakan model operasional kerjasama strategis untuk mencapai pembangunan secara berkelanjutan dimana tiga pihak secara bersama-sama membangun komitmen, mengembangkan unit usahalayanan yang saling menguntungkan dan memberikan manfaat sebesar- besarnya bagi masyarakat Desa. Indikator keberhasilan pembangunan Desa akan sangat ditentukan seberapa besar irisan peran masing-masing pihak sinergi dapat dilakukan oleh tiga pihak pelaku pembangunan. Dalam kenyataannya sangat sulit untuk mencantumkan seluruh bentuk kerjasama dalam dokumen perencanaan Desa hingga rencana pembangunan daerah. Kerjasama tersebut merupakan bentuk kesepamahan multipihak tidak hanya pemerintah secara sepihak. Oleh karena itu, semua pihak perlu membangun kebutuhan dan model pembangunan yang melibatkan para pemangku kepentingan lain mulai dari tahapan persiapan, perencanaan, pengembangan, pengelolaan dan pengawasannya. Dalam kerangka tersebut, sektor swasta akan mendapatkan keuntungan dalam jangka panjang dengan inklusifitas berimbang antara rantai produsen dan konsumen, sektor publik akan mendapatkan keuntungan dengan tambahan sumber daya dan nilai investasi serta keterjaminan partisipasi dan kepemilikan para pihak; sedangkan masyarakat di Desa akan memperoleh manfaat dengan perolehan keterampilan, pengetahuan dan teknologi baru. Model kerjasama dan kemitraan antara pemerintah Desa, swasta dan masyarakat akan menjadi pendekatan terbaik untuk mencapai pertumbuhan inklusif dan pembangunan yang adil dan berkelanjutan. Program pembangunan Desa yang baik tentunya akan mendorong formulasi dan memfasilitasi terbangunnya kesepahaman, kesepakatan dan dukungan bersama dari berbagai pihak khususnya sektor swasta dalam mendukung pencapaian target sesuai rencana pembangunan Desa. Pada saat yang bersamaan. Masyarakat Desa akan mendorong praktek pengelolaan terbaik dalam penyelenggaraan pemerintahan Desa, pembangunan Desa dan pemberdayaan masyarakat. Model kemitraan pembangunan tersebut akan dikembangkan pada skala pengelolaan yang paling kecil, mulai dari skala desa hingga tingkat kabupaten. Salah satu bentuk kemitraan yang dibangun melalui kemitraan usaha yang ditunjukkan pada kemampuan kerja sama yang lebih teratur dan terarah, sehingga TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 227 pengembangan sistem agribisnis mempunyai daya guna yang lebih tinggi dan berdampak positif bagi peningkatan kesejahteraan para pelaku agribisnis di pedesaan. Dihasilkannya produk pertanian berdaya saing tinggi, dapat dipandang sebagai interaksi sinergis dari komponen budaya material, peran kewirausahaan dan kelembagaan kemitraan yang terbangun dengan baik. Struktur organisasi ekonomi masyarakat pedesaan sangat rapuh dan hal itu tercermin dari posisi pelaku ekonomi pedesaan yang tidak “memiliki” kekuatan memadai untuk melakukan bargaining position dengan pelaku ekonomi di luar desa. Lemahnya bargaining position tersebut disebabkan oleh banyak faktor, antara lain kelemahan dalam pengorganisasian kelompok tani, penguasaan permodalan usaha, interdependensi yang sangat timpang antar pelaku ekonomi pedesaan dengan luar pedesaan. Pola keorganisasian kemitraan yang ada dewasa ini, yaitu program pemerintah inti-plasma, tradisional patront client dan pasar “rasional” masih menempatkan petani pada posisi yang tereksploitasi secara sangat tidak adil. Pola pemerintah menunjukkan terlalu dominannya intervensi pemerintah dan pada umumnya menempatkan plasma pada posisi yang lemah. Pola tradisional sulit menumbuhkan semangat dan kreativitas serta mengembangkan diri, sedangkan pola pasar menyebabkan besarnya ketergantungan petani terhadap usahawan dan dapat menimbulkan konglomerasi. Bagi pengembangan agribisnis “kecil” masalah yang sering dihadapi terutama adalah ketidakseimbangan rebut tawar bargaining position dan adanya intransparansi bisnis. Oleh sebab itu peran pemerintah selain sebagai regulator dan pemberi insentif, juga perlu diarahkan untuk membantu pengembangan kegiatan kemitraan usaha agribisnis kecil. Daftar Pustaka Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa. BPD Desa Cidenok tt. Pembangunan Pertanian dan Perekonomian Pedesaan Melalui Kemitraan Usaha Berwawasan Agribisnis . http:bpdcidenok.blogspot.co.id- diakses tanggal 8 201307pembangunan-pertanian-dan-perekonomian.html Agustus 2016 9.00 WIB. Hasyemi Rafsanzani, Bambang Supriyono, Suwondo tt Kemitraan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa dengan Kepala Desa Dalam Perencanaan Pembangunan Desa: Studi Kasus di Desa Sumber Ngepoh Kecamatan Lawang Kabupaten Malang . Malang: Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya. Jurnal Administrasi Publik JAP, Vol. 1, No. 4, Hal. 67-72 . TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 228 | Modul Pelatihan Pratugas Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat Idham Arsyad 2015 Buku 9 Membangun Jaringan Sosial dan Kemitraan. Jakarta: Kementerian Desa , Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia. Wahjudin Sumpeno., dkk 2015 Modul Pelatihan Penyegaran Pendamping Desa Dalam Rangka Pengkahiran dan Implementasi Undang-Undang Desa . Jakarta: Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia. http:penabulufoundation.orgkemitraan-pemerintah-swasta-komunitas TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 229 Pokok Bahasan 8 FASILITASI PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DESA SID TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 230 | Modul Pelatihan Pratugas Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 231 SPB 8.1 Lembar Informasi Sistem Informasi Desa SID

A. Latar Belakang