Kata dan Pilihan Kata

atau pikiran dari pembaca atau penulis yang dirangkai melalui susunan kata- kata. Kalimat bisa saja hanya terdiri dari satu atau dua kata saja. Menurut Ramlan 2005:21-23 sesungguhnya yang menentukan satuan kalimat bukanlah banyaknya kata di dalamnya yang menjadi unsur kalimat tetapi intonasinya. Setiap satuan kalimat dibatasi dengan adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun atau naik. Jadi dengan kata lain kalimat ialah satuan gramatik yang dibatasi dengan jeda panjang yang disertai dengan nada akhir turun atau naik. Definisi mengenai kalimat tentunya sudah banyak dikemukakan oleh para ahli, dari paparan mengenai definisi kalimat di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat yaitu rangkaian kata-kata yang disusun untuk mengungkapkan pikiran yang dibatasi dengan adanya nada atau intonasi.

e. Bahasa Verbal

Pemakaian bahasa verbal memiliki unsur utama berupa kata, kalimat, paragraf, dan wacana. Daya bahasa dan nilai rasa bahasa dalam bahasa verbal unsur intralingual akan memiliki efek yang sangat kuat apabila didukung oleh penggunaan bahasa nonverbal. Jika bahasa verbal itu bahasa tulis, penanda jedanya berupa pemisah kata, koma, titik, pergantian paragraf dan pergantian wacana. Apabila bahasa verbal yang dimaksud adalah bahasa lisan maka penanda jeda dapat berupa intonasi, tekanan, dan irama. Dalam penggunaan bahasa verbal lisan menggunakan permainan bunyi, permainan kata, gaya bahasa dan idiom yang dapat memberikan efek komunikatif bagi mitra tutur. Bahasa verbal adalah bahasa yang diungkapkan dengan kata-kata dalam bentuk ujaran atau tulisan Pranowo, 2012:3. Komunikasi verbal adalah komunikasi yang medium pengucapan kata-kata kepada orang lain dapat melalui bentuk lisan atau tulisan. Komunikasi verbal baik itu yang lisan ataupun tertulis tergantung pada penguasaan “kata” dan tatabahasa Liliweri,1994:5-7. Sistem simbol dalam komunikasi verbal menurut Verdeber dalam Liliweri, 1994:42 terdiri dari 1 kata-kata yang diketahui vocabulary yang dipelajari dengan cara tertentu dan 2 tata bahasa grammar dan sintaksis. Unsur-unsur penting dari komunikasi terdiri dari : sumber, saluran, pesan, kode tanda atau simbol, penerima dan kerangka rujukan. Setiap unsur komunikasi memberikan dukungan pada komunikasi verbal.

f. Makna

Setiap tanda linguistik terdiri dari unsur bunyi dan unsur makna. Kedua unsur itu adalah unsur dalam bahasa intralingual yang biasanya mengacu atau merujuk kepada sesuatu referen yang merupakan unsur luar ekstralingual. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008:864 makna adalah arti, maksud pembicara atau penulis, pengertian yang diberikan kepada suatu bentuk kebahasaan. Makna terdapat dalam suatu ujaran, makna dapat berarti maksud yang terdapat dalam sebuah ujaran. Menurut Poerwadarminto dalam Tarigan, 1985:9 makna memiliki pengertian arti atau maksud sesuatu kata; mengandung arti yang penting, menerangkan arti maksud sesuatu kata dan sebagainya. Hornby berpendapat bahwa makna ialah apa yang kita artikan atau apa yang kita maksud, sedangkan Ullman mengatakan bahwa ada hubungan antara nama dan pengertian; apabila seseorang mendengar kata ia tentu membayangkan bendanya dan apabila seseorang membayangkan suatu benda ia akan segera mengatakan benda tersebut. Inilah hubungan timbal-balik antara bunyi dan pengertian, dan inilah makna kata tersebut dalam Pateda, 1986:45. Bentuk-bentuk kebahasaan seperti morfem, kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf, dan wacana memiliki konsep bersifat mental dalam pikiran manusia yang disebut dengan makna sense. Makna menurut Wijana dan Rohmadi 2011:3 ialah konsep abstrak pengalaman manusia tetapi bukanlah pengalaman orang per orang. Bentuk kebahasaan memiliki hubungan dengan konsep dalam pikiran manusia inilah yang disebut dengan makna sense, dan konsep berhubungan dengan sesuatu atau hal yang ada di luar bahasa yang disebut dengan referen referent. Makna berbeda dengan maksud dan informasi, karena maksud dan informasi bersifat luar bahasa. Maksud adalah elemen di luar bahasa yang bersumber dari pembicara dan bersifat subjektif, sedangkan informasi ialah elemen luar bahasa yang bersumber dari isi tuturan dan bersifat obyektif. Sejalan dengan beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa makna ialah maksud atau arti yang terdapat dibalik setiap kata atau ujaran yang memiliki arti penting. Ujaran manusia dapat dilihat dari 4 segi yaitu : pengertian sense, perasaan feeling, nada tone, dan maksud intention. Pengertian disebut juga dengan tema pembicaraan, pengertian adalah upaya untuk dapat menghubung-hubungkan pemahaman kita sehingga pembicaraan tidak akan salah. Pengertian dapat dicapai apabila antara pembicarapenulis dengan pembacapendengar mempunyai kesamaan bahasa. Perasaan berhubungan dengan sikap pembicarapenulis terhadap apa yang sedang dibicarakan. Maka dari itu kita harus menggunakan kata-kata yang mempunyai makna sesuai dengan perasaan apa yang akan kita ungkapkan. Aspek nada dalam ujaran dapat berarti sikap pembicara terhadap kawan bicara. Dalam karya sastra nada berhubungan dengan sikap penyair atau penulis dengan pembacanya. Misalnya dalam penggunaan nada, apabila kita sedang kesal atau jengkel nada pembicaraan yang kita gunakan ialah nada tinggi, sedangkan ketika minta sesuatu nada yang digunakan pasti rendah atau mengiba-iba. Tujuan merupakan maksud, apabila kita mengatakan sesuatu pasti ada maksud atau tujuan di dalamnya.

2.2.4 Unsur Ekstralingual

Unsur ekstralingual merupakan suatu unsur yang berada dalam luar bahasa atau di luar unsur internal, misalnya gerakan anggota tubuh, cara berbicara, sikap sinis, lirikan mata, peristiwa lain, dan tuturan katanya implikatur. Unsur ekstralingual dapat berupa konteks tuturan yang selalu menyertai tuturan dan konteks situasi komunikasi Pranowo, 2009:97-98. Aspek non kebahasaan yang lainnya ialah konteks situasi komunikasi. Konteks situasi komunikasi ialah segala keadaan yang melingkupi terjadinya komunikasi. Hal ini dapat berhubungan dengan tempat, waktu, kondisi psikologis penutur, respons lingkungan terhadap tuturan, dan sebagainya. Konteks situasi

Dokumen yang terkait

Unsur intralingual dan ekstralingual dalam daya bahasa dan nilai rasa bahasa pada ``Catatan Pinggir`` Majalah Tempo Edisi Januari - September 2013 sebagai penanda kesantunan berkomunikasi.

0 2 2

Unsur intralingual dan ekstralingual dalam daya bahasa dan nilai rasa bahasa sebagai penanda kesantunan berkomunikasi pada top news di Metro TV bulan November-Desember 2014.

3 49 352

Penggunaan unsur intralingual dan ekstralingual dalam daya bahasa dan nilai rasa bahasa pada acara Sentilan Sentilun Metro TV periode Agustus dan September 2014 sebagai penanda kesantunan berkomunikasi.

0 1 391

Penggunaan unsur intralingual dan ekstralingual dalam daya bahasa dan nilai rasa bahasa pada dialog interaktif Indonesia Lawyers Club Tv One periode November 2014 sebagai penanda kesantunan berkomunikasi.

0 1 317

Penggunaan unsur intralingual dan ekstralingual dalam daya bahasa dan nilai rasa bahasa pada tuturan berita politik koran Kompas edisi September - Oktober 2014 sebagai penanda kesantunan berkomunikasi.

0 7 307

Penggunaan unsur intralingual dan ekstralingual dalam daya bahasa dan nilai rasa bahasa pada karikatur koran tempo edisi September - Desember 2014 sebagai penanda kesantunan berkomunikasi.

0 4 298

MAKNA SATUAN LINGUAL BERBAHASA JAWA DALAM PROSA LIRIK PENGAKUAN PARIYEM KARYA LINUS SURYADI AG.

0 0 1

IMPERATIF DALAM BAHASA INDONESIA : PENANDA-PENANDA KESANTUNAN LINGUISTIKNYA

0 0 8

Kesantunan Mahasiswa Dalam Berkomunikasi bahasa

0 0 6

B 02 Daya Bahasa dan Nilai Rasa Bahasa Sebagai Penanda Kesantunan Dalam Berkomunikasi

0 0 20