antara anak dan orang tua. Di satu pihak mengarah pada penyelesaian hubungan yang tidak harmonis hubungan sosial, sedangkan pada
psikodrama diarahkan pada penyelesaian konflik dan tekanan batin problem kejiwaan. Oleh sebab itu, dua kegiatan tersebut dalam
praktek dapat berupa ”sosio-psikodrama”. Sosiopsikodrama sebagai teknik bimbingan tidak terlalu
menekankan pada seni acting, blocking maupun indahnya suatu dialog, tapi mengarah pada ekspresi-ekspresi yang spontan, ide-ide
dan pemikiran baru, penemuan jalan keluar, penyaluran dorongan yang tertekan serta ”improvisasi” psikis ke arah perkembangan. Melalui
kegiatan drama diharapkan murid dapat memproyeksikan sikap, perasaan dan pikirannya, sehingga benar-benar dapat berfungsi
sebagai alat bimbingan. Tema cerita dapat disesuaikan dengan masalah yang timbul
dan perkembangan anak. Jumlah anak sebaiknya tidak terlalu besar. Oleh karena itu suatu tema yang sama dapat dimainkan oleh lebih dari
satu kelompok. Ini akan lebih efektif daripada jumlah peranan pemain yang besar. Demikian pula masalah waktu, supaya dihindari waktu
yang terlalu lama. Disarankan, jumlah cerita lebih banyak diserahkan oleh pembimbing. Melalui diskusi akan dilakukan koreksi dan
penyelesaian seperlunya, hingga terjadi pengertian dan pemahaman yang baik.
Dengan demikian sosio-psikodrama akan berfungsi mengadaptasi dan menyesuaikan. Tujuannya, mengidentifikasi
masalah, memahami masalah dan mencari jalan keluar pemecahannya sehingga terjadi perubahan dan perkembangan pada
diri anak. Sifat bimbingan ini lebih menekankan korektif dan kuratif dari pada preventif.
C. Latihan
Bandingkan antara sisiodrama dengan psikodrama yng saudara ketahui
D. Lembar Kegiatan
1. Alat : Ruang kelas, Caption, IT pembelajaran, dan lembar tugas 2. Langkah Kegiatan:
a. Peserta masuk ke ruang kelas yang digunakan b. Peserta mengikuti uraian materi dan penjelasan tugas
c. Peserta membentuk kelompoknya masing-masing sesuai arahan konselor
d. Peserta berpartisipasi aktif dalam diskusi atau tugas kelompok e. Peserta mencatatmerangkum kegiatan yang dilakukan
f. Peserta mendeskripsikan tugas lanjutan 3.
Hasil: Peserta memiliki kompetensi dan indikator seperti
direncanakan E. Rangkuman
Memainkan peran suatu drama dapat digunakan sebagai teknik bimbingan. Sosiodrama dan psikodrama mempunyai fungsi dan tujuan
yang sama. Meski demikian keduanya memiliki perbedaan yaitu jenis permainan, tema ceritera dan fokus caritera yang akan dimainkan.
Sosiodrama lebih menekankan kepada mengatasi ketidak harmonisan hubungan soail dan pengembangan kemampuan menjalin relasi
hubungan sosial sedangkan psikodrama lebih menekankan kepada penyelesaian konflik dan tekanan batin problem
kejiwaanpsychological problem. Untuk keperluan tertentu kedua permainan tersebut dapat diintegrasikan menjadi sosio-psiko drama.
Sosio-psiko drama tidak mementingkan seni acting atau blocing atau keindahan alur ceritera dan dialog, tetapi lebih mengarah kepada
pemunculan akspresi-ekspresi spontan, ide-ide dan pemikiran baru,
penemuan jalan keluar, penyaluran dorongan yang tertekan serta improvisasi psikis ke arah perkembangan. Melalui sosio-psiko drama
diharapkan siswa dapat memproyeksikan sikap, perasaan dan pikiran, sehingga benar-benar dapat memfungsikan potensi yang tersembunyi
sekalipun untuk perkembangan dirinya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan
sosio-psiko drama adalah ceritera disesuaikan dengan masalah yang muncul dalam perkembangan siswa, jumlah anggota tidak terlalu besar
misalnya maksimal 5 orang siswa. Permainan ini juga dapat dilakukan oleh beberapa kelompok. Durasi permainan jangan terlalu lama
misalnya cukup 20 – 30 menit. Ceritera yang dimainkan diserahkan kepada siswa atas arahan tema dari guru BKKonselor. Setelah
permainan berlangsung agar dilakukan diskusi balikan tentang apa yang baru dimainkan untuk memperoleh koreksi, kuratif dan
penyelesaian seperlunya serta munculnya pemahaman dan pengertian yang lebih baik.
Dengan demikian sosio-psiko drama sebagai teknik bimbingan dapat berfungsi sebagai adaptasi dan penyesuaian. Tujuannya adalah
mengidentifikasi masalah, memahami masalah dan mencari jalan keluar pemecahannya untuk terjadinya perubahan dan perkembangan
kearah yang lebih baik lagi. Dengan demikian, sifat bimbingan dalam permainan ini adalah preventif, korektif dan kuratif.
F. Tes Formatif Penilaian Segera Laiseg
Buatlah satlan untuk sebuah permainan sosio drama atau psikodrama dengan mengambil tema peristiwa aktual yang umum terjadi di
kalangan pelajar saat ini.
BAB IX KEGIATAN BELAJAR 8 CERAMAH BIMBINGAN
A. Kompetensi dan Indikator
1. Kompetensi: Setelah mempelajari topik ini peserta diharapkan
mampu: a. Mendefinisikan pengertian Ceramah Bimbingan
b. Menyebutkan fungsi dan tujuan Ceramah Bimbingan c. Mendeskripsikan langkah-langkah Ceramah Bimbingan
d. Melaksanakan Ceramah Bimbingan
2. Indikator
a. Peserta dapat menyatakan pikirannya tentang pengertian Ceramah Bimbingan menurut konsep dan dengan bahasa
sendiri b. Peserta menyatakan dua atau lebih fungsi dan tujuan Ceramah
Bimbingan c. Peserta dapat mambedakan setiap jenis langkah Ceramah
Bimbingan d. Peserta mampu dan trampil menyelenggarakan Ceramah
Bimbingan
B. Uraian Materi Ceramah bimbingan
Kegiatan ceramah dapat dipakai sebagai teknik bimbingan. Teknik ini hampir sama dengan pengajaran bimbingan. Bedanya, pada
ceramah bimbingan tidak selalu dilaksanakan di dalam kelas, tetapi dapat dilaksanakan di ruang-ruang besar dalam jumlah yang besar
pula. Peserta dalam kegiatan ini berasal dari berbagai tingkatan kelas. Memang dapat dimengarti ceramah bimbingan akan lebih efektif bila
jumlah murid tidak terlalu besar. Kelompok murid yang akan diberi ceramah bimbingan tergantung pada tujuan bimbingan. Mungkin pula