Pengertian Demokrasi Desa Kedaulatan, Kewenangan dan Prakarsa Lokal

TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 11 SPB 1.2 Lembar Informasi Demokrasi Desa

A. Pengertian Demokrasi Desa

Konsep demokrasi secara umum mengandaikan pemerintahan dari, oleh dan untuk rakyat. Ide dasar demokrasi mensyaratkan keikutsertaan rakyat, serta kesepakatan bersama atau konsensus untuk mencapai tujuan yang dirumuskan bersama. Demokrasi di Indonesia pasca Orde Baru hampir selalu dibicarakan secara berkaitan dengan pembentukan sistem politik yang mencerminkan prinsip keterwakilan, partisipasi, dan kontrol. Oleh karenanya, pemerintahan yang demokratis mengandaikan pemisahan kekuasaan dalam tiga wilayah institusi yaitu eksekutif, legislatif dan yudikatif. Suatu pemerintahan dikatakan demokratis jika terdapat indikator utama yaitu keterwakilan, partisipasi dan kontrol terhadap penyelenggaraan pemerintahan oleh ketiga institusi tersebut. Prinsip partisipasi menjamin aspek keikutsertaan rakyat dalam proses perencanaan pembangunan daerah; atau keikutsertaan rakyat dalam proses pemilihan wakil dalam lembaga politik; sedangkan prinsip kontrol menekankan pada aspek akuntabilitas pemerintahan. Dalam demokrasi, aspek kelembagaan merupakan keutamaan dari berlangsungnya praktik politik yang demokratis, sehingga, terdapat partai politik, pemilihan umum dan pers bebas. Sedangkan, istilah „ lokal‟ mengacu kepada „arena‟ tempat praktek demokrasi itu berlangsung, yaitu pada entitas politik yang terkecil, Desa. Demokratisasi Desa merupakan tanggung jawab seluruh unsur Desa, baik masyarakat Desa, BPD, Pemerintah Desa, Lembaga Kegiatan Masyarakat, ataupun Lembaga Adat. Selain itu, secara khusus pendamping juga bertanggung jawab dalam mengawal proses demokratisasi. Pengawalan tersebut dapat diartikan sebagai salah satu aspek mutlak dari pemberdayaan masyarakat Desa. Untuk itu, pendamping Desa harus memahami karakter masing-masing Desa. Misalnya, hubungan-hubungan sosial yang ada di Desa, hubungan masyarakat Desa dengan ruang dan lain sebagainya. Beberapa studi lainnya juga menunjukkan bahwa rembug Desa atau rapat Desa merupakan sebuah wadah demokrasi deliberatif permusyawaratan Desa, yang memegang kedaulatan tertinggi di atas kedudukan lurah eksekutif, meski lurah adalah ketua rembug Desa. Rembug Desa, yang mewadahi lurah dan perangkatnya, para tetua Desa, tokoh masyarakat dan seluruh kepala keluarga, menjadi tempat bagi rakyat Desa TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 12 | Modul Pelatihan Pratugas Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat membuat keputusan secara langsung dan memilih lurah dengan mekanisme permusyaratan musyawarah. Basis ekonomi warga masyarakat yang relatif setara memungkinkan proses permusyawaratan deliberation berjalan dengan baik tanpa dominasi orang-orang kaya. Rembug Desa juga punya dua kelemahan. Pertama, proses deliberasi cenderung didominasi oleh para tetua Desa, yang kurang mengakomodasi warga yang muda usia. Dengan kata lain, ketergantungan warga masyarakat terhadap tetua Desa sangat tinggi. Kedua, rembug Desa merupakan wadah kepala keluarga yang kesemuanya kaum laki-laki, sehingga tidak mengakomodasi aspirasi kaum perempuan. Seperti pengalaman demokrasi langsung di Yunani Kuno, tata cara pemerintahan dan pengelolaan publik di Desa konon menempatkan kaum perempuan sebagai warga kelas dua yang hanya bekerja di sektor domestik. Pada dasarnya semua hal dalam Desa dikelola dengan mekanisme publik. Setiap warga Desa mempunyai hak menyentuh, membicarakan bahkan memiliki setiap barang maupun proses penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Desa tidak boleh secara kosmologis dikungkung sebagai institusi parokhial agama mupun kekerabatan maupun institusi asli adat, tetapi juga harus berkembang maju sebagai institusi dan arena publik. Sebagai contoh, meskipun ada Desa adat mempunyai karakter monarkhi, tetapi dia juga harus menjalakan spirit dan institusi republik seperti fungsi permusyawaratan, musyawarah Desa, mengelola barang-barang publik dan melakukan pelayanan publik. Sebagai republik, Desa tidak hanya membicarakan dan mengelola isu-isu agama, kekerabatan dan adat, melainkan juga mengurus isu-isu publik seperti sanitasi, air bersih, kesehatan, pendidikan, lingkungan dan lain-lain. Pendamping Desa memiliki peran kunci dalam pemberdayaan masyarakat Desa, termasuk terlibat dalam upaya demokratisasi Desa. Demokratisasi Desa merupakan bagian tugas penting yang harus dilakukan seorang pendamping Desa. Sebab, demokrasi merupakan penyeimbang dan pelengkap asas rekognisi dan subsiadiaritas, mengukuhkan kekuasaan berada di tangan rakyat. Melalui demokrasi, rekognisi dan subsidiaritas, Desa diharapkan mampu berkembang secara dinamis sehingga mampu memperkuat kapasitasnya sebagai kesatuan masyarakat hukum self-governing community . Bukan perkara mudah untuk mendorong dan mengawal upaya demokratisasi Desa. Untuk itu, ada beberapa hal yang semestinya diketahui pendamping Desa sebelum melaksanakan tugas tersebut.

B. Prespektif Demokrasi Desa