Pendahuluan Tujuan Pendampingan Kawasan Perdesaan
A. Pendahuluan
Undang-undang Desa menghadirkan istilah pendampingan, sebuah istilah di lingkup kerja birokrasi yang relatif tidak biasa. Dalam lingkup kerja birokratik lebih dikenal istilah bimbingan, pembinaan dan pengawasan. Ketiga istilah tersebut menunjukkan konteks hubungan yang bersifat struktural. Ada stratifikasi kewenangan yang jelas untuk menentukan siapa yang harus membimbing dan siapa yang harus dibimbing. Stratifikasi ditentukan oleh posisi birokrasi dan fungsi teknokrasi. Di samping berjarak pola hubungan antara kedua aktor bersifat fungsional dan teknis. Kegiatan bimbingan, pembinaan dan pengawasan juga hanya bersifat pragmatis, untuk menyelesaikaan satu proyek tertentu dalam waktu tertentu. Sedangkan istilah pendampingan sudah umum dipergunakan di lingkungan yang lebih egaliter, setara. Seorang pendamping, termasuk dalam kerangka UU Desa, adalah seorang yang datang dari luar desa dengan misi utama menjadi bagian live with dari masyarakat desa di kawasan perdesaan yang akan didampingi. Untuk itu di samping komitmen, keterampilan utama yang dibutuhkan seorang pendamping adalah melakukan adaptasi sebeum kemudian mampu memfasilitasi dan mengintegrasikan gagasan dan kepentingan masyarakat desa ke dalam satu tujuan bersama. Dalam kerangka itu maka pendekatan dengan gaya bimbingan dan pengawasan menjadi tidak relevan dilakukan oleh seorang pendmping.B. Tujuan Pendampingan Kawasan Perdesaan
Pembangunan Kawasan Perdesaan sebagai mekanisme kegiatan menuju peningkatan kesejahteraan masyarakat desa memiliki dimensi yang luas dan menyakup beragam aspek yang pelaksanaannya tidak hanya terdiri dari kerja-kerja birokratis dan kerja teknokratis pemerintah, baik pusat, daerah provinsi maupun kabupatenkota. Dengan mempertimbangkan kenyataan itu pemerintah tidak berpretensi untuk menyelesaikan sendirian dalam melaksanakan Pembangunan Kawasan Perdesaan. Karena itulah UU Desa mengamanatkan kepada penyelenggara Pembangunan Kawasan Perdesaan untuk TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 204 | Modul Pelatihan Pratugas Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat dapat menghadirkan pendamping dari pihak ketiga guna membantu penyelenggaraan Pembangunan Kawasan Perdesaan Pasal 19, ayat 1 Permen Desa PDTT No.52016. Kerja pendampingan tidak hanya bersifat fungsional, bukan pula sekadar perpanjangan asistensi kerja birokratis dan teknokratis. Dalam UU Desa pendampingan ditempatkan sebagai salah satu kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat Pasal 1, ayat 12 UU Desa. Pasal tersebut menegaskan pentingnya pendampingan sebagai salah satu kegiatan yang ikut menentukan tingkat perkembangan Pembangunan Kawasan Perdesaan. Tujuan pendampingan tak lepas dari tujuan pelaksanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan yaitu memfasilitasi percepatan peningkatan kualitas pelayanan, pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat desa di Kawasan Perdesaan melalui pendekatan pembangunan partisipatif Pasal 83, ayat 2 UU Desa. Ketentuan tersebut menunjuk pada peran substansial kerja pendampingan, setidaknya memastikan keterlibatan aktif para aktor, utamanya pemerintah desa dan masyarakat desa dalam Pembangunan Kawasan Perdesaan. Terkait dengan tujuan pendampingan, secara normatif tugas pendamping Kawasan Perdesaan ditetapkan untuk a membantu memfasilitasi TKPKP kabupatenkota dalam perencanaan dan penetapan Pembangunan Kawasan Perdesaan, dan b memfasilitasi dan membimbing desa dalam Pembangunan Kawasan Perdesaan. Namun pada pelaksanaannya tugas dan fungsi pendamping Kawasan Perdesaan akan jauh lebih kompleks karena ketentuan normatif tersebut berangkat dari asumsi pendamping hadir di sebuah kawasan perdesaan yang secara ideal sudah memiliki dasar perundangan tetap baik Surat Keputusan, Peraturan BupatiWalikota danatau Peraturan Daerah. Kerja advokasi untuk penguatan status keberadaan Kawasan Perdesaan merupakan bagian dari tugas utama pendamping yang hadir di Kawasan Perdesaan yang belum memiliki ketetapan atau dasar perundangan. Demikian halnya dengan keberadaan TKPKP, tidak setiap kabupatenkota setelah menetapkan Kawasan Perdesaan tidak dengan sendirinya menyiapkan tim kerja untuk pembangunan Kawasan Perdesaan. Ketentuan normatif mengenai tugas pendamping sebagaimana ditetapkan dalam Permendes merupakan ketentuan tugas minimum yang harus menjadi acuan kerja pendampingan. Sedangkan acuan ideal tugas seoang pendamping adalah ketentuan mengenai tujuan dari Pembangunan Kawasan Perdesaan. Untuk itu pendamping dituntut mampu menginisiasi tugas-tugas yang dibutuhkan untuk mendorong dan memfasilitasi upaya setiap aktor terkait dalam mewujudkan tujuan Pembangunan Kawasan Perdesaan.C. Bidang Tugas Pendamping
Parts
» Modul pratugas tenaga ahli pemberdayaan masyarakat 2017
» Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat Desa TA-PMD
» Tenaga Ahli Infrastruktur Desa TA-ID
» Tenaga Ahli Pembangunan Partisipatif TA-PP
» Tenaga Ahli Pemberdayaan Ekonomi Desa TA-PED
» Tenaga Ahli Pengembangan Teknologi Tepat Guna TA-TTG
» Latar Belakang Tenaga Ahli Pelayanan Sosial Dasar TA-PSD
» Paradigama Desa Lama dan Desa Baru
» Desa Maju, Kuat, Mandiri dan Demokratis
» Desa sebagai suatu Kesatuan Pemerintahan dan Masyarakat
» Desa Sebagai Masyarakat Berpemerintahan
» Pengertian Demokrasi Desa Kedaulatan, Kewenangan dan Prakarsa Lokal
» Prespektif Demokrasi Desa Demokrasi Lokal Demokrasi Desa
» Desa sebagai Arena Demokrasi
» Prinsip Demokrasi Desa Kedaulatan, Kewenangan dan Prakarsa Lokal
» Lembaga Demokrasi Desa Kedaulatan, Kewenangan dan Prakarsa Lokal
» Pengertian Kepemimpinan Desa Kedaulatan, Kewenangan dan Prakarsa Lokal
» Variabel Pemerintahan dalam Kepemimpinan Desa Fungsi Kepemimpinan Desa
» Tipe Kepemimpinan Desa Kedaulatan, Kewenangan dan Prakarsa Lokal
» Kepemimpinan dalam Musyawarah Desa
» Kepemimpinan dalam Pemerintahan Desa
» Membangun Kepemimpinan di Desa
» Pengertian Kewenangan Desa Kedaulatan, Kewenangan dan Prakarsa Lokal
» Hubungan Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Kewenangan Desa
» Perbedaan Kewenangan Desa Sebelum dan Sesudah Undang-Undang Desa
» Tataurutan Perundang-Undangan di Indonesia
» Hirarki Peraturan Perundang-Undangan Kewenangan Desa meliputi:
» Produk Hukum Daerah Perencanaan
» Penyusunan Produk Hukum Bersifat Penetapan Pengesahan, Penomoran, Pengundangan dan Autentifikasi
» Partisipasi Masyarakat Latar Belakang
» Judul Kata pengantar Daftar isi terdiri dari: Daftar pustaka Produk Hukum Daerah
» Produk Hukum Pusat Modul pratugas tenaga ahli pemberdayaan masyarakat 2017
» Latar Belakang Identifikasi Isu dan Masalah
» Identifikasi Dasar Hukum Legal Baseline Penyusunan Naskah Akademik
» Substansi Naskah Akademik Modul pratugas tenaga ahli pemberdayaan masyarakat 2017
» Format Naskah Akademik Modul pratugas tenaga ahli pemberdayaan masyarakat 2017
» Prosedur Penyusunan Peraturan Daerah
» Mekananisme Pengawasan Daerah Proses Penyusunan Naskah Akademik
» Latar belakang Pengertian Proses Penyusunan Naskah Akademik
» Tujuan Proses Penyusunan Naskah Akademik
» Sasaran Prinsip-Prinsip Proses Penyusunan Naskah Akademik
» Ruang Lingkup Proses Penyusunan Naskah Akademik
» Rapat Koordinasi Studi Kelompok antarpendamping
» Diskusi Terbatas Workshop Modul pratugas tenaga ahli pemberdayaan masyarakat 2017
» Teknik Kunjungan Lapang Observasi Percakapan Pribadi
» Intervisitasi Seleksi Sumber Pembelajaran Menilai Diri Sendiri Self Evaluation
» Diskusi Panel Seminar Simposium Demonstrasi
» Kelemahan Mekanisme Modul pratugas tenaga ahli pemberdayaan masyarakat 2017
» Siklus Penilaian Kinerja Sistem Penilaian Kinerja
» Manajemen dan Administrasi Penilaian Kinerja Pihak yang Dinilai
» Penutup Latar Belakang Aspek Penilaian
» Berjenjang Berkelanjutan Komprehensif Implementatif
» Bimbingan Tugas Bimbingan Karir
» Bimbingan Sosial Coaching Modul pratugas tenaga ahli pemberdayaan masyarakat 2017
» Counseling Modul pratugas tenaga ahli pemberdayaan masyarakat 2017
» Arah Keberdayaan Masyarakat Mentoring
» Dimensi dan Tingkat Keberdayaan
» Tipologi Keberdayaan Masyarakat Mentoring
» Kemandirian Masyarakat Indeks Desa Membangun dan Keberdayaan Masyarakat
» Latar Belakang Tujuan Pemberdayaan Masyarakat
» Pemberdayaan Masyarakat dan Pendampingan
» Latar Belakang Model Aksi Sosial Social Action Model
» Kedudukan Desa dalam Pembangunan Daerah
» Kedudukan dan Kewenangan Desa
» Pembangunan Desa dalam Sistem Pembangunan Nasional
» Sinergi Pembangunan Pusat, Daerah dan Desa
» Arah Kebijakan dan Strategi Nasional
» Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan dan Pemberdayaan Desa
» Tugas Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat
» Tiga Pilar Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
» Pemberdayaan Masyarakat Desa PMD
» Infrastruktur Desa ID Model Aksi Sosial Social Action Model
» Pembangunan Partisipatif PP Model Aksi Sosial Social Action Model
» Sistem Perencanaan Pembangunan Model Aksi Sosial Social Action Model
» Konsep Penyelarasan Model Aksi Sosial Social Action Model
» Musyawarah Rencana Pembangunan Model Aksi Sosial Social Action Model
» Restrukturisasi Program dan Kegiatan
» Penerapan Anggaran Terpadu Unified Budget
» Latar Belakang Pengertian Integrasi Program
» Manfaat Integrasi Program Model Aksi Sosial Social Action Model
» Ruang Lingkup Integrasi Program Pengintegrasian dalam Forum SKPD
» Keselarasan Rencana Pembangunan Daerah
» Sinkronisasi Kebutuhan Pelayanan Publik Sinkronisasi Program Kewilayahan
» Pengertian Pembangunan Kawasan Perdesaan
» Pengusulan Kawasan Perdesaan Penetapan dan perencanaan kawasan Perdesaan
» Pembiayaan Pembangunan Kawasan Perdesaan Pelaporan dan Evaluasi Pembangunan Kawasan Perdesaan
» Kelembagaan TKPKP untuk Pembangunan Kawasan Perdesaan
» Pendanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan Pembinaan Pembangunan Kawasan Perdesaan Pendahuluan
» Memeratakan Pembangunan Model Aksi Sosial Social Action Model
» Memperkuat Desa Model Aksi Sosial Social Action Model
» Memberdayakan Masyarakat Model Aksi Sosial Social Action Model
» Konsep Pembangunan Kawasan Perdesaan Dasar Hukum Pembangunan Kawasan Perdesaan
» Arah Pembangunan Kawasan Perdesaan Ruang Lingkup Pembangunan Kawasan Perdesaan
» Kewenangan Pembangunan Kawasan Perdesaan
» Inisiatif Pembangunan Kawasan Strategi Dasar Pengembangan Kawasan
» Penataan Ruang Kawasan Perdesaan
» Peningkatan Daya Saing Kawasan Perdesaan
» Pendahuluan Tujuan Pendampingan Kawasan Perdesaan
» Bidang Tugas Pendamping Model Aksi Sosial Social Action Model
» Latar Belakang Tujuan Prinsip-Prinsip
» Badan Kerjasama Antar-Desa Tata Cara Kerjasama
» Keanggotaan Pembiayaan Bidang Teknis
» Berakhirnya Kerjasama dan Penyelesaian Perselisihan
» Latar Belakang Peran Pendamping Desa
» Kerjasama dengan Pihak Ketiga untuk Pembangunan dan Pemberdayaan
» Fasilitasi Kemitraan dengan Pihak Ketiga
» Pendekatan Kemitraan Tiga Pihak
» Latar Belakang Bidang Teknis
» Memahami Sistem Informasi Desa
» Maksud dan Tujuan Sistem Informasi Desa Prinsip-Prinisp Pengembangan Sistem Informasi Desa
» Manfaat Sistem Informasi Desa
» Penerapan Sistem Informasi Desa Latar Belakang
» Ruang Lingkup Manfaat Bidang Teknis
» Kelemahan Model e-government Bidang Teknis
» Data dan Informasi Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi
» Tatakelola Domain dan Portal
» Pembiayaan Evaluasi Pengertian Bidang Teknis
» Tujuan Sasaran Manfaat Bidang Teknis
» Tahapan Analisis Kebutuhan Pengembangan Kapasitas
» Instrumen Pengumpul Informasi dan Data
» Analisis Kinerja Analisis Tugas
» Studi Kompetensi Modul pratugas tenaga ahli pemberdayaan masyarakat 2017
» Latar Belakang Survei Kebutuhan Pelatihan
» Tingkatan Pengembangan Kapasitas Survei Kebutuhan Pelatihan
» Pola Kerja Pengembangan Kapasitas
» Kompetensi Pendamping Desa Survei Kebutuhan Pelatihan
» Berorietasi pada Kualitas Layanan
» Pemberdayaan Pendamping Survei Kebutuhan Pelatihan
» Pola Pengembangan Kapasitas Pendamping
» Pengertian Pembelajaran Mikro Survei Kebutuhan Pelatihan
Show more