Nilai Rasa Terharu Nilai Rasa Sedih

masa kecilnya saat diajak ibunya bekerja ia didandani, rambutnya digelung diberi pakaian baru. Nilai rasa senang diperkuat dengan unsur ekstralingual yang berupa konteks tuturan yang selalu menyertai tuturan dapat dilihat dari fenomena praanggapan bahwa Mas Paiman tidak mengetahui yang dirasakan Pariyem saat diajak ibunya bekerja dan konteks situasi komunikasi yang berupa situasi tuturan yang santai sehingga membuat Pariyem nyaman untuk membayangkan kenangan masa kecilnya dan ia dapat merasakan kesenangan itu kembali. Tuturan 35 dirasa santun karena sesuai dengan prinsip kualitas menurut Grice 1975 dalam Pranowo, 2009 yakni apa yang diucapkan sesuai dengan data atau fakta yang ada. Data tuturan 36 yang diucapkan Pariyem untuk mengungkapkan perasaannya saat mengantar majikannya berbelanja pada Mas Paiman mengandung nilai rasa senang ditunjukkan unsur intralingual melalui kalimat “O, betapa saya senang mengantar nDoro Ayu lha bakal ketemu dengan tetangga dusun ”. Penggunaan kalimat ini memperlihatkan bahwa Pariyem senang apabila mengantar nDoro Ayu berbelanja sebab ia ketemu dengan tetangga dusunnya di Wonosari. Nilai rasa senang diperkuat dengan unsur ekstralingual yang berupa konteks tuturan yang selalu menyertai tuturan dapat dilihat dari fenomena praanggapan bahwa Mas Paiman tidak mengetahui yang dirasakan Pariyem saat bisa bertemu dengan tetangga dusun dan konteks situasi komunikasi yang berupa waktu percakapan di siang hari dan pada waktu itu Pariyem melihat para bakul- bakul di pasar telah pulang sehingga dengan melihat itu ia teringat saat ia menemani nDoro Ayu berbelanja di pasar. Tuturan 36 dirasa santun karena sesuai dengan prinsip kualitas menurut Grice 1975 dalam Pranowo, 2009 yakni apa yang diucapkan sesuai dengan data atau fakta yang ada. Dari kedua contoh tuturan yang mengandung perasaan senang di atas, tuturan yang bernilai rasa senang muncul pada kalimat yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan senang penutur. Tuturan yang bernilai rasa senang cenderung terasa santun karena apa yang dikatakan sesuai dengan apa yang dirasakan.

4.2.2.9.3 Nilai Rasa Nyaman

Nilai rasa nyaman ialah kadar rasa bahasa yang dinilai mengandung perasaan nyaman atau tenteram dari penutur yang terdapat dalam tuturannya. 37. “Saya jalan rada sempoyongan sambil mengibas kotoran selendang Menggelendot di bahu Kang Kliwon saya ada perasaan tentram Sumber data : Prosa Lirik Pengakuan Pariyem karya Linus Suryadi Ag halaman 68, data tuturan NRPP 68 Konteks tuturan : Penutur dan mitra terlibat dalam sebuah percakapan. Tuturan diucapkan oleh Pariyem yang menceritakan kenangannya bersama Kang Kliwon pada Mas Paiman, mitra tuturnya Data tuturan 37 yang diucapkan Pariyem untuk menceritakan kenangan masa lalunya pada Mas Paiman mengandung nilai rasa nyaman seperti yang ditunjukkan oleh unsur intralingual melalui penggunaan kalimat “Menggelendot di bahu Kang Kliwon saya ada perasaan tentram”. Penggunaan kalimat ini memperlihatkan kenyamanan Pariyem berada di

Dokumen yang terkait

Unsur intralingual dan ekstralingual dalam daya bahasa dan nilai rasa bahasa pada ``Catatan Pinggir`` Majalah Tempo Edisi Januari - September 2013 sebagai penanda kesantunan berkomunikasi.

0 2 2

Unsur intralingual dan ekstralingual dalam daya bahasa dan nilai rasa bahasa sebagai penanda kesantunan berkomunikasi pada top news di Metro TV bulan November-Desember 2014.

3 49 352

Penggunaan unsur intralingual dan ekstralingual dalam daya bahasa dan nilai rasa bahasa pada acara Sentilan Sentilun Metro TV periode Agustus dan September 2014 sebagai penanda kesantunan berkomunikasi.

0 1 391

Penggunaan unsur intralingual dan ekstralingual dalam daya bahasa dan nilai rasa bahasa pada dialog interaktif Indonesia Lawyers Club Tv One periode November 2014 sebagai penanda kesantunan berkomunikasi.

0 1 317

Penggunaan unsur intralingual dan ekstralingual dalam daya bahasa dan nilai rasa bahasa pada tuturan berita politik koran Kompas edisi September - Oktober 2014 sebagai penanda kesantunan berkomunikasi.

0 7 307

Penggunaan unsur intralingual dan ekstralingual dalam daya bahasa dan nilai rasa bahasa pada karikatur koran tempo edisi September - Desember 2014 sebagai penanda kesantunan berkomunikasi.

0 4 298

MAKNA SATUAN LINGUAL BERBAHASA JAWA DALAM PROSA LIRIK PENGAKUAN PARIYEM KARYA LINUS SURYADI AG.

0 0 1

IMPERATIF DALAM BAHASA INDONESIA : PENANDA-PENANDA KESANTUNAN LINGUISTIKNYA

0 0 8

Kesantunan Mahasiswa Dalam Berkomunikasi bahasa

0 0 6

B 02 Daya Bahasa dan Nilai Rasa Bahasa Sebagai Penanda Kesantunan Dalam Berkomunikasi

0 0 20