101
5.7 Pengesahan United Nation Convention on the Law of The Sea UNCLOS
Tahun 1982
Masyarakat internasional yang tergabung alam Perserikatan Bangsa-Bangsa melalui forum Konperensi Hukum Laut III, telah berhasil merumuskan dan
menandatangani suatu konvensi hukum laut yang baru, pada tanggal 10 Desember tahun 1982 yaitu Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut 1982.
Selain penting sebagai suatu perangkat hukum laut yang baru, Konvensi ini juga sangat penting karena di samping mencerminkan hasil usaha masyarakat
internasional untuk mengkodifikasikan ketentuan-ketentuan hukum internasional yang telah ada, juga menggambarkan suatu perkembangan yang progresif
progressive development dalam hukum internasional. Perkembangan ini disebabkan oleh bertambah pentingnya laut bagi
kehidupan dan kelangsungan hidup manusia. Meningkatnya peranan yang demikian itu pula disebabkan oleh bertambahnya kemampuan manusia di dalam usaha
memanfaatkan laut sebagai salah satu sumber kehidupan. Laut yang merupakan bagian terbesar dari permukaan bumi memiliki manfaat
yang besar dan fungsi penting bagi kehidupan suatu bangsa, baik untuk memenuhi kebutuhan makanan dan energi, sarana transportasi, maupun sebagai sarana
pengelolaan sumber-sumber kekayaan alam termasuk penelitian ilmiah, bahkan terlebih menyangkut kepentingan pertahanan dan keamanan.
Sejak dahulu laut digunakan sebagai alat dan sarana untuk melakukan ekspansi kekuasaan sehingga dapat menjadi sumber pertentangan dan pertikaian antar bangsa
dan karena itu pula laut merupakan salah satu objek pengaturan hukum internasional. Hukum dalam hal ini hukum laut internasional, berperan sebagai alat untuk mengatasi
hubungan-hubungan atau persoalan-persoalan yang berhubungan dengan pemanfaatan laut oleh berbagai negara.
Perkembangan hukum laut internasional sangatlah cepat dan besar pengaruhnya bagi masyarakat internasional karena negara-negara saling
berlomba satu sama lain untuk memperluas wilayah laut ke dalam kedaulatan maupun yuridiksinya sendiri, sehingga timbul antara lain tindakan-tindakan perluasan wilayah
secara sepihak oleh negara-negara yang merasa perlu untuk melindungi kepentingan nasionalnya.
102
Kondisi yang demikian mengakibatkan munculnya potensi kerawanan pada perbatasan antar negara yang bersumber dari masalah-masalah kelautan, mengingat
klaim-klaim dari sejumlah negara yang tentunya tidak selamanya berdasarkan pada aturan-aturan yang berlaku, dan kadangkala timbul klaim sepihak seperti Proklamasi
Truman 28 September 1945. Tindakan-tindakan seperti itu akan mendapat reaksi dari sejumlah negara, khususnya negara-negara yang berkepentingan atas laut maupun
perbatasannya. Sebagai negara kepulauan juga dihadapkan pada masalah yang sama, mengingat Indonesia memiliki pantai yang terbentang panjang dan luas, yang juga
dikelilingi oleh negara-negara lain baik yang berbatasan dengan daratan maupun dengan lautan. Demikian pula dari segi geografis Indonesia yang berada pada posisi
silang yang sangat strategis dalam pelayaran internasional, dapat menjadi potensi sengketa tentang masalah-masalah kelautan.
5.8 Perairan Indonesia