Nilai Rasa Tidak Senang
retoris, daya ancam didalamnya terdapat daya sindir dan daya kritik, daya paksa yang didalamnya terdiri atas daya perintah, daya larangan dan daya
nasihat, daya harap, daya penolakan, dan daya tantangan. Temuan ini tidak jauh berbeda dengan temuan dari penelitian Pranowo 2012. Berdasarkan
banyaknya macam daya bahasa tersebut, sebagai penanda kesantunan dapat digunakan unsur intralingual dan unsur ekstralingual Pranowo, 2013.
Unsur intralingual berupa unsur segmental seperti kalimat, klausa, frasa, dan diksi.
Berdasarkan hasil analisis peneliti, unsur intralingual yang dapat memunculkan daya bahasa dapat berupa pilihan kata, klausa dan kalimat.
Unsur intralingual berupa diksi dapat dijumpai pada pemunculan daya imajinasi dan daya harap. Pilihan kata yang dapat memunculkan daya
imajinasi dapat dilihat dari tuturan “Selir-selirnya berserak dari yang berusia muda sampai setengah baya. Cantik-cantik semua”
kode data : DBPP52. Diksi “berserak” dapat diumpamakan seperti sampah yang
bertebaran dimana-mana. Pilihan kata yang dapat memunculkan daya harap dapat dilihat dari tuturan “Semoga Dewi Sri Kembang yang cantik jelita
Dewi Kesuburan yang melindungi kaum petani. Semoga menganugerahkan rahmat bagi padi yang ditanam dalam musim pengharapan. Dan
menjauhkan hama tikus dan wereng yang merusak penghidupan kami” kode data : DBPP6. Diksi “semoga” dapat mengindikasikan daya harap
pada tuturan tersebut.
Unsur intralingual berupa klausa dapat dijumpai pada pemunculan daya bahasa imajinasi. Seperi yang terdapat dalam tuturan “Ya, ya, Pariyem
saya. Saya lahir di atas amben bertikar dengan ari-ari menyertai pula. Oleh mbah dukun dipotong dengan welat tajamnya tujuh kali pisau cukur
” kode data : DBPP1. Klausa tajamnya tujuh kali pisau cukur dipersepsi
memunculkan daya imajinasi. Unsur intralingual berupa kalimat dapat dijumpai pada pemunculan
daya bahasa informatif, daya bahasa imajinasi, daya bahasa retoris, daya bahasa ancam, daya paksa, daya bahasa penolakan dan daya bahasa konflik.
Seperti yang terlihat dari tuturan “Dia mati bunuh diri minum Baygon karena diri merasa berlumur dosa
” kode data : DBPP41. Kalimat tersebut dipersepsi memunculkan daya informatif karena kalimat tersebut berisikan
informasi tentang hal yang terjadi pada tetangga sebelah rumah majikan Pariyem yang berkutat dengan dosa. Kalimat pada tuturan “Suara orang
bagaikan tawon yang mubal merubung tabon ” kode data : DBPP99
dipersepsi memunculkan daya imajinasi karena di dalam kalimat tersebut terdapat majas perumpamaan. Daya retoris muncul pada penggunaan
kalimat yang berisikan pertanyaan tetapi tidak membutuhkan jawaban atau jawabannya sudah terlihat jelas seperti yang terdapat pada tuturan
“Bukankah, bila suatu hari saya mati tak bakal saya mendengar pak Lurah sesorah dan menyebutkan nama lengkap saya?
” kode data : DBPP11. Daya ancam muncul pada kalimat yang berisikan sindiran, ejekan ataupun
kritikan seperti pada tuturan “Terang, negara kocar-kacir kode data :