Pendahuluan Tujuan Pendampingan Kawasan Perdesaan

TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 203 SPB 6.4 Lembar Informasi Strategi Pendampingan Kawasan Perdesaan

A. Pendahuluan

Undang-undang Desa menghadirkan istilah pendampingan, sebuah istilah di lingkup kerja birokrasi yang relatif tidak biasa. Dalam lingkup kerja birokratik lebih dikenal istilah bimbingan, pembinaan dan pengawasan. Ketiga istilah tersebut menunjukkan konteks hubungan yang bersifat struktural. Ada stratifikasi kewenangan yang jelas untuk menentukan siapa yang harus membimbing dan siapa yang harus dibimbing. Stratifikasi ditentukan oleh posisi birokrasi dan fungsi teknokrasi. Di samping berjarak pola hubungan antara kedua aktor bersifat fungsional dan teknis. Kegiatan bimbingan, pembinaan dan pengawasan juga hanya bersifat pragmatis, untuk menyelesaikaan satu proyek tertentu dalam waktu tertentu. Sedangkan istilah pendampingan sudah umum dipergunakan di lingkungan yang lebih egaliter, setara. Seorang pendamping, termasuk dalam kerangka UU Desa, adalah seorang yang datang dari luar desa dengan misi utama menjadi bagian live with dari masyarakat desa di kawasan perdesaan yang akan didampingi. Untuk itu di samping komitmen, keterampilan utama yang dibutuhkan seorang pendamping adalah melakukan adaptasi sebeum kemudian mampu memfasilitasi dan mengintegrasikan gagasan dan kepentingan masyarakat desa ke dalam satu tujuan bersama. Dalam kerangka itu maka pendekatan dengan gaya bimbingan dan pengawasan menjadi tidak relevan dilakukan oleh seorang pendmping.

B. Tujuan Pendampingan Kawasan Perdesaan

Pembangunan Kawasan Perdesaan sebagai mekanisme kegiatan menuju peningkatan kesejahteraan masyarakat desa memiliki dimensi yang luas dan menyakup beragam aspek yang pelaksanaannya tidak hanya terdiri dari kerja-kerja birokratis dan kerja teknokratis pemerintah, baik pusat, daerah provinsi maupun kabupatenkota. Dengan mempertimbangkan kenyataan itu pemerintah tidak berpretensi untuk menyelesaikan sendirian dalam melaksanakan Pembangunan Kawasan Perdesaan. Karena itulah UU Desa mengamanatkan kepada penyelenggara Pembangunan Kawasan Perdesaan untuk TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 204 | Modul Pelatihan Pratugas Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat dapat menghadirkan pendamping dari pihak ketiga guna membantu penyelenggaraan Pembangunan Kawasan Perdesaan Pasal 19, ayat 1 Permen Desa PDTT No.52016. Kerja pendampingan tidak hanya bersifat fungsional, bukan pula sekadar perpanjangan asistensi kerja birokratis dan teknokratis. Dalam UU Desa pendampingan ditempatkan sebagai salah satu kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat Pasal 1, ayat 12 UU Desa. Pasal tersebut menegaskan pentingnya pendampingan sebagai salah satu kegiatan yang ikut menentukan tingkat perkembangan Pembangunan Kawasan Perdesaan. Tujuan pendampingan tak lepas dari tujuan pelaksanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan yaitu memfasilitasi percepatan peningkatan kualitas pelayanan, pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat desa di Kawasan Perdesaan melalui pendekatan pembangunan partisipatif Pasal 83, ayat 2 UU Desa. Ketentuan tersebut menunjuk pada peran substansial kerja pendampingan, setidaknya memastikan keterlibatan aktif para aktor, utamanya pemerintah desa dan masyarakat desa dalam Pembangunan Kawasan Perdesaan. Terkait dengan tujuan pendampingan, secara normatif tugas pendamping Kawasan Perdesaan ditetapkan untuk a membantu memfasilitasi TKPKP kabupatenkota dalam perencanaan dan penetapan Pembangunan Kawasan Perdesaan, dan b memfasilitasi dan membimbing desa dalam Pembangunan Kawasan Perdesaan. Namun pada pelaksanaannya tugas dan fungsi pendamping Kawasan Perdesaan akan jauh lebih kompleks karena ketentuan normatif tersebut berangkat dari asumsi pendamping hadir di sebuah kawasan perdesaan yang secara ideal sudah memiliki dasar perundangan tetap baik Surat Keputusan, Peraturan BupatiWalikota danatau Peraturan Daerah. Kerja advokasi untuk penguatan status keberadaan Kawasan Perdesaan merupakan bagian dari tugas utama pendamping yang hadir di Kawasan Perdesaan yang belum memiliki ketetapan atau dasar perundangan. Demikian halnya dengan keberadaan TKPKP, tidak setiap kabupatenkota setelah menetapkan Kawasan Perdesaan tidak dengan sendirinya menyiapkan tim kerja untuk pembangunan Kawasan Perdesaan. Ketentuan normatif mengenai tugas pendamping sebagaimana ditetapkan dalam Permendes merupakan ketentuan tugas minimum yang harus menjadi acuan kerja pendampingan. Sedangkan acuan ideal tugas seoang pendamping adalah ketentuan mengenai tujuan dari Pembangunan Kawasan Perdesaan. Untuk itu pendamping dituntut mampu menginisiasi tugas-tugas yang dibutuhkan untuk mendorong dan memfasilitasi upaya setiap aktor terkait dalam mewujudkan tujuan Pembangunan Kawasan Perdesaan.

C. Bidang Tugas Pendamping