Pendanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan Pembinaan Pembangunan Kawasan Perdesaan Pendahuluan

TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 181 TKPKP KabupatenKota 1. TKPKP kabupatenkota terdiri dari unsur Kepala satuan kerja perangkat daerah yang terkait, Camat, Kepala Desa, Kepala Badan Kerjasama Antar Desa, dan tokoh masyarakat yang ditetapkan dengan Keputusan BupatiWalikota. 2. TKPKP kabupatenkota merupakan lembaga yang bertugas untuk: a mengkoordinasikan penetapan kawasan perdesaan; b mengkoordinasikan penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan Perdesaan; c menunjuk pelaksana pembangunan kawasan perdesaan dalam hal didelegasikan oleh BupatiWalikota; dan d melaksanakan arahan kebijakan sebagai hasil evaluasi laporan kinerja pembangunan kawasan perdesaan. 3. Jumlah keanggotaan TKPKP kabupatenkota disesuaikan dengan kebutuhan danatau kondisi daerah. 4. TKPKP kabupatenkota dalam melaksanakan tugasnya dapat dibantu oleh Pendamping Kawasan Perdesaan. 5. Pendamping Kawasan Perdesaan bertugas untuk: a membantu TKPKP kabupatenkota dalam penetapan dan perencanaan kawasan perdesaan; dan b memfasilitasi dan membimbing desa dalam pembangunan kawasan perdesaan. 6. Pendamping Kawasan Perdesaan berasal dari pihak ketiga.

G. Pendanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan

Pendanaan penugasan dari Pemerintah Pusat kepada Daerah kabupatenkota untuk melaksanakan urusan pemerintahan bidang pemberdayaan masyarakat dan desa berupa pembangunan kawasan perdesaan berdasarkan asas tugas pembantuan berasal dari DAK danatau Dana Tugas Pembantuan. Pendanaan penugasan dari Pemerintah Daerah Provinsi kepada Daerah kabupatenkota untuk melaksanakan urusan pemerintahan bidang pemberdayaan masyarakat dan Desa berupa pembangunan kawasan perdesaan berdasarkan asas tugas pembantuan berasal dari Dana Tugas Pembantuan.

H. Pembinaan Pembangunan Kawasan Perdesaan

Menteri dan Gubernur melakukan pembinaan terhadap Pembangunan Kawasan Perdesaan Menteri melakukan pembinaan terhadap pembangunan kawasan perdesaan yaitu: 1. standardisasi proses penetapan dan perencanaan kawasan perdesaan, pelaksanaan pembangunan kawasan perdesaan, serta pelaporan dan evaluasi pembangunan kawasan perdesaan; 2. pemberian fasilitasi penguatan kelembagaan dalam pembangunan kawasan perdesaan; dan TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 182 | Modul Pelatihan Pratugas Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat 3. pemberian fasilitasi proses penetapan dan perencanaan kawasan perdesaan, pelaksanaan pembangunan kawasan perdesaan, serta pelaporan dan evaluasi pembangunan kawasan perdesaan. Gubernur melakukan pembinaan dalam hal: 1. pemberian fasilitasi penguatan kelembagaan dalam pembangunan kawasan perdesaan; dan 2. pemberian fasilitasi proses penetapan dan perencanaan kawasan perdesaan, pelaksanaan pembangunan kawasan perdesaan, serta pelaporan dan evaluasi pembangunan kawasan perdesaan. TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 183 SPB 6.2 Lembar Informasi Visi dan Platform Pembangunan Kawasan Perdesaan 1

A. Pendahuluan

Sebelum UU Desa lahir, pemerintah memiliki dua konsep pembangunan desa dan pembangunan perdesaan yang tidak dikonseptualisasikan dan dikonsolidasikan secara baik. Pembangunan desa merupakan urusan internal desa, yang diselenggarakan oleh pemerintah desa dan masyarakat desa, yang ditopang dengan biaya APBDesa, swadaya masyarakat dan bantuan pemerintah. Namun pembangunan desa, yang pada umumnya bias pada pembangunan fisik, tidak dilandasi dengan kewenangan desa yang jelas dan kemampuan fiskal yang memadai. Pada saat yang sama banyak KementerianLembaga mempunyai program-program pembangunan di desa masuk ke desa, yang hanya menempatkan desa sebagai lokasi dan obyek penerima manfaat. Akibatnya desa sebagai kesatuan masyarakat tidak pernah tumbuh menjadi entitas dan institusi yang kuat dan mandiri dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan. Karena bersifat mikro-lokal, pembangunan desa tidak dilembagakan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang maupun Menengah Nasional. RPJMN 2004- 2009 dan 2009-2014 tidak mengenal pembangunan desa, melainkan pembangunan perdesaan. Secara teoretis pembangunan perdesaan rural development memadukan pendekatan ruang spasial, sektoral dan institusi desa. Pembangunan perdesaan juga memasukkan dimensi pembangunan desa, tetapi tidak menyentuh dimensi posisi dan hakekat penguatan desa, sebab pembangunan perdesaan lebih banyak berbicara tentang aspek-aspek sektoral pendidikan, kesehatan, pertanian, energi, dan sebagainya dalam ruang desa dan masyarakat desa. Karena itu UU Desa tidak memakai lagi konsep pembangunan perdesaan, melainkan mengedepankan pembangunan desa dalam desa atau skala lokal desa dan pembangunan kawasan perdesaan antardesa. Konsep kawasan perdesaan diambil dari UU No. 262007 tentang Tata Ruang, yang menegaskan bahwa kawasan perdesaan 1 Tulisan ini diadaptasi secara keseluruhan dari naskah aslinya DR. Sutoro Eko Yunanto 2016 yang berjudul Visi dan Platform Pembangunan Kawasan Perdesaan dalam website: http:jarkomdesa.id20160816dr-sutoro-eko-visi-dan-platform-pembangunan-kawasan- perdesaan TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 184 | Modul Pelatihan Pratugas Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. UU Desa juga menegaskan bahwa pembangunan kawasan perdesaan dilaksanakan dalam upaya mempercepat dan meningkatkan kualitas pelayanan, pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat desa di kawasan perdesaan melalui pendekatan pembangunan partisipatif. Pada dasarnya kawasan perdesaan merupakan sebuah ruang spatial atau area yang mempunyai fungsi pelayanan, pemukiman, pembangunan dan pemberdayaan. Pengertian dan praktik pembangunan kawasan perdesaan seperti ini tentu bukan hal baru, karena sudah lama dijalankan oleh pemerintah. Tetapi UU Desa menambahkan aspek pemberdayaan masyarakat dan yang lebih penting adalah pendekatan pembangunan partisipatif. Dengan lebih bersemangat, UU Desa menyebut pembangunan desa s ebagai “desa membangun” dan pembangunan kawasan perdesaan sebagai “membangun desa”. Apa visi, misi dan platform pembangunan kawasan perdesaan? Pertanyaan ini bisa dijawab dengan spirit “membangun desa” dan pendekatan “pembangunan partisipatif” yang terdapat dalam pengertian pembangunan kawasan perdesaan. “Membangun desa” adalah menghadirkan negara ke ranah desa, bukan dalam pengertian negara melakukan campur tangan secara berlebihan ke dalam desa seperti yang sudah terjadi di masa lalu, bukan pula negara melaksanakan pembangunan kawasan perdesaan dari atas top down tanpa memperhatikan partisipasi desa dan masyarakat desa. Dalam konsep “membangun desa” terdapat perspektif pembangunan dan perspektif desa. Melihat “membangun desa” dengan perspektif pembangunan melahirkan misi dan platform pemerataan pembangunan yang menyentuh ranah perdesaan, desa dan masyarakat. Sedangkan melihat “membangun desa” dengan perspektif desa berarti memperkuat desa dalam memanfaatkan, mengakses dan memiliki ruang dan sumberdaya kawasan perdesaan. Dalam dua perspektif itu terdapat misi dan platform pembangunan partisipatif dan pemberdayaan masyarakat. Perspektif “membangun desa” tersebut juga bermakna sebagai pengarustamaan desa village mainstreaming dalam pembangunan kawasan perdesaan. Misalnya ada pertanyaan: apa yang membedakan otoritas-peran Kementerian Desa dengan Kementerian lain misalnya Pertanian, UKM dan Koperasi, Perdagangan, Perindustrian, Pariwisata dalam ekononomi lokal dan pembangunan kawasan perdesaan? Berbagai Kementerian sektoral itu selain berkiprah dalam ekonomi sektoral juga melakukan pemberdayaan masyarakat. Lantas, apa perbedaan pemberdayaan masyarakat antara Kementerian Desa dengan Kementerian lain? Jawaban atas pertanyaan ini adalah “pengarustamaan desa” yang menjadi cirikhas pembeda Kemendesa dengan kementerian lain. Pengarustamaan desa berkayakinan, meskipun ujung dari pembangunan kawasan perdesaan adalah ekonomi, tetapi aktor dan institusi juga penting untuk diperhatikan agar kue pembangunan tidak secara timpang hanya dinikmati oleh investor besar tetapi desa hanya terkena dampak buruh dan hanya TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 185 menjadi penonton. Oleh karena itu pembangunan kawasan perdesaan tidak hanya berbicara tentang lokasi, ruang, lokus, perencanaan, produk dan komoditas unggulan, tetapi juga berbicara tentang eksistensi dan partisipasi desa, pembangunan partisipatif dan pemberdayaan masyarakat.

B. Memeratakan Pembangunan