Studi Kompetensi Modul pratugas tenaga ahli pemberdayaan masyarakat 2017

TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 256 | Modul Pelatihan Pratugas Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat

3. Studi Kompetensi

Spencer dan spencer dalam Wibowo 2010:325 menyatakan bahwa kompetensi eruupakan landasan dasar karakteristik orang dan mengindikasikan cara berperilaku atau berpikir, menyamakan situasi, dan mendukung untuk periode waktu cukup lama. Kompetensi pada hakikatnya memiliki komponen knowledge, skill, dan personal attitude, dengan demikian secara umum kompetensi dapat diartikan sebagai tingkat pengetahuan, keterampilan dan tingkah laku yang dimiliki seseorang dalam menjalankan tugas yang dibebankannya didalam organisasi. Terdapat lima lima kategori kompetensi, yang terdiri dari : a Task achievement merupakan kategori kompetensi yang berhubungan dengan kinerja baik. Kompetensi yang berkaitan dengan Task achievement ditunjukan oleh: orientasi pada hasil, mengelola kinerja, memengaruhi, inisiatif, efisiensi produksi, fleksibilitas, inovasi, peduli pada kualitas, perbaikan berkelanjutan, dan keahlian teknis. b Relationship merupakan kategori kompetensi yang berhubungan dengan komunikasi dan bekerja baik dengan orang lain dan memeuaskan kebutuhannya. c Personal attribute merupakan kompetensi karakteristik individu yang meng- hubungkan bagaimana orang berpikir, merasa, belajar, dan berkembang. d Managerial merupakan kompetensi yang secara spesifik berkaitan dengan pengelolaan, pengawasan, dan pengembangan orang. e Leadership merupakan kompetensi yang berhubungan dengan memimpin organisasidan orang untuk mencapai maksud, visi, dan tujuan organisasi. Dengan demikian, standar kompetensi merupakan kemampuan seseorang yang dapat terobservasi mencakup atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan standar performa yang ditetapkan. Mengaacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia SKKNI rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan danatau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Standar kompetensi kerja dikembangkan mengacu pada Permenakertrans No. 21MEN2007 tentang Tata Cara Penetapan SKKNI. Atas dasar penetapan tersebut maka standar kompetensi yang dikembangkan harus mengacu kepada Regional Model of Competency Standard RMCS. Prinsip yang harus dipenuhi dalam penyusunan standar dengan model RMCS yang merefleksikan kompetensi tenaga kerja yang dibutuhkan oleh dunia usaha dan industri, maka harus memenuhi beberapa hal sebagai berikut: a Fokus kepada kebutuhan dunia usahadunia industri. Dimana kompetensi kerja yang berlaku dan diibutuhkan oleh dunia usahadunia industri, dalam upaya melaksanakan proses bisnis sesuai dengan tuntutan oprasional perusahaan yang dipengaruhi oleh dampak era globalisasi; TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 257 b Kompatibilitas. Memiliki kompatibilitas dengan standar yang berlaku di dunia usahadunia industri untuk bidang pekerjaan yang sejenis dan kompatibel dengan standar sejenis yang berlaku dinegara lain ataupun secara internasional. c Fleksibilitas. Memiliki sifat generik yang mampu mengakomodasi perubahan dan penerapan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang diaplikasikan dalam bidang pekerjaan terkait; d Keterukuran. Meskipun bersifat generik standar kompetensi harus memiliki kemampuan ukur yang akurat, untuk itu standar harus terfokus pada apa yang diharapkan dapat dilakukan pekerja di tempat kerja, memberikan pengarahan yang cukup untuk pelatihan dan penilaian, diperlihatkan dalam bentuk hasil akhir yang diharapkan, selaras dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, standar produk dan jasa yang terkait serta kode etik profesi. e Ketelusuran. Standar harus memiliki sifat ketelusuran yang tinggi, sehingga dapat menjamin: ebenaran substansi yang tertuang dalam standar, dapat tertelusuri sumber rujukan yang menjadi dasar perumusan standar f Transferlibilitas. Terfokus pada keterampilan dan pengetahuan yang dapat dialihkan kedalam situasi maupun di tempat kerja yang baru. Aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja, terumuskan secara holistik menyatu.

4. Survei Kebutuhan Pelatihan