TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
192
| Modul Pelatihan Pratugas Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat
desa yang berbatasan dalam sebuah wilayah perencanaan terpadu yang memiliki kesamaan danatau keterkaitan masalah atau potensi pengembangan. Pasal 9 ayat 2
mengatur supaya penetapan pembangunan Kawasan Perdesaan dilakukan dengan memperhatikan:
1.
Kegiatan Pertanian;
2.
Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Lainnya;
3.
Tempat Permukiman Perdesaan;
4.
Tempat Pelayanan Jasa Pemerintahan, Sosial Dan Ekonomi Perdesaan;
5.
Nilai Strategis dan Prioritas Kawasan;
6.
Keserasian Pembangunan Antar Kawasan dalam Wilayah KabupatenKota;
7.
Kearifan Lokal dan Eksistensi Masyarakat Hukum Adat;
8.
Keterpaduan dan Keberlanjutan Pembangunan.
Ruang lingkup pembangunan kawasan perdesaan diantaranya mengatur tentang penggunaan dan pemanfaatan lahan. Dengan diaturnya penggunaan dan pemanfaatan
lahan bisa mengurangi mis-alokasi sumberdaya yang selama ini terjadi antara kawasan perdesaan dan perkotaan. Keadaan yang selama ini terjadi adalah kurangnya investasi
infrastruktur yang tercermin pada kurangnya fasilitas jasa umum di perdesaan. Undang- Undang Desa dapat memaksa pemerintah untuk mengalokasikan dananya ke alokasi
yang lebih produktif di perdesaan.
Rencana pembangunan kawasan perdesaan harus mengacu pada RPJMD KabupatenKota dan dibahas bersama oleh pemerintah pusat, provinsi, kabupaten
kota, dan Pemerintah Desa. Ditegaskan bahwa pembangunan kawasan perdesaan yang terkait dengan pemanfaatan aset desa dan tata ruang desa wajib melibatkan
pemerintah desa. Perencanaan, pelaksanaan, dan pemanfaatannya sendiri harus merujuk pada hasil Musyawarah Desa. Secara eksplisit kedua pasal ini bertujuan
memperkuat Pemerintah Desa dalam penyelenggaraan pembangunan serta menjadikan pemerintah desa sebagai subyek pembangunan.
E. Kewenangan Pembangunan Kawasan Perdesaan
Kawasan Strategis Kabupaten yang ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kabupaten sesuai dengan UU No. 262007 dengan eksistensi Kawasan
Perdesaan yang ditetapkan oleh Bupati menurut UU No. 62014. Kedua kebijakan tersebut memiliki penekanan dan prioritas yang berbeda dalam memfungsikan
kawasan, khususnya kawasan perdesaan, tetapi sesungguhnya keduanya secara bersamaan dapat memberikan dan menguatkan interaksi antara perencanaan ruang
dengan pembangunan sektoral.
Diawali dengan dua dokumen utama sebagai dasar dalam perencanaan pembangunan daerah, yaitu dokumen RTRW yang berfungsi sebagai pengendalian
pemanfaatan ruang dan dokumen RPJMD kabupaten yang berfungsi sebagai strategi pencapaian target pembangunan daerah. Kedua tipe pengembangan kawasan ini, akan
TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 193
bekerja dalam suatu ruang kabupaten secara terpadu dengan menciptakan dua interaksi link, yang berbasis ruang dan sektor. Secara keruangan, Kawasan Strategis
Kabupaten KSK dan kawasan perdesaan akan saling mengisi dan karena keduanya tidak dalam satu lokasi yang berimpit, maka pengembangan kawasan perdesaan harus
mendukungsejalan dengan kebijakan perencanaan dan pemanfaatan ruang dalam KSK. Di sisi lain, secara sektoral, KSK harus dapat memberikan akses dukungan
kebijakan pengembangan sektor komoditas dan kegiatan ekonomi lokal dalam setiap kawasan perdesaan yang ada. Kedua bentuk interaksi ini akan berjalan selama lima
tahun dalam periode pembangunan jangka menengah kabupaten, dengan target tahunan yang telah ditetapkan. Setiap peningkatan investasi produksi di dalam KSK,
harus dapat memberikan dampak peningkatan transaksi kegiatan di dalam kawasan perdesaan.
Gambar Kewenangan Pembangunan dan Cakupan Pelayanan LAYANAN
Area Desa Area Kawasan
KEW EN
A N
G A
N Skala Desa
Diatur dan diurus pelaksanaannya oleh Desa
masing-masing
Pasal 85 ayat 3, UU no.62014
Diatur oleh KabupatenSektor, dan didelegasikan
pelaksanaannya kepada Desa
Pasal 85 ayat 2, UU no.62014 dan Pasal 122, ayat 3 PP,
no.432014
Skala antar Desa
Dilakukan dalam Skema Kerjasama Antar Desa
Pasal 92, UU no.62014
Diatur dan diurus pelaksanaannya oleh
KabupatenSektor
Pasal 85 ayat 1, UU no.62014 dan Pasal 122, ayat 4 PP,
no.432014
Dari gambar dia atas dijelaskan bahwa pengaturan tentang kewenangan ini sebagaimana dijelaskan dalam Undang-Undang Desa bahwa pembangunan lokal
berskala desa dilaksanakan sendiri oleh Desa. Bilamana terdapat program pemerintah danatau pemerintah daerah yang berskala lokal desa, maka harus dikoordinasikan
danatau didelegasikan pelaksanaannya Kepada Desa. Dijelaskan juga dalam Pasal 122, ayat 1 PP No. 432014 bahwa, “Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan
pemerintah daerah KabupatenKota menyelenggarakan program sektoral dan program daerah yang masuk ke Desa.” Makna menyelenggarakan yang dimaksud sebagai “tetap
diatur” oleh pemerintah yang lebih atas, tetapi “harus diurus” oleh Desa. Demikian halnya setiap penentuan zonasi ruang idealnya didasarkan berbasis
daya dukungnya, baik untuk kawasan lindung dan budidaya. Secara fisik pembagian kawasan ini terlihat dalam dokumen dan juga di lapangan. Dalam kawasan lindung juga
ada kemungkinan ditemukan aktivitas budidaya, dan dalam kawasan budidaya
TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
194
| Modul Pelatihan Pratugas Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat
ditemukan adanya daerah berfungsi lindung. Sedangkan Kawasan Perkotaan dan Kawasan Perdesaan tidak secara fisik dibatasi tetapi dikaitkan dengan fungsi utamanya.
Kawasan “Perdesaan” adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi untuk pemukman
pedesaan, pelayan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Wilayah pertanian merupakan bentuk dominan aktivitas yang ada di kawasan pertanian yang
membutuhkan pengelolaan yang sesuai dengan kemampuannya yang merupakan keunggulan komparatif.
F. Inisiatif Pembangunan Kawasan