30
Dengan demikian, kebijakan atau kegiatan yang dilaksanakan Pemerintah dapat mengurangi potensi konflik pemanfaatan atau konflik yuridiksi yang
muncul akibat penetapan kebijakan itu sendiri. Oleh sebab itu, konsultasi publik yang melibatkan stakeholders utama sejak proses perencanaan, pelaksanaan, sampai
tahap pengendalian adalah sesuatu yang sangat penting.
2.7 Hak-Hak pada Sumberdaya Properti Bersama
Menurut Ostrom 1996, pemanfaatan sumberdaya properti bersama dibatasi dan dilandasi beberapa hak yang memberikan jaminan bagi pemegangnya. Hak-
hak tersebut adalah sebagai berikut: 1 Hak Akses adalah hak untuk masuk ke dalam sumberdaya yang memiliki
batas-batas fisik yang jelas 2 Hak Memanfaatkan adalah hak untuk memanfaatkan sumberdaya dengan
cara-cara dan teknik produksi sesuai dengan ketetapan dan peraturan yang berlaku
3 Hak Mengatur adalah hak untuk mengatur pemanfaatan sumberdaya serta meningkatkan kualitas dan kuantitas sumberdaya melalui upaya pengkayaan
stok ikan serta pemeliharaan dan perbaikan lingkungan 4 Hak Eksklusif adalah hak untuk menentukan siapa yang boleh memiliki hak
akses dan apakah hak akses tersebut dapat dialihkan kepada orang lain 5 Hak Mengalihkan adalah hak untuk menjual atau menyewakan keempat hak
tadi kepada orang lain.
Hak akses dan hak memanfaatkan lebih bersifat operasional dan melekat dengan pemegang hak sebagai individu. Keputusan dalam menjalankan hak-hak
ini adalah keputusan individu dan pada hakekatnya tidak dipengaruhi orang lain. Begitu hak ini diberikan kepada seseorang, dia dapat memutuskan langkah-
langkah operasionalnya sesuai dengan keinginan dan kemampuannya. Oleh karena itu, kedua hak ini menjamin pemegangnya melakukan aksi-aksi pilihan
individu individual-choice actions.
31
Hak akses dan hak memanfaatkan sumberdaya properti bersama ini boleh diibaratkan dengan hak azasi seseorang. Pemilikan hak ini dapat melalui
pemberian, pembelian, penyewaan, perizinan, atau karena faktor warisan dan keturunan. Seringkali hak-hak ini secara otomatis tanpa dukungan dan bukti
formal yang diwariskan dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Pelaksanaan hak-hak ini berpengaruh secara langsung pada tingkat pemanfaatan sumberdaya
properti bersama Nikijuluw 2002. Di daerah perbatasan negara, pengelolaan wilayah pesisir dan lautan
merupakan suatu sistem yang dinamis, karena adanya interaksi dan interdependensi antar elemen-elemen subsistem-subsistem yang saling
mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya. Dalam pengelolaan di daerah perbatasan melibatkan beberapa aktor yang berperan sebagai stakeholder yang
memiliki kebutuhan dan pandangan berbeda terhadap wilayah pesisir di daerah perbatasan. Stakeholder yang terlibat terdiri dari :
1 Pemerintah, yaitu lembaga otoritas lokal dan nasional yang memegang kebijakan pengelolaan wilayah pesisir dan lautan di daerah perbatasan.
2 Masyarakat, termasuk masyarakat tradisional yaitu masyarakat yang secara terus menerus menetap dan memanfaatkan wilayah pesisir pulau kecil sebagai
tempat tinggal dan atau tempat bekerja, serta memanfaatkan wilayah pesisir pulau kecil sebagai obyek mata pencaharian utama.
3 Kelompok masyarakat yang mempunyai kebutuhan berbeda dalam hal pengelolaan wilayah pesisir pulau kecil di daerah perbatasan.
4 Swasta, yaitu pelaku ekonomi yang terlibat dalam pengusahaan pengembangan perikanan, pariwisata dan lainnya.
2.8 Karakteristik Sosial dan Budaya Masyarakat Pulau-Pulau Kecil