Tujuan dan manfaat program Bimbingan dan Konseling a. Tujuan Program

lembaga masyarakat yang memberi layanan kepada siswa. Konselor sekolah sesuai dengan latihan yang diperolehnya dan peranannya berperan sebagai orang sumber dan perantara bagi siswa dengan orang-orang atau lembaga-lembaga yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan siswa. f. Program bimbingan dan konseling menyediakan layanan bantuan kepada siswa, baik yang bersifat pencegahan, pengembangan, maupun perbaikan. g. Program bimbingan dan konseling disusun dengan mempertimbangkan kemampuan dan keterampilan staf sekolah dalam bidang bimbingan dan konseling. Kemampuan dan keterampilan yang perlu diidentifikasi meliputi latar belakang pendidikan, latihan bimbingan konseling yang pernah diperoleh, kepribadian dan minat terhadap kegiatan bimbingan. h. Program bimbingan dan konseling secara berkelanjutan perlu disempurnakan melalui perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, dan penilaian yang sistematis. Untuk menjamin bahwa program bimbingan dan konseling dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan siswa dan masyarakat, maka selama program dilaksanakan peninjauan, pemantauan, dan penilaian. Pendapat kedua tentang prinsip-prinsip pokok penyusunan program bimbingan disampaikan oleh Miller 1961 yang mengemukakan sebagai berikut: a. Program bimbingan itu hendaknya dikembangkan secara berangsur-angsur atau tahap demi tahap dengan melibatkan semua unsur atau staf sekolah dalam perencanaannya. b. Program bimbingan harus memiliki tujuan yang ideal dan realistis dalam perencanaannya. c. Program bimbingan hendaknya mendorong komunikasi yang terus menerus antara unsur atau anggota staf sekolah yang bersangkutan. d. Program bimbingan hendaknya menyediakan atau memiliki fasilitas yang diperlukan. e. Program bimbingan hendaknya saling berhubungan dengan program pendidikan dan pengajaran. f. Program bimbingan hendaknya memberikan pelayanan kepada semua siswa. g. Program bimbingan hendaknya menunjukkan peranan yang penting dalam menghubungkan dan mengintegrasikan sekolah dengan masyarakat. h. Program bimbingan hendaknya memberikan kesempatan untuk melaksanakan penilaian terhadap diri sendiri. i. Program bimbingan hendaknya menjamin keseimbangan pelayanan bimbingan dalam hal: 1 Pelayanan kelompok dan pelayanan individual. 2 Pelayanan yang diberikan oleh berbagai jenis petugas bimbingan. 3 Studi individual dan konseling individual. 4 Penggunaan alat pengukur atau teknik pengumpul data yang obyektif maupun subyektif. 5 Pemberian jenis-jenis bimbingan 6 Pemberian bimbingan tentang berbagai program sekolah. 7 Penggunaan sumber-sumber di dalam maupun di luar sekolah. 8 Kebutuhan individual dan kebutuhan masyarakat luas. 9 Kesempatan untuk berpikir, merasa, dan berbuat.

5. Tahap-tahap Penyusunan Program Pelayanan Bimbingan dan Konseling

Program bimbingan dan konseling di suatu sekolah sebaiknya disusun setiap tahun pada awal tahun ajaran.Penyusun program bimbingan dan konseling dapat dibedakan menjadi dua, yaitu membuat