Kompetensi dan Indikator Latihan Lembar Kegiatan Mahasiswa Rangkuman Tes Formatif

c. Rumusan masalah pertanyaan penelitian Misalnya : “Bagaimana pelaksanaan konseling kelompok yg

bisa meningkatkan motivasi belajar siswa” Fungsi pertanyaan penelitian adalah lebih memperjelas apa yg ingin dicari melalui penelitian ini sehingga lebih memperjelas jawaban atau simpulan akhir … ingat : pertanyaan bagaimana jawabnya adalah “proses” Dari masalah penelitian di atas, maka pertanyaan-pertanyaan penelitian yang muncul adalah : 1 Siapa yang bisa direkrut menjadi anggota kelompok, apakah semua siswa atau hanya mereka yang motivasi belajarnya rendah? 2 Bagaimana prekrutannya apakah dengan cara dipanggil atau secara suka rela? 3 Siapa yg pimpinan kelompok dan bagaimana mekanisme pemilihannya? 4 Peran apa yang harus dilakukan oleh setiap anggota kelompok ? 5 Di mana konsling kelompok dilakukan haruskah di sekolah, atau bisa di luar sekolah? 6 Kapan bisa dilakukan pada jam sekolahdi luar jam sekolah? 7 Bagaimana mekanisme kegiatan konseling kelompok dilakukan dilakukan, apakah bisa digunakan prosedur yang lazim atau perlu dikembangkan dengan cara-cara baru yang lebih sesuai dengan keinginan partisipan? 8 Apa peran yang harus dilakukan oleh konselor dalam pelaksanaan konseling ?

d. Tujuan penelitian

Isinya kurang lebih “Diperolehnya temuan yang akurat tentang pelaksanaan konseling kelompok yang efektif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa” Jawabnya pada bab V simpulan kurang lebih : Anggota kelompoknya terdiri dari ….., yang direkrut secara …., dipimpin oleh …., cara pemilihan pimpinannya …, setiap anggota kelompok berperan ….. , konseling kelompok bisa dilakukan pada waktu ……., baik di sekolah maupun di luar sekolah, konseling kelompok dilakukan dengan prosedur ………., fungsi guru atau konselor dalam kegiatan tersebut adalah sebagai … e. Manfaat penelitian Tuliskan manfaat teoretis dan manfaat praktis dari temuan saudara tentang pelaksanaan konseling kelompok yang bisa meningkatkan motivasi belajar siswa

f. Kerangka konseptual kajian pustaka dan hipotesis tindakan

Untuk mengisi bagian ini, hal-hal yang bisa dilakukan adalah Membaca literatur yang mungkin bisa mendukung penyelesaian masalah yang sedang saudara hadapi. Dari kajian pustaka ini kemudian dirumuskan hipotesis tindakan misal : “Dengan pelaksanaan konseling kelompok “yang baik” efektif utk meningkatkan motivasi belajar siswa” … yg baik itu yg dicari jawabannya

g. Metode penelitian

Pada bagian ini lazim disajikan : penetapan partisipan, kondisi awal, rencana tindakan, tindakan, observasi, refleksi, dan analisis data.

C. Latihan

Buatlah proposal penelitian tindakan dengan mengacu pada kondisi riel masalah yang paling menonjol dihadapi di sekolah saudara. Dalam menyusun proposal tersebut upayakan menggunakan sistematika yang lazim digunakan kemudian diisi uraian sesuai panduan dan judul penelitian yang saudara tulis

D. Lembar Kegiatan Mahasiswa

1. Bacalah buku-buku yang membahas penelitian tindakan, pahami secara mendalam guna memperkaya teori-teori yang disajikan dalam buku ajar ini 2. Baca pula laporan penelitian tindakan yang ada kemudian renungkan dan bandingkan dengan model penelitian kuantitatif dan kualitatif. Temukan persamaan dan perbedaannya

E. Rangkuman

Penelitian tindakan cenderung dilakukan untuk memperbaikan kondisi di laoangan serta untuk meningkatkan profesionalitas, oleh sebab itu penyusunan proposal penelitian tindakan akan lebih mudah dan bermanfaat jika disusun mendasarkan kondisi riel di lapangan. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu didukung dengan literatur yang memadai, dan bukan semata-mata mengandalkan pamikiran rasional semata, di samping itu juga perlu memperhatikan masukan dari partisipan.

F. Tes Formatif

1. Tuliskan tiga judul penelitian yang dikembangkan dari masalah yang saudara hadapi di tempat saudara bertugas. 2. Jelaskan perbedaan rumusan maslah penelitan tindakan dengan rumusan penelitian kuantitatif dan kualitatif. 3. Jelaskan pula perbedaan dan persamaan hipotesis dan hipotesis tindakan. DAFTAR PUSTAKA Gall, M. D dkk 2003. Educational Research : an Introduction. New York: Pearson Education Madya, Suwarsih. 1994. Panduan Penelitian Tindakan. Yogyakarta : Lembaga Penelitian IKIP Yogyakarta …………. 2006. . Penelitian Tindakan. Bandung : Alfabeta Wiraatmadja, Rochiati. 2008 . Metode Penelitian Tindakan kelas. Bandung : Remaja Rosdakarya PENULISAN KARYA ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN

A. Deskripsi

Buku Ajar mengenai “Penulisan Karya Tulis Ilmiah” ini meliputi materi pembelajaran tentang penulisan artikel ilmiah, jenis dan struktur artikel ilmiah,m artikel hasil pemikiran, artikel hasil penelitian, format tulisan, serta praktik penulisan artikel ilmiah. Secara garis besar, buku ajar ini mengantarkan peserta PLPG untuk memahami materi-materi tersebut di atas, namun demikian peserta juga diminta untuk menyusun draft penulisan artikel ilmiah di bidang kompetensi masing- masing. Hal ini mempunyai tujuan agar setelah pelaksanaan matapelajaran ini peserta PLPG mempunyai kemampuan dalam menyusun artikel ilmiah yang siap dimasukkan ke dalam jurnal ilmiah yang tidak maupun terakreditasi. Buku ajar “Penulisan Karya Tulis Ilmiah” ini mempunyai standar kompetensi dasar 1 mengenal penulisan artikel ilmiah; 2 mengenal perbedaan penulisan artikel ilmiah yang konseptual dan yang non konseptual; 3 mengenal format penulisan artikel ilmiah; dan 4 menyusun draft artikel ilmiah. Buku ajar ini mempunyai hubungan dengan buku ajar yang terutama adalah penelitian tindakan kelas. Karena standar kompetensi penelitian tindakan kelas adalah 1 mengenal metode penelitian tindakan kelas; 2 mengenal format laporan penelitian tindakan kelas, 3 menyusun draft proposal penelitian tindakan kelas. Jelas bahwa kompetensi dasar kedua mata pelajaran ini akan bersngkut paut, pada saat peserta PLPG berkeinginan untuk menuliskan hasil penelitian tindakan kelas ke dalam jurnal penelitian pendidikan.

B. Petunjuk Pembelajaran

Peserta PLPG harus selalu aktif mengikuti proses pembelajaran di kelas. Peserta PLPG aktif berdiskusi dengan pelatih, menanyakan hal-hal yang belum dipahami, selanjutnya mendiskusikan dengan teman lainnya. Di samping itu, peserta pelatihan mencermati contoh-contoh yang telah disajikan oleh pelatih dan yang tersaji di dalam buku ajar ini. Kemudian peserta PLPG harus belajar menyusun suatu draft artikel ilmiah yang selaras dengan format yang tersaji di dalam buku ajar ini. Hasil draft itu selanjutnya digunakan untuk memenuhi tugas mata pelajaran ini, serta dimintakan pendapat dari pelatih. Saran-saran dari pelatih yang belum dipahami perlu ditanyakan kembali kepada pelatih jika perlu meminta perbandingan dengan artikel yang telah termuat di dalam jurnal.

C. Kompetensi dan Indikator

1. Peserta mempunyai kemampuan dalam memahami kriteria penulisan artikel ilmiah; 2. Peserta mempunyai kemampuan dalam memahami jenis dan struktur artikel ilmiah; 3. Peserta mempunyai kemampuan dalam memahami artikel penulisan hasil pemikiran konseptual; 4. Peserta mempunyai kemampuan dalam memahami artikel penulisan hasil penelitian; 5. Peserta mempunyai kemampuan dalam memahami format penulisan enumeratif; 6. Peserta mempunyai kemampuan dalam memahami format penulisan esai; 7. Peserta mempunyai kemampuan dan keterampilan dalam menyusun draft artikel ilmiah.

BAB II KEGIATAN BELAJAR I JENIS DAN STRUKTUR ARTIKEL ILMIAH

A. Kompetensi dan Indikator

Karya ilmiah tentu sudah merupakan bacaan yang sangat akrab dengan peserta PLPG. Sebagai guru, bapak dan ibu sudah sering membaca berbagai artikel, baik yang bersifat populer, ilmiah populer maupun yang memang benar-benar merupakan karya ilmiah. Berbekal pengalaman bapak dan ibu dalam memahami artikel ilmiah, bapak dan ibu akan mengkaji bentuk, sifat dan struktur karya tulis ilmiah. Berkaitan uraian di atas, maka setelah menyelesaikan kegiatan berlajar pertama ini, bapak dan ibu diharapkan mempunyai kemampuan dalam: 1. Menjelaskan sifat artikel ilmiah; 2. Menjelaskan sikap ilmiah; 3. Menjelaskan bentuk, struktur dan sifat-sifat artikel ilmiah 4. Menjelaskan perbedaan artikel hasil pemikian konseptual dengan hasil penelitian

B. Uraian Materi

Sesuai dengan namanya, artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal diharapkan memenuhi kriteria sebagai sebuah karya ilmiah. Kriteria ini adalah cerminan sifat karya ilmiah yang berupa norma dan nilai yang berakar pada tradisi ilmiah yang diterima secara luas dan diikuti secara sungguh-sungguh oleh para ilmuwan Taryadi, 1993:5. Oleh karena itu, penerbitan ilmiah secara inherent harus menampilkan sifat-sifat dan ciri-ciri khas karya ilmiah tersebut yang mungkin tidak selalu harus dipenuhi di dalam jenis penerbitan yang lain. Pertama, penerbitan ilmiah bersifat objektif, artinya isi penerbitan ilmiah hanya dapat dikembangkan dari fenomena yang memang exist, walaupun