Nilai Rasa Rela Nilai Rasa Menerima

menghaluskan tuturan yang dirasa kasar. Hal ini sesuai dengan prinsip kesantunan menurut Pranowo 2009 bahwa penggunaan gaya bahasa dapat mengefektifkan tuturan menjaga kesantunan berkomunikasi. Berdasarkan contoh tuturan di atas, tuturan yang bernilai rasa kagum muncul pada penggunaan kalimat yang di dalamnya terdapat perasaan kekaguman dari penutur terhadap sesuatu hal. Tuturan yang bernilai rasa kagum cenderung terasa santun karena apa yang diucapkan oleh Pariyem menggunakan majas perumpamaan, seperti yang terdapat dalam ungkapan “cepat kayak singgat”. Dalam kesantunan berkomunikasi penggunaan majas perumpamaan dapat mengefektifkan komunikasi dan menghaluskan tuturan yang dirasa kasar.

4.2.2.12.3 Nilai Rasa Rindu

Nilai rasa rindu ialah kadar rasa bahasa yang mengandung perasaan rindu atau kangen penutur yang dapat dilihat dalam tuturannya. 47. Kelap-kelip lampu pelita tertiup angin gunung yang dingin Dalam musim-musim bedhidhing Saya kangen saya dhemen Sumber data : Prosa Lirik Pengakuan Pariyem karya Linus Suryadi Ag halaman 156, data tuturan NRPP 156 Konteks tuturan : Penutur dan mitra tutur terlibat dalam percakapan. Tuturan diucapkan oleh Pariyem untuk memberitahukan Mas Paiman bahwa ia merasa rindu pada Den Baguse setelah ia berada di Wonosari, Gunung Kidul. Data tuturan 47 merupakan bentuk tindak tutur ekspresif. Dalam tuturan yang diucapkan Pariyem tersebut mengandung nilai rasa rindu yang terlihat dari unsur intralingual melalui kalimat “Saya kangen saya dhemen”. Penggunaan kalimat ini memperlihatkan bahwa Pariyem merasakan kerinduan akan Den Baguse walaupun Den Baguse setiap bulan mengunjunginya untuk mengobati kerinduan mereka satu sama lainnya. Dapat dikatakan bahwa tuturan 47 mengandung nilai rasa rindu. Nilai rasa rindu diperkuat unsur ekstralingual yang berupa konteks tuturan yang selalu menyertai tuturan dapat dilihat dari fenomena praanggapan bahwa Mas Paiman tidak mengetahui perasaan Pariyem saat jauh dari Den Baguse dan konteks situasi komunikasi yang berupa waktu percakapan di malam hari dalam musim dingin hawa pegunungan dan situasi percakapan yang nyaman membuat Pariyem bebas mengutarakan pendapat dan perasaan rindunya terhadap Den Baguse pada Mas Paiman. Tuturan 47 terasa santun karena yang diucapkan oleh Pariyem berdasarkan perasaan yang ia alami, hal ini sesuai dengan prinsip kualitas Grice 1975 dalam Pranowo, 2009:34 yakni apa yang dikatakan sesuai dengan fakta atau kenyataan yang ada. Berdasarkan contoh tuturan di atas, tuturan yang bernilai rasa rindu muncul pada penggunaan kalimat yang di dalamnya terdapat perasaan kangen atau rindu dari penutur. Tuturan yang bernilai rasa rindu cenderung terasa santun karena apa yang diucapkan oleh Pariyem berdasarkan perasaan yang ia alami, hal ini sesuai dengan prinsip kualitas apa yang dikatakan sesuai dengan fakta atau kenyataan yang ada.

4.2.2.13 Nilai Rasa Pesimis

Nilai rasa pesimis ialah kadar rasa bahasa yang mengandung perasaan putus asa, putus harapan, kalah, patah semangat penutur yang terdapat dalam tuturannya.

Dokumen yang terkait

Unsur intralingual dan ekstralingual dalam daya bahasa dan nilai rasa bahasa pada ``Catatan Pinggir`` Majalah Tempo Edisi Januari - September 2013 sebagai penanda kesantunan berkomunikasi.

0 2 2

Unsur intralingual dan ekstralingual dalam daya bahasa dan nilai rasa bahasa sebagai penanda kesantunan berkomunikasi pada top news di Metro TV bulan November-Desember 2014.

3 49 352

Penggunaan unsur intralingual dan ekstralingual dalam daya bahasa dan nilai rasa bahasa pada acara Sentilan Sentilun Metro TV periode Agustus dan September 2014 sebagai penanda kesantunan berkomunikasi.

0 1 391

Penggunaan unsur intralingual dan ekstralingual dalam daya bahasa dan nilai rasa bahasa pada dialog interaktif Indonesia Lawyers Club Tv One periode November 2014 sebagai penanda kesantunan berkomunikasi.

0 1 317

Penggunaan unsur intralingual dan ekstralingual dalam daya bahasa dan nilai rasa bahasa pada tuturan berita politik koran Kompas edisi September - Oktober 2014 sebagai penanda kesantunan berkomunikasi.

0 7 307

Penggunaan unsur intralingual dan ekstralingual dalam daya bahasa dan nilai rasa bahasa pada karikatur koran tempo edisi September - Desember 2014 sebagai penanda kesantunan berkomunikasi.

0 4 298

MAKNA SATUAN LINGUAL BERBAHASA JAWA DALAM PROSA LIRIK PENGAKUAN PARIYEM KARYA LINUS SURYADI AG.

0 0 1

IMPERATIF DALAM BAHASA INDONESIA : PENANDA-PENANDA KESANTUNAN LINGUISTIKNYA

0 0 8

Kesantunan Mahasiswa Dalam Berkomunikasi bahasa

0 0 6

B 02 Daya Bahasa dan Nilai Rasa Bahasa Sebagai Penanda Kesantunan Dalam Berkomunikasi

0 0 20