Lembar Kegiatan Mahasiswa Materi Persiapan Uji Kompetensi Guru 2015

BAB III AZAS-AZAS PENELITIAN TINDAKAN, KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

Kegiatan Belajar 2

A. Kompetensi dan Indikator

Setelah mempelajari bab ini diharapkan peserta pelatihan memiliki pemahaman yang benar tentang azas-azas penelitian tindakan, kelebihan, dan kekurangannya. Sebagai indicator bahwa peserta pelatihan telah memiliki pemahaman yang benar adalah a mereka mampu menjelaskan azas-azas penelitian, b peserta mampu menunjukkan kelebihan dan kekurangan penelitian tndakan, c mampu memilih cara-cara melakukan penelitian yang lebih sesuai dengan azas penelitian tindakan, dan d mampu memilih cara-cara yang tepat untuk mengatasi kelemahan penelitian tindakan.

B. Uraian Materi 1. Asas-asas Penelitian Tindakan

Winter dalam Suwarsih Madya, 2006 : 27-36 menunjukkan ada enam azas yang perlu dipegang dalam melakukan penelitian tindakan, disarikan berikut : a. Asas kritik refleksif Prosedur dasar membuat kritik reflektif ini memiliki tiga langkah, yakni: 1 mengumpulkan catatan-catatan yang telah dibuat oleh peserta penelitian tindakan, atau oleh pihak yang berwenang, seperti catatan pengamatan, transkrip, wawancara, pernyataan tertulis dari peserta, atau dokumen resmi; 2 menjelaskan dasar refleksif catatan-catatan ini, sehingga 3 pernyataan dapat ditransformasi menjadi pertanyaan, dan sederet altetnatif yang mungkin dapat disarankan, yang beberapa penafsirannya tidak terpikirkan sebelumnya. Peneliti tindakan hendaknya memiliki sikap yang berbeda terhadap data, dibanding dengan peneliti tradisonal. Bagi peneliti tradisional, data harus cocok dengan fakta-fakta, dan data tersebut harus terpercaya dalam arti bahwa data yang sama akan diperoleh siapapun yang diminta untuk mengamati gejala terkait. Sebaliknya, peneliti tindakan harus berpegang pada tesis reflektivitasnya, sehingga masih bisa dimungkinkan untuk mempertanyakan: 1 apakah data benar-benar cocok dengan fakta, tanpa menganggap data itu salah, dan 2 apakah generalitas itu benar dengan memperhatikan serentetan dugaan dan penilaian yang mendasari penafsiran. Hal itu memungkinkan dibuatnya sejumlah pernyataan alternatif yang gayut dan penting. Kritik refleksif tersebut membuka kesempatan dikemukakannya sederet argumen dan diskusi. b. Asas kritik dialektis Metode positivis menyarankan agar kita mengamati gejala secara menyeluruh dan membatasinya secara pasti agar dapat mengidentifikasi sebab dan akibatnya yang khusus. Pendekatan dialektis menuntut peneliti untuk melakukan kritik terhadap gejala yang ditelitinya. Hal itu memerlukan pemeriksaan terhadap 1 konteks hubungan secara menyeluruh yang merupakan konteks persatuan meskipun ada pemisahan yang jelas, dan 2 struktur kontradiksi internal -- di balik kesatuannya yang jelas-- yang memungkinkan adanya kecenderungan untuk berubah meskipun ia stabil. Dalam melakukan kritik dialektis, Winter 1989 dalam Suwarsih Madya, 2006 : 29 mengingatkan agar peneliti memusatkan perhatiannya pada salah satu atau tiga karakteristik dari seperangkat gejala tersebut, yaitu: 1 terpisah tetapi dalam konteks hubungan yang perlu ada, 2 jika, tetapi