TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
140
| Modul Pelatihan Pratugas Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat SEBELUM UU 6 TAHUN 2014
SESUDAH UU 6 TAHUN 2014
5. Musrembang Menyusun RPJM Desa 5 tahunan dan RKP Desa tahunan;
6. Perencanaan dan Usulan Program pemerintah desa dan masysarakat desa
jarang diakomodir kebijakan perencanaan pembangunan tingkat daerah;
7. APBD letak banyak untuk membiayai programproyek daerah dan desa hanya
sebagai lokus bukan sebagai pertanggungjawaban;
berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala desa;
4. Periode RPJM Des 6 tahun, dan RKP Desa merupakan penjabaran RPJMDes untuk
jangka waktu 1 tahun
D. Pembangunan Desa dalam Sistem Pembangunan Nasional
Terbitnya Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa memberikan momentum dan peluang besar kepada Desa untuk menjadi Desa yang Mandiri tanpa meninggalkan
jati dirinya. Undang-Undang ini mengatur Desa dan Desa Adat atau sebutan lain sesuai dengan Pasal 1 serta mengatur penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan
pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa dan pemberdayaan masyarakat desa. Undang-Undang Desa mendapat perhatian yang luar biasa karena dipandang
sebagai horizon baru pembangunan. Desa diletakkan sebagai pusat arena pembangunan, bukan lagi semata lokasi keberadaan sumber daya ekonomi yang
dengan mudah dieksploitasi oleh wilayah lain kota untuk beragam kepentingan. Dengan demikian hal ini diharapkan dapat memperkecil kesenjangan antara desa-kota.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 12 tahun 2015, tugas Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi adalah menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pembangunan desa dan kawasan perdesaan, pemberdayaan masyarakat desa, percepatan pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi untuk
membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Dalam melaksanakan tugas itu, salah satu fungsi yang dijalankan oleh Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi adalah perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembangunan desa dan kawasan perdesaan, serta
pemberdayaan masyarakat desa.
Tugas dan fungsi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
salah satunya
dimaksudkan untuk
mendukung pelaksanaan
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa yang diselaraskan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional RPJPN 2005-2025 dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional RPJMN ketiga periode 2015-2019 yang merupakan penjabaran dari Visi dan Misi Presiden serta agenda Nawacita. Keselarasan
agenda pembangunan nasional dengan pembangunan desa memberi kepastian bagi tercapainya tujuan pembangunan nasional sebagaimana tertuang dalam pembukaan
UUD 1945.
TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 141
Pendekatan umum Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, yaitu Tri-Matra Pembangunan Desa dimaksudkan untuk memperkuat
tugas dan fungsi Sekretariat dan seluruh Direktorat Jenderal. Program unggulan ini didesain untuk mendorong integrasi, sinergi, dan harmonisasi program di
Pemerintahan pusat hingga desa dan masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan pemberdayaan masyarakat desa. Adapun Tri-Matra Pembangunan dan Pemberdayaan
Desa adalah sebagai berikut:
1.
Jaring Komunitas Wiradesa. Pilar ini bertujuan untuk memperkuat kualitas manusia dengan memperbanyak kesempatan dan pilihan dalam upaya untuk
menegakkan hak dan martabatnya, memajukan kesejahteraan, baik sebagai individu, keluarga maupun kolektif warga Desa.
2.
Lumbung Ekonomi Desa. Pilar ini merupakan pengejawantahan amanat konstitusi sebagaimana yang tertuang dalam pasal 33 UUD 1945 yaitu amanat
untuk melakukan pengorganisasian kegiatan ekonomi berdasar atas asas kekeluargaan, penguasaan negara atas cabang-cabang produksi yang penting
bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak, serta penggunaan kekayaan alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Lumbung Ekonomi
Desa diarahkan untuk melakukan segala tindakan yang diperlukan untuk mewujudkan kedaulatan pangan, ketahanan energi dan kemandirian ekonomi
Desa.
3.
Lingkar Budaya Desa. Pilar ini merupakan suatu proses pembangunan desa sebagai bagian dari kerja budaya kolektivisme yang memiliki semangat
kebersamaan, persaudaraan dan kesadaran untuk melakukan perubahan bersama dengan pondasi nilai, norma dan spirit yang tertanam di desa. Pilar ketiga ini
mensyaratkan adanya promosi pembangunan yang meletakkan partisipasi warga dan komunitas sebagai akar gerakan sosial, ekonomi, budaya dan lain-lain.
Gerakan pembangunan Desa tidaklah tergantung pada inisiatif orang perorang, tidak juga tergantung pada insentif material ekonomi, tetapi lebih dari itu
semua adalah soal panggilan kultural.
Tiga Pilar pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa di atas memiliki keterkaitan satu sama lain. Komitmen untuk menjalankan program dan kegiatan
dengan menggunakan pendekatan metode ini, diharapkan dapat melipatgandakan kemampuan mencapai target dan menghasilkan dampak yang bisa dipertahankan
sustained impact
untuk kemajuan dan kesejahteraan Desa.
E. Sinergi Pembangunan Pusat, Daerah dan Desa