Fasilitasi Kemitraan dengan Pihak Ketiga

TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 225

D. Fasilitasi Kemitraan dengan Pihak Ketiga

Langkah-langkah fasilitasi kerjasama dengan pihak ketiga perlu didukung dengan kehadiran Pendamping Desa dalam membangun dan mengembangkan kemitraan, antara lain: 1. Membantu aparat Pemerintahan Desa dalam mengidentifikasi pihak ketiga kelompok usaha, organisasi bisnis, dan perguruan tinggi dan potensi perannya masing-masing dalam proses pembangunan dan pemberdayaan Desa; 2. Pendamping Desa bersama-sama dengan pemerintah desa menganalisis dan menentukan jenis-jenis kegiatan dan program atau kegiatan yang perlu dikerjasamakan dengan pihak lain dalam kerangka peningkatan kesejahteraan masyarakat dan peningkatan rasa aman warga Desa; 3. Pendamping Desa memfasilitasi proses Musyawarah Desa untuk merumuskan peraturan Desa yang berkaitan dengan kerjasama dengan pihak ketiga; 4. Pendamping desa memfasilitasi Musyawarah Desa untuk membahas kerjasama dengan pihak ketiga yang mencakup: a Identifikasi kebutuhan pembangunan Desa atau antardesa yang akan dilaksanakan melalui skema kerjasama dengan pihak ketiga; b Pembentukan lembaga kerjasama dengan pihak ketiga. c Pelaksanaan program pemerintah dan pemerintah daerah yang dapat dilaksanakan melalui skema kerjasama dengan pihak ketiga; Perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan program pembangunan antar desa; d Pengalokasian anggaran untuk pembangunan desa, antar desa dan kawasan perdesaan; e Masukan terhadap program pemerintah daerah tempat desa tersebut berada; f Kegiatan lainnya yang dapat diselenggarakan kerjasama dengan pihak ketiga; 5. Pendamping D esa menfasilitasi proses musyawarah “aksi-refleksi” untuk melihat perkembangan dari kerjasama antar desa dan pihak ketiga serta kinerja dari badan kerjasama antar desa. 6. Melakukan pendekatan terhadap pihak ketiga di pedesaan dengan membangun dialog yang efektif. Dialog yang dilakukan oleh pendamping dengan kelompok sosial di pedesaan dalam kerangka mengubah realitas pedesaan yang tidak mandiri dan tidak berdaya menjadi mandiri dan berdaya. Dialog merupakan inti dari musyawarah dengan komunitas pedesaan. Musyawarah yang dilakukan dengan dasar-dasar dialog yang benar, maka akan menghasilkan keputusan dan kesepakatan yang benar-benar; 7. Mendorong pola atau model kerjasama dengan pihak ketiga yang menempatkan Desa sebagai pelaku utama kemitraan; TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 226 | Modul Pelatihan Pratugas Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat 8. Mengambil peran mediasi dalam menjembatani permasalahan dan kebutuhan pembangunan Desa dengan pihak ketiga terutama sumber pendanaan, teknologi, sistem infomaasi dan pasar dengan menempatkan masing-masing pihak secara setara, saling menguntungkan dan berkeadilan; 9. Mendorong jaring usaha business link dengan pemasok, pasar dan penyedia jasa lain dalam rangka pembangunan ekonomi dengan mendayagunakan potensi lokal dengan memperkuat daya tawar Desa terhadap produk unggulannya.

E. Pendekatan Kemitraan Tiga Pihak