2. Teori Penyusunan Program Pelayanan Bimbingan Dan Konseling Berdasarkan Planning, Programming, Bugdeting System PPBS
Penyusunan program berdasarkan PPBS merupakan upaya untuk memperbaiki cara penyusunan program berdasarkan pada cara
konvensional yang mendasarkan kebutuhan atau masalah siswa karena cara yang pertama lebih menekankan pada selera peserta didik
dan kurang memperhatikan tujuan layanan bimbingan konseling, kurikulum yang telah disusun secara nasional dan bagaimana
mengevaluasi kegiatan sangat sukar dilakukan. Untuk itu cara yang kedua ini dipertimbangkan untuk digunakan dalam penyusunan
program bimbingan konseling di sekolah. Penyusunan program bimbingan konseling berdasarkan PPBS
maksudnya dalam menyusun program didasarkan pada sistem yang memperhatikan perencanaan, program dan penganggaran. Secara
singkat penyusunan program berdasarkan PPBS sebagai berikut:
a. Perencanaan
Dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka kegiatan di sekolah selayaknya memberikan layanan dalam pembelajaran yang
kondusif, administrasi dan kepemimpinan yang memadai dan pemberian bantuan layanan bimbingan konseling untuk
mengembangkan potensi peserta didik secara optimal. Agar program sekolah dapat terealisir maka perlu perencanaan yang
mendasarkan pada tujuan baik tujuan umum maupun khusus. Melalui perencanaan yang matang akan dapat memberikan arah
terhadap pencapaian tujuan bimbingan yang telah ditetapkan, memberikan standart atau pedoman serta tolok ukur keberhasilan
kegiatan bimbingan konseling. Oleh karena itu melalui kegiatan perencanaan diharapkan semua tujuan yang telah ditentukan dapat
tercapai. Dengan demikian penetapan tujuan merupakan awal dari kegiatan perencanaan.Tujuan dalam kegiatan bimbingan konseling
dapat bersifat filosofis seperti tercapainya perkembangan yang optimal, menjadi insan mandiri, dan lain-lain. Namun tujuan juga
dapat bersifat sasaran apabila tujuan yang diharapkan tercapai dapat diukur secara konkrit dengan ciri pragmatis, konkrit dan
kuantitatif. Ungkapan seperti setelah mengikuti layanan konseling siswa dapat mengentaskan masalah yang dihadapi, atau klien
dapat menunjukkan rasa bahagia dan merasa puas setelah memperoleh layanan konseling merupakan contohnya.
b. Programming
Programming merupakan suatu kegiatan untuk membuat program yang akan dilaksanakan selama kurun waktu tertentu. Program itu
sendiri merupakan serangkaian kegiatan yang saling terkait satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan berarti serangkaian
kegiatan bimbingan konseling yang saling terkait satu dengsn yang lain untuk mencapai tujuan bimbingan konseling yang telah
ditentukan sebelumnya. Untuk menentukan progam apa yang akan dilaksanakan maka dalam PPBS proses penyusunan program
mencakup langkah-langkah sebagai berikut ini. 1 Menentukan Kategori Program Utama KPU .
Penentuan Kategori Program Utama dijabarkan berdasarkan tujuan yang telah ditentukan dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. Secara eksplisit telah dikemukakan bahwa
perkembangan yang optimal dapat diturunkan menjadi tujuan bimbingan yang mencakup 4 bidang yatiu pribadi sosial,
belajar dan karir. 2 Menentukan
Program Utama
Program utama merupakan penjabaran dari kategori program utama. Misalnya saja dalam kategori porgram utama adalah
pengmbangan bimbingan pribadi maka program utamanya dapat ;1 penanaman sikap kebiasaan dalam beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 2 Pengenalan dan pengembangan tentang kekuatan diri sendiri dan
penyalurannya untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif, basik dalam kehidupan sehari-hari di sekolah
maupun untuk peranannya di masa depan. 3 pengenalan dan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran
dan pengembangannya melaui kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif. 4 Pengenalan dan pemahaman tentang
kelemahan diri sendiri serta usaha-usaha penanggulangannya. 5 pengembangan kemampuan mengambil keputusan
sederhana dan mengarahkan diri 6 perencanaan dan pemeliharaan hidup sehat.
3 Program Program merupakan bagian terkecil dari KPU, dan
berdasarkan program utama maka langkah selanjutnya menentukan program. Jadi tugas utama adalah menentukan
program apa saja yang dapat dilakukan agar semua rencana yang telah dicanangkan dapat terealisasi Adapun jumlah dan
kegiatannya tidak dibatasi, tetapi yang perlu diingat adalah apakah program yang disusun dapat memenuhi tercapainya
program utama.
4 Target Target merupakan keluaran atau hasil yang ingin dicapai
setelah program dilaksanakan. Target dapat dilihat dari seberapa peserta didik yang mendapat layanan, bagaimana
perubahan sikap dan perilaku individu setelah memperoleh sejumlah layanan, dll.
c. Jangka waktu
Semua kegiatan hendaknya disusun untuk minimal dalam kurun waktu satu tahun kedepan sehingga dapat diantisipasi semua
unsur yang dapat mendukung terlaksananya program. Berdasrkan program dalam jangka waktu satu tahun tersebut kemudian
disusunlah program semesteran, bulanan, mingguan dan akhirnya kegiatan.
d. Biaya
Berdasarkan program yang telah disusun maka perlu dipertimbangkan biaya operasional yang dibutuhkan. Untuk itu
pada awal tahun ajaran hendaknya sudah dipikirkan seberapa dana yang dibutuhkan dan dari mana sumber
pembiayaan. Namun yang perlu diingat bahwa penyusunan anggaran biaya perlu memperlhatikan situasi dan kondisi keuangan
sekolah. Dengan demikian maka serangkaian program yang dipaparkan merupakan acuan pembiayaan yang proporsional.
Berdasarkan pengamatan di lapangan belum semua guru pembimbing di sekolah yang telah menyusun program bimbingan
konseling sesuai dengan tahap-tahap maupun teori penyusunan program. Namun satu hal yang perlu dicermati oleh guru
pembimbing di sekolah bahwa dengan adanya program yang jelas maka personal di sekolah seperti kepala sekolah dan guru bidang
studi lainnya akan memperoleh pencerahan dan keyakinan bahwa
guru pembimbing adalah bukan pengangguran melainkan guru yang mempunyai program yang jelas sehingga pada gilirannya
mereka akan secara sukarela mau bekerjasama untuk melaksanakan program bimbingan konseling di sekolah.
Selanjutnya bila kerjasama telah terjalin maka keberadaan bimbingan konseling sekolah akan semakin diakui dan dihargai
oleh semua pihak termasuk staf sekolah dan masyarakat.
C. Latihan
D. Rangkuman
E. Tes Formatif
BAB V KEGIATAN BELAJAR 4
A. Kompetensi dan indikator Standar Kompetensi:
1. Menyusun program pelayanan BK di sekolah berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP
Kompetensi Dasar:
1.1.1 Memahami rambu-rambu penyusunan program pelayanan BK berdasarkan KTSP
1.1.2 Memahami langkah-langkah operasional penyusunan program pelayanan BK berdasarkan KTSP
Indikator Pencapaian Kompetensi:
2.1.5 Menjelaskan perencanaan kegiatan 2.1.6 Menjelaskan pelaksanaan kegiatan
2.1.7 Menjelaskan penilaian kegiatan 2.1.8 Menjelaskan laporan pelaksanaan program
Mengdentifikasi jenis layanan Menyusun program tahunan
Menyusun program semesteran Menyusun program bulanan
Menyusun program mingguan Menyusun program harian
Menilai pelaksanaan program Menyusun lapelprog
B. Uraian Materi 1. Rambu-rambu Penyusunan Program Pelayanan BK berdasarkan
KTSP a. Perencanaan Kegiatan
1 Perencanaan kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling BK mengacu pada program tahunan yang telah dijabarkan ke
dalam program semesteran, bulanan serta mingguan. 2 Perencanaan kegiatan pelayanan BK harian yang merupakan
jabaran dari program mingguan disusun dalam bentuk satuan layanan SATLAN dan satuan kegiatan pendukung
SATKUNG yang masing-masing memuat: a Sasaran layanankegiatan pendukung
b Substansi layanankegiatan pendukung c Jenis layanankegiatan pendukung, serta alat bantu yang
digunakan d Pelaksana layanankegiatan pendukung dan pihak-pihak
yang terlibat e Waktu dan tempat
3 Rencana kegiatan pelayanan konseling mingguan meliputi kegiatan di dalam kelas dan di luar kelas untuk masing-masing
kelas peserta didik yang menjadi tanggung jawab konselor. 4 Satu kali kegiatan layanan atau kegiatan pendukung konseling
berbobot ekuivalen 2 dua jam pembelajaran. 5 Volume keseluruhan kegiatan pelayanan konseling dalam satu
minggu minimal ekuivalen dengan beban tugas wajib konselor di sekolah madrasah.