Nilai Rasa Rindu Nilai Rasa Cinta
Saya tetaplah sebagai babu yang setia Tak kurang suatu apa saya sudah bahagia Sumber data : Prosa Lirik
Pengakuan Pariyem karya Linus Suryadi Ag halaman 180, data tuturan NRPP 180
Konteks tuturan : Penutur dan mitra tutur terlibat dalam percakapan. Tuturan diucapkan oleh Pariyem untuk menanggapi pertanyaan Mas
Paiman tentang seberapa besarnya cinta Pariyem akan Den Baguse
Data tuturan 50 merupakan bentuk tindak tutur ekspresif. Penutur mengungkapkan perasaannya setelah semua badai kehidupan melandanya,
hal ini terlihat pada unsur intralingual melalui kalimat “Tak kurang suatu apa saya sudah bahagia
”. Penggunaan kalimat ini memperlihatkan bahwa Pariyem sudah puas dengan apa yang ia miliki saat ini, karena menurutnya
ia telah menemukan kebahagiaan dalam hidup walaupun ia tetap bekerja sebagi seorang babu tetapi ia telah merasakan kebahagiaan hidup yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, data tuturan 50 dapat dikatakan mengandung nilai rasa puas. Nilai rasa puas diperkuat unsur ekstralingual
yang berupa konteks tuturan yang selalu menyertai tuturan dapat dilihat dari fenomena praanggapan bahwa Mas Paiman tidak mengetahui yang
dirasakan Pariyem setelah semua perjalanan hidupnya diceritakan pada Mas Paiman dan konteks situasi komunikasi yang berupa situasi percakapan
yang santai membuat Pariyem nyaman dan leluasa untuk mengungkapkan perasaan serta pikirannya pada Mas Paiman yang setia mendengarkan
pengakuan hidupnya. Tuturan 50 dianggap santun karena memenuhi prinsip kesantunan dalam berkomunikasi dengan menggunakan pilihan kata
yang mencerminkan “aura kesantunan” sesuai dengan prinsip kesantunan menurut Pranowo 2009:23. Seperti yang terlihat pada tuturan 50
menggunakan kata “mas” untuk menyebutkan seseorang yang dianggap lebih tua.
Dari contoh tuturan yang mengandung nilai rasa puas di atas, dapat dikatakan bahwa nilai rasa puas muncul dalam penggunaan kalimat yang
mengungkapkan perasaan puas dari diri penutur. Tuturan yang mengandung nilai rasa puas cenderung terasa santun karena sesuai dengan prinsip
kesantunan berbahasa.