Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia

95 substansinya terlihat tidak mutlak ada perbedaan dengan UNCLOS 1982. Bahkan dalam beberapa hal bisa terdapat kesamaan, dan seakan-akan UU ZEE adalah lex specialis dari UNCLOS 1982 sebagai lex generalisnya. Oleh karena itu berikut beberapa perbandingan antara ketentuan dalam UU ZEE dengan ketentuan dalam UNCLOS 1982 khususnya Bab V yang mengatur tentang ZEE.

5.5 Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia

Selaras dengan ketentuan pasal 2 UU ZEE yang menyatakan bahwa Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia adalah jalur di luar dan berbatasan dengan laut wilayah Indonesia sebagaimana ditetapkan berdasarkan undang-undang yang berlaku tentang perairan Indonesia yang meliputi dasar laut, tanah di bawahnya dan air di atasnya dengan batas terluar 200 dua ratus mil laut diukur dari garis pangkal laut wilayah Indonesia, maka pada pasal 55 UNCLOS 1982, tidak secara menonjol terdapat perbedaan. Bahkan terlihat bahwa konsepsi yang ada dalam UU ZEE merupakan konkretisasi dari ketentuan pasal 55 UNCLOS 1982. disamping itu telah tercakup pula ketentuan lebar laut tertitorial yang diatur pasal 57 UNCLOS 1982 dalam ketentuan Pasal 2 UU ZEE ini. Secara umum dalam UU ZEE dan UNCLOS 1982 menganut prinsip hukum yang sama yakni terdiri dari: 1 Hak berdaulat negara pantai 2 Hak partisipasif bagi negara tak berpantai dan negara lain untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya alam hayati 3 Prinsip Keadilan Ketentuan secara konkret dari prinsip hukum tersebut di atas terlihat dalam Pasal 4 UU ZEE. Hak berdaulat, hak-hak lain, yurisdiksi dan kewajiban-kewajiban Coastal States mempunyai hak berdaulat untuk tujuan: 1 Explorasi dan exploitasi, konservasi dan mengelola SDA 2 Aktivitas lain untuk exploitasi ekonomi spt energy production Coastal States mempunyai jurisdiction yang berkaitan dengan: 1 Proteksi dan preservasi lingkungan laut 96 2 Hak untuk melaksanakan hot porsuit terhadap kapal-kapal asing yang melakukan pelanggaran atas ketentuan-ketentuan di ZEE 3 Pendirian dan penggunaan artificial islands installations and structures 4 Riset ilmiah kelautan marine scientific research Coastal States mempunyai hak dan kewajiban lain yang diatur dalam konvensi Ketentuan Pasal 56 UNCLOS 1982. Ketentuan tersebut di atas, teratur pula dalam pasal 4 UU ZEE. UU ZEE telah mengatur secara tegas dan rinci dalam hal penggunaan wilayah ZEE Indonesia untuk kegiatan-kegiatan tertentu seperti pembuatan pulau buatan, riset ilmiah dan konservasi alam dengan menerapkan ketentuan kewajiban memohon izin dari Indonesia. Secara implisit dinyatakan dalam Bab IV UU ZEE mulai Pasal 5 sampai Pasal 8, hal tersebut adalah implementasi jurisdiksi negara di wilayah ZEE. Adapun ketentuan kegiatan ini dalam UNCLOS 1982 dinyatakan dalam ketentuan pada Pasal 60 dan Pasal 61. Mengenai mekanisme kegiatan ganti rugi yang di diatur dalam UNCLOS 1982 memberikan kewenangan bagi negara pantai untuk mengturnya lebih lanjut melalui per Undang-Undangan yang berlaku. Dalam konteks UU ZEE, ketentun mengenai ganti rugi ditentukan dalam Pasal 9 sampai Pasal 12. terhadap mekanisme ganti rugi ini diberlakukan pula penentuan jumlah maksimum ganti rugi tnpa mengesmpingkan ketentuan pasal 8 UU ZEE. Terdapat perbedaan mekanisme penyelesain antara UNCLOS 1982 dengan UU ZEE. Dalam UU ZEE mekanisme penentuan batas ZEE Indonesia dengan negara yang saling berdampingan pertama-tama dilakukan melalui jalur perundingan. Dan bila tidak terdapat kesepakatan maka diterapkan mekanisme penentuan berdasarkan garis tengah antara kedua negara. Adapun dalam UNCLOS 1982, bila suatu negara yang saling berhadapan wilayah pantainya, mekanisme penyelesaiannya pertama kali adalah jalur perundingan jika hal tersebut tidak tercapai kesepakatan, maka dilakukan mekanisme berdasarkan yang diatur dalam UNCLOS 1982. Penegakan hukum berdasarkan UU ZEE dilakukan dengan mengacu ketentuan Hukum Acara Indonesia yang diatur dalam KUHAP. Dalam mekanisme ini tidak dikenal adanya mekanisme pembebasan dengan penjaminan. Sedangkan 97 ketentuan Pasal 73 UNCLOS 1982 terdapat ketentuan pembebasan dengan jaminan. Di samping itu terdapat ketentuan larangan untuk melakukan hukuman badan dalam UNCLOS 1982. sedangkan pada UU ZEE, ketentuan ini tidak diterapkan secara tegas.

5.6 Keterpaduan Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil