Daya bahasa Kerangka Teori

7. Tertekan: Terdorong, terdesak, terpaksa, terkekang, terhambat, tertindas, terinjak, terpukul, tersinggung, tersindir, tersudut, terancam, terikat, terbanting, dan terhina. 8. Marah: Sakit hati, jengkel, keki, kesal, dongkol, gedeg, geram, sebal, cape hati, kecewa, marah, pitam, darah pendidih, kelap, sengit, panas, mangkel, gondok, naik darah, dan amarah. 9. Benci: Dendam, cemburu, iri, benci, antipati, sentimen, dan tidak menghargai. 10. Bersalah: Bersalah, salah, dosa, menyesal, dan sesal. 11. Malu: Malu, sungkan, kikuk, kaku,risi, dan jengah. 12. Muak: Gilo, jijik, enak, mual, muak, dan senep. 13. Bosan: Jeleh , jenuh, jemu, dan bosan. 14. Sunyi: Kesepian, sepi, dan kehilangan. 15. Kekosongan: Hampa, kosong, hambar, dan dingin. 16. Kedamaian-kebahagiaan: Adhem, nyaman, aman, tentram,selamat, terlindungi, enak, nikmat, asyik, betah, rileks, santai, gembira, riang, senang, besar hati, bangga, bahagia, ayem , tenang, damai, dan girang. 17. Bebas: Lega, plong, lapang, puas, untung, ringan, dan terlepas. 18. Cinta: Suka, simpati, tertarik, cinta, sayang, dhemen, dan kasih. 19. Kangen: Rindu, kangen, dan terkenang. 20. Terasing: Terasing, terkucil, tak dihiraukan, diabaikan, dan asing. 21. Dipaksa-dibohongi: Dipaksa, diburu-buru, diadu domba, ditipu, dikibuli, dininabobokan, dan dibodohi, 22. Dicintai: Terbelai, tersanjung, diperhatikan, disayangi, dibutuhkan, dipercaya, dan dicintai. 23. Yakin optimis: Yakin, optimis, kuat, cukup, dan mantep. 24. Sehat: Segar, sehat, dan sadar. 25. Perasaan terhadap makanan: Kenyang, lapar, dan haus. 26. Keinginan: Bernafas, ngantuk, dan ingin. 27. Menerima Ikhlas, rela, pasrah, dan bersyukur. 28. Rasa kecil: Sempit dan kecil.

2.2.3 Unsur Intralingual

Unsur intralingual adalah unsur-unsur kebahasaan yang digunakan untuk memunculkan daya bahasa dan nilai rasa, sedangkan unsur ekstralingual adalah unsur bahasa yang berada di luar unsur internal bahasa Pranowo, 2009. Unsur intralingual itu merupakan segala aspek bahasa baik yang berupa bunyi, kata, frasa, klausa, kalimat dan wacana yang membentuk satu kesatuan makna maupun aspek pemakaian bahasa seperti implikatur, tindak tutur, praanggapan, dsb Pranowo, 2013:45. Misalnya dalam pilihan kata, ungkapan khas, kata seru, kata tutur, kata asing, kata basa-basi, kata honorifics bentuk yang dipergunakan untuk mengungkapkan suatu penghormatan, sapaan mesra “ayang, papi, bunda, diajeng”, umpatan, pujian, dan lain sebagainya. Unsur intralingual yang dimaksud adalah unsur-unsur kebahasaan yang digunakan untuk memunculkan daya bahasa dan nilai rasa bahasa. Teori semantik digunakan untuk memecahkan masalah yang bersifat intralingual. Menurut pandangan para linguis, makna bahasa selalu melekat pada unsur-unsur segmental bahasa yang membentuknya. Dengan demikian, pemaknaan suatu bahasa tidak

Dokumen yang terkait

Unsur intralingual dan ekstralingual dalam daya bahasa dan nilai rasa bahasa pada ``Catatan Pinggir`` Majalah Tempo Edisi Januari - September 2013 sebagai penanda kesantunan berkomunikasi.

0 2 2

Unsur intralingual dan ekstralingual dalam daya bahasa dan nilai rasa bahasa sebagai penanda kesantunan berkomunikasi pada top news di Metro TV bulan November-Desember 2014.

3 49 352

Penggunaan unsur intralingual dan ekstralingual dalam daya bahasa dan nilai rasa bahasa pada acara Sentilan Sentilun Metro TV periode Agustus dan September 2014 sebagai penanda kesantunan berkomunikasi.

0 1 391

Penggunaan unsur intralingual dan ekstralingual dalam daya bahasa dan nilai rasa bahasa pada dialog interaktif Indonesia Lawyers Club Tv One periode November 2014 sebagai penanda kesantunan berkomunikasi.

0 1 317

Penggunaan unsur intralingual dan ekstralingual dalam daya bahasa dan nilai rasa bahasa pada tuturan berita politik koran Kompas edisi September - Oktober 2014 sebagai penanda kesantunan berkomunikasi.

0 7 307

Penggunaan unsur intralingual dan ekstralingual dalam daya bahasa dan nilai rasa bahasa pada karikatur koran tempo edisi September - Desember 2014 sebagai penanda kesantunan berkomunikasi.

0 4 298

MAKNA SATUAN LINGUAL BERBAHASA JAWA DALAM PROSA LIRIK PENGAKUAN PARIYEM KARYA LINUS SURYADI AG.

0 0 1

IMPERATIF DALAM BAHASA INDONESIA : PENANDA-PENANDA KESANTUNAN LINGUISTIKNYA

0 0 8

Kesantunan Mahasiswa Dalam Berkomunikasi bahasa

0 0 6

B 02 Daya Bahasa dan Nilai Rasa Bahasa Sebagai Penanda Kesantunan Dalam Berkomunikasi

0 0 20