Latihan Lembar Kegiatan Peserta Pelatihan Rangkuman

Disamping kekuatan, konseling kelompok juga memiliki keterbatasan sebagai berikut: tidak semua siswa cocok berada dalam kelompok, tidak semua siswa bersedia bersikap terbuka dan jujur, persoalan pribadi, kurang mendapat perhatian dan tanggapan sebagaimana mestinya, siswa mengharapkan terlalu banyak dari kelompok, kelompok sering dijadikan saran untuk mencapai suatu tujuan, peran konselor lebih kompleks, sulit terbina kepercayaan, konselor kelompok membutuhkan latihan intensif dan khusus dan kelompok tidak selalu efektif untuk semua orang.

F. Tes Formatif

1. Jelaskan pengertian bimbingan dan konseling kelompok yang menyebutkan pada unsur-unsur pokoknya. 2. Berikan penjelasan tentang perbandingan antara bimbingan kelompok, konseling kelompok, dan psikoterapi kelompok ditinjau dari , fungsi, anggota, suasana interaksi, dan jumlah anggota. 3. Jelaskan tujuan umum dan tujuan khusus konseling kelompok. 4. Berikan ilustrasi kekuatan konseling kelompok bila dibandingkan dengan konseling individual.

BAB III KEGIATAN BELAJAR 2

A. Kompetensi dan

Indikator Setelah melakukan kegiatan belajar ini, peserta pelatihan dapat menjelaskan proses terbentuknya kelompok dan pengembangannya dalam konseling kelompok. Adapun indikatornya adalah peserta pelatihan dapat: 1. Mendeskripsikan proses terbentuknya kelompok 2. Menyebutkan macam-macam kelompok 3. Mendeskripsikan unsur-unsur utama suasana kelompok 4. Mendeskripsikan bentuk dan peran anggota kelompok 5. Mendeskripsikan miskonsepsi tentang kelompok

B. Uraian Materi

a. Terbentuknya kelompok Berkumpulnya sejumlah orang yang masing-masing tidak mempunyai tujuan akan membentuk suatu kerumunan, sedang berkumpulnya sejumlah orang yang salaing berkaitan satu sama lain membentuk apa yang disebut kelompok. Adanya suatu kelompok tidak harus diawali dengan adanya kerumunan. Suatu kelompok dapat segera terjadi, yaitu apabila sebelum orang-orang bersangkutan berkumpul terlebih dahulu kepada mereka telah diberitahukan tujuan yang akan dicapai dan peranan masing- masing. Dengan demikian, setelah mereka berkumpul, mereka tidak lagi kerumunan yang masing-masing anggotanya tidak saling berkaitan namun segera mengarah ke suasana kelompok yang masing-masing anggotanya mengetahui sasaran yang akan dicapai dan bertingkah laku sesuai dengan peranan masing- masing yang saling berkaitan. Dari uraian singkat diatas tampaklah bahwa berkumpulnya sejumlah orang dapat membentuk suatu kerumunan, yaitu kalau berkumpulnya orang-orang itu disebabkan karena adanya suatu kejadian yang menarik perhatian mereka sedangkan diantara orang-orang itu tidak ada saling kaitan sama sekali, dan dapat membentuk kelompok, yaitu kalau terhadap orang-orang yang berkumpul itu berlaku hubungan atau kaitan tertentu antar orang- orang tersebut. Faktor-faktor pengikat dalam kelompok: 1 Interaksi antara orang-orang yang ada didalam kumpulan atau kerumunan itu. 2 Ikatan emosional sebagai pernyataan kebersamaan. 3 Tujuan atau kepentingan bersama yang ingin dicapai. 4 Kepemimpinan yang dipatuhi dalam rangka mencapai tujuan atau kepentingan bersama. 5 Norma yang diakui dan diikuti oleh mereka yang terlibat didalamnya. Perlu dicatat tidak semua kelompok diikat oleh kelima faktor tersebut dan kekuatan ikatan masing-masing faktor itupun dapat tidak sama. Untuk suatu kelompok yang mantap, diperlukan mantapnya kelima faktor itu sebagai jiwa dari dinamika kelompok itu lebih lanjut untuk mencapai tujuan atau kepentingan bersama yang dimaksudkan. Keadaan ideal seperti ini tidak selalu dijumpai. Tidak jarang terjadi suatu kelompok terbentuk hanya semata-mata didasarkan oleh satu atau dua faktor pengikat itu saja dan faktor pengikat itupun tidak kuat. Kelompok ini tentu saja tidak merupakan kelompok yang mantap atau kompak. Kemantapan atau kekompakan suatu kelompok memang ditentukan oleh faktor-faktor pengikat tersebut. Surutnya salah satu atau beberapa atau bahkan semua faktor pengikat itu akan menurunkan derajat kemantapan kelompok itu sehingga kelompok