Nilai Rasa Sedih Nilai Rasa Sedih

meminta Pariyem merawat bakal cucunya dengan baik. Bagi Pariyem semua yang dilakukan oleh keluarga Suryamentaraman sangat berlebihan baginya sehingga ia tak mampu berkata-kata lagi. Nilai rasa terharu diperkuat dengan unsur ekstralingual yang berupa konteks tuturan yang selalu menyertai tuturan dapat dilihat dari fenomena praanggapan bahwa mas Paiman tidak mengetahui yang dirasakan Pariyem saat ia mendengar keputusan nDoro Kanjeng dan konteks situasi komunikasi yang berupa situasi percakapan yang santai membuat Pariyem dapat mengingat kejadian saat pengadilan keluarga Suryamentaraman berlangsung. Tuturan 32 dirasa santun karena apa yang dikatakan sesuai dengan apa yang dirasakan sesuai dengan prinsip kesantunan menurut Grice 1975 dalam Pranowo, 2009:34 yakni prinsip kualitas. Berdasarkan contoh tuturan di atas, tuturan yang bernilai rasa terharu muncul pada penggunaan kalimat yang di dalamnya terdapat perasaan terharu dari penutur terhadap sesuatu hal. Tuturan yang bernilai rasa terharu cenderung terasa santun karena apa yang diucapkan sesuai dengan fakta yang sebenarnya.

4.2.2.9 Nilai Rasa Bahagia

Nilai rasa bahagia ialah kadar rasa bahasa yang dinilai mengandung perasaan senang, tenang, damai, nyaman, bangga dari penutur yang tercermin dalam tuturannya.

4.2.2.9.1 Nilai Rasa Bahagia

Nilai rasa bahagia ialah kadar rasa bahasa yang dinilai mengandung perasaan bahagia penutur yang diungkapkan dalam tuturannya. 33. Beberapa minggu berselang – edan – penyakit sontoloyo itu pun hilang O, betapa hati saya berbahagia saya pun menangis, O, berbahagia wajah basah oleh air mata Sumber data : Prosa Lirik Pengakuan Pariyem karya Linus Suryadi Ag halaman 114, data tuturan NRPP 114 Konteks tuturan : Penutur dan mitra tutur terlibat dalam sebuah percakapan. Tuturan diucapkan oleh Pariyem untuk menceritakan pada Mas Paiman pengalaman Pariyem waktu menderita penyakit batu ginjalnya yang hilang hanya karena diurut oleh petani dusunnya tidak perlu operasi segala. 34. “BETAPA rasanya ati saya O, betapa menjadi simbok muda Sumber data : Prosa Lirik Pengakuan Pariyem karya Linus Suryadi Ag halaman 170, data tuturan NRPP 170 Konteks tuturan : Penutur dan mitra tutur terlibat dalam percakapan. Tuturan diucapkan oleh Pariyem untuk menanggapi pertanyaan Mas Paiman tentang perasaan Pariyem setelah melahirkan seorang anak Data tuturan 33 yang digunakan Pariyem untuk mengungkapkan perasaannya pada Mas Paiman ketika ia sembuh dari sakitnya mengandung nilai rasa bahagia yang dapat dilihat dari unsur intralingual melalui kalimat “O, betapa hati saya berbahagia saya pun menangis, O, berbahagia ”. Penggunaan kalimat ini memperlihatkan kebahagiaan Pariyem karena penyakit batu ginjalnya sembuh tanpa harus melalui operasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa tuturan 33 mengandung nilai rasa bahagia. Nilai rasa bahagia diperkuat dengan unsur ekstralingual yang berupa konteks tuturan yang selalu menyertai tuturan dapat dilihat dari fenomena praanggapan bahwa Mas Paiman tidak mengetahui yang dirasakan Pariyem saat penyakit batu ginjalnya telah sembuh dan konteks situasi komunikasi yang berupa percakapan yang santai membuat Pariyem bisa membayangkan kebahagiaan setelah ia tahu ia sembuh dari penyakit

Dokumen yang terkait

Unsur intralingual dan ekstralingual dalam daya bahasa dan nilai rasa bahasa pada ``Catatan Pinggir`` Majalah Tempo Edisi Januari - September 2013 sebagai penanda kesantunan berkomunikasi.

0 2 2

Unsur intralingual dan ekstralingual dalam daya bahasa dan nilai rasa bahasa sebagai penanda kesantunan berkomunikasi pada top news di Metro TV bulan November-Desember 2014.

3 49 352

Penggunaan unsur intralingual dan ekstralingual dalam daya bahasa dan nilai rasa bahasa pada acara Sentilan Sentilun Metro TV periode Agustus dan September 2014 sebagai penanda kesantunan berkomunikasi.

0 1 391

Penggunaan unsur intralingual dan ekstralingual dalam daya bahasa dan nilai rasa bahasa pada dialog interaktif Indonesia Lawyers Club Tv One periode November 2014 sebagai penanda kesantunan berkomunikasi.

0 1 317

Penggunaan unsur intralingual dan ekstralingual dalam daya bahasa dan nilai rasa bahasa pada tuturan berita politik koran Kompas edisi September - Oktober 2014 sebagai penanda kesantunan berkomunikasi.

0 7 307

Penggunaan unsur intralingual dan ekstralingual dalam daya bahasa dan nilai rasa bahasa pada karikatur koran tempo edisi September - Desember 2014 sebagai penanda kesantunan berkomunikasi.

0 4 298

MAKNA SATUAN LINGUAL BERBAHASA JAWA DALAM PROSA LIRIK PENGAKUAN PARIYEM KARYA LINUS SURYADI AG.

0 0 1

IMPERATIF DALAM BAHASA INDONESIA : PENANDA-PENANDA KESANTUNAN LINGUISTIKNYA

0 0 8

Kesantunan Mahasiswa Dalam Berkomunikasi bahasa

0 0 6

B 02 Daya Bahasa dan Nilai Rasa Bahasa Sebagai Penanda Kesantunan Dalam Berkomunikasi

0 0 20