Lembar kegiatan Rangkuman Tes formatif

3. Tuliskan semua manfaat memahami konselor bila ia terampil menggunakan bermacam-macam teknik asesmen 4. Tuliskan pula bahayanya jika konselor tidak bisa memahami konseli yang dilayaninya

BAB III O B S E R V A S I Kegiatan Belajar 2

A. Kompetensi dan Indikator

Setelah mempelajari materi ini, diharapkan peserta mampu melakukan observasi dalam rangka bimbingan dan konseling dengan benar. Kemampuan melakukan observasi itu ditampilkan dalam a mampu memilih jenis teknik observasi yang tepat, b mampu merancang atau mempersiapkan observasi dengan benar, c mampu memanfaatkan alat-alat bantu observasi dengan benar, d mampu melaksanakan analisis hasil observasi dengan benar, dan e mampu memanfaatkan hasil observasi untuk kepentingan bimbingan dengan tepat.

B. Uraian Materi

Pembahasan tentang observasi mencakup tema-tema berikut :

1. Pengertian observasi

Secara garis besar terdapat dua rumusan tentang pengertian observasi, yaitu pengertian secara sempit dan luas. Dalam arti sempit, observasi berarti pengamatan secara langsung terhadap gejala yang diteliti, Dalam arti luas, observasi meliputi pengamatan yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung terhadap obyek yang sedang diteliti. Dalam rumusan di atas ada satu kata kunci yaitu ”pengamatan”. Dilihat dari segi psikologi, istilah ”pengamatan” tidak sama dengan melihat, sebab melihat hanya dengan menggunakan penglihatan mata; sedang dalam istilah pengamatan terkandung makna bahwa dalam melakukan pemahaman terhadap subyek yang diamati dilakukan dengan menggunakan pancaindra yaitu dengan penglihatan, pendengaran, penciuman, bahkan bila dipandang perlu dengan penggunakan pencecap dan peraba. Mengapa menggunakan pancaindra ? Apakah tidak cukup hanya dengan salah satu indra saja? Tidak semua gejala yang diamati bisa dikenali dengan penglihatan saja, kadang ada gejala yang memang tidak bisa ditangkap oleh mata tetapi dengan hidung, telinga, lidah dan sebagainya. Di sisi lain, untuk meyakinkan hasil penglihatan kadang perlu dikuatkan dengan data dari penciuman, pendengaran , pencecap dan peraba. Untuk meyakinkan seorang guru bahwa murid yang sedang dilayaninya baru saja minum minuman keras, atau tidak, guru itu bisa melihat pada perubahan wajahnya dan atau sekaligus mencium bau alkohol yang keluar dari mulut peminum itu. Bahkan manakala observasi digunakan sebagai alat pengumpul data penelitian kualitatif, maka pengamatan yang dilakukan observer bukan hanya sebatas gejala yang nampak saja, tetapi lebih jauh harus mampu menembus latar belakang mengapa gejala itu terjadi. Di samping proses pengamatan, dalam melakukan observasi harus dilakukan dengan penuh perhatian attention. Hal in berarti bahwa dalam kegiatan observasi bukan hanya proses fisik tetapi juga proses psikis. Hal ini bisa dijelaskan bahwa ketika seseorang melakukan observasi, bukan hanya kegiatan melihat, mendengar, mencium saja yang berjalan; tetapi lebih dari itu adalah melihat, mendengar, dan mencium yang disertai dengan pemusatan perhatian, aktivitas, dan kesadaran terhadap obyek atau gejala-gejala tertentu yang sedang diobservasi. Anna Djamhana 1983 : 201 juga mengingatkan, bahwa observasi juga harus dilakukan secara sistematis dan bertujuan, artinya dalam melakukan observasi observer tidak bisa melakukan hanya secara tiba-tba dan tanpa perencanaan yang jelas. Dalam melakukan observasi harus jelas apa tujuannya, gejala-gejala apa saja yang perlu diamati, karakteristik masing-masing gejala, model pencatatannya, analisisnya, dan pelaporan hasilnya. Gall dkk 2003 : 254 memandang observasi sebagai salah satu metode pengumpulan data dengan cara mengamati perilaku dan lingkungan sosial dan atau material individu yang sedang diamati. Gibson, R.L. Mitchell. M.H 1995 : 260 memandang observasi sebagai teknik yang bisa dimanfaatkan untuk memilah-milah derajat dalam membuat konklusi tentang orang lain, meskipun diakui bahwa penggunaan observasi juga perlu dilengkapi dengan metode lain dalam penilaian manusia.

2. Bentuk-bentuk Observasi

Ada beberapa bentuk observasi yang lazim dilakukan oleh konselor dan atau peneliti, yaitu : a. Dilihat dari keterlibatan subyek terhadap obyek yang sedang diobservasi observee, observasi bise dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu : 1 Observasi partisipan, yaitu bila pihak yang melakukan observasi observer turut serta atau berpartisipasi dalam kegiatan yang sedang dilakukan oleh subyek yang sedang diobservasi observee. Observasi partisipan juga sering digunakan dalam penelitian eksploratif. Observasi partisipan ini memiliki kelebihan, yaitu observee bisa jadi tidak mengetahui bahwa mereka sedang diobservasi, sehingga perilaku yang nampak diharapkan wajar atau tidak dibuat-buat. Di sisi lain, observasi partisipan mengandung kelemahan, utamnya berkaitan dengan kecermatan dalam melakukan pengamatan dan pencatatan, sebab ketika observer terlibat langsung dalam aktifitas yang sedangg dilakukan observee, sangat mungkin observer tidak bisa melakukan pengamatan dan pencatatan secara detail 2 Observasi non-partisipan, yaitu bila observer tidak terlibat secara langsung atau tidak berpartisipasi dalam aktivitas yang sedang dilakukan oleh observee.