Pentingnya Proses Rekayasa Perangkat Lunak

10 Manajemen Proyek Teknologi Informasi secara umum melalui beberapa tahap, yaitu: 1. Analisis 2. Desain 3. Pengkodean 4. Testing 5. Maintenance atau perawatan Memang pertanyaan atau ungkapan yang kita pikirkan sebelumnya, benar untuk pembangunan sebuah perangkat lunak yang kecil. Kita tidak perlu melewati tahap-tahap rekayasa perangkat lunak tersebut. Yang kita perlukan adalah sedikit analisis kebutuhan perangkat lunak. Kita hanya perlu mengetahui apa fungsi perangkat lunak yang akan kita bangun, siapa pemakainya, akan dioperasikan dalan lingkungan operasi dan implementasi apa, dan beberapa pertimbangan sederhana lain. Contoh sebuah perangkat lunak kecil yaitu : perangkat lunak untuk menghitung faktorial, konversi suhu Celcius ke Fahrenheit, dan sebagainya. Ukuran perangkat lunak relatif sulit untuk ditentukan. Bila kita membandingkan ukuran pengembangan perangkat lunak dengan pembangunan sebuah gedung, pembangunan sebuah gedung relatif lebih mudah kita tentukan. Misalnya dengan parameter luas lahan, lokasi, dan jenis bahan. Namun perangkat lunak membutuhkan disiplin-disiplin ilmu lain so t ware metrics dan so t ware measurement untuk dapat menentukan ukuran perangkat lunak. Namun mungkin sebagai pedoman kita, perangkat lunak dapat diukur dengan Kilo Lines of Codes KLOC atau baris kode program dalam ribuan. Bila perangkat lunak yang kita bangun, memiliki proses yang masih tergolong sederhana dan kira-kira hanya memiliki beberapa puluh 11 Manajemen Proyek Teknologi Informasi baris instruksi, maka proses rekayasa perangkat lunak kurang perlu kita butuhkan. Kita hanya perlu membuat sedikit dokumentasi teknis perangkat lunaknya saja. Dan sebagai saran, tambahkan komentar-komentar program pada program-sumber kita. Sehingga bila perangkat lunak perlu dikembangkan, kita dapat mengetahui pada proses yang mana kita akan melakukan modifi kasi. Namun sebagai seorang analisdesainer perangkat lunak, kita akan sering bergelut dengan pengembangan perangkat lunak yang berukuran sedang hingga sangat besar. Sehubungan dengan pertanyaan awal tersebut, mengapa kita mesti melalui tahap-tahap pembangunan perangkat lunak yang terlihat rumit dan harus melewati tahap-tahap tertentu? Mengapa kita tidak langsung menulis kode program perangkat lunak kita sambil mengira-ngira dan menentukan fi tur-fi tur apa saja yang bakal dimiliki oleh perangkat lunak kita? Kita akan dengan mudah memahaminya dengan meninjau mitos-mitos yang ada di masyarakat dan kenyataan yang terjadi.

1.2. 2 Mitos tentang Perangkat Lunak

Dalam pengembangan perangkat lunak, terutama pada awal manusia mengenal perangkat lunak, selalu ada mitos-mitos yang tertanam dalam pikiran dan sikap manusia. Dari tingkat pelaku manajemen, komsumen, hingga ke pelaku teknis pengembang PL, selalu memiliki anggapan-anggapan dan sikap yang ternyata tidak dapat diterapkan pada pengembangan perangkat lunak:

1. Mitos pada tingkat manajemen

Manajer yang bertanggung jawab terhadap pengembangan perangkat lunak, seperti manajer di bidang-bidang lain, sering berada dalam tekanan dalam 12 Manajemen Proyek Teknologi Informasi pengelolaan budged, pelaksanaan rencana sehingga sesuai jadwal, dan tangung jawab untuk meningkatkan kualitas bisnis. Mereka berpegangan pada mitos perangkat lunak untuk mengurangi tekanan ini.

a. Mitos: Orang-orang kami memiliki piranti

pengembangan perangkat lunak yang modern dan kami juga memiliki komputer yang memanfaatkan teknologi terbaru. Kami pasti dapat membangun PL yang sangat berkualitas. Fakta : Pengembangan perangkat lunak membutuhkan lebih dari sekadar komputer atau bahkan mainframe terbaru. Computer Aided So t ware Engineering CASE tools atau piranti bantu pengembangan perangkat lunak, alat bantu dan metode rekayasa perangkat lunak, contohnya SSADM, Power Analist lebih dibutuhkan dari sekedar perangkat keras yang berteknologi terbaru.

b. Mitos: Jika jadual pengembangan perangkat

lunak terlambat dari rencana, kita dapat menambah programmer sering disebut Mongolian Horde Concept. Fakta : Pengembangan perangkat lunak bukan proses mekanis seperti proses manufaktur. Dalam bukunya “The Mythical Man-Month ”, F. Brooks mengatakan “Adding people to a late project makes it later”. Artinya, dengan menambah pemrogram dalam sebuah pengembangan perangkat lunak yang terlambat, akan memperlambat pengembangannya. Karena ketika pemrogram baru ditambahkan, programmer