220
penjara. Penghargaan dapat diberikan bagi daerah yang melaksanakan program dengan baik.
Alternatif yang dipilih: Sanksi, dapat berupa peringatan dan hukuman finansial, dibutuhkan untuk persyaratan yang tidak mengikat. Sementara denda
diberlakukan untuk persyaratan yang mengikat. Meski demikian, bahwa sanksi kriminal tidak tepat diberikan untuk sebagian besar program administratif.
5.50 Penyelesaian konflik
1 Penanganan konflik. Dalam penanganan konflik dikenal berbagai istilah seperti pencegahan
konflik prevention, pengelolaan konflik management, resolusi konflik resolution, penyelesaian konflik settlement, dan pilihan penyelesaian
sengketa alternaive dispute resolution atau ADR. Pencegahan Konflik conflict prevention adalah upaya untuk mencegah konflik sebelum konflik
tersebut memuncak, menjadi negatif dan destruktif, yang biasanya ditandai dengan kekerasan violence. Upaya pencegahan konflik dapat dilakukan
dengan tiga cara : a. Mengantisipasi munculnya konflik kekerasan konflik kekerasan belum muncul; b. Mencegah konflik yang sedang berlangsung on
going agar tidak meluas; dan c. Mencegah terjadinya pengulangan terjadinya lagi konflik kekerasan reemergence.
Salah satu metode pencegahan konflik yaitu sistem peringatan dini SPD crisis earlywarning dan sistem tanggap dini STD crisis early response.
SPD merupakan kegiatan pengumpulan dan penganalisaan informasi yang berasal dari wilayah konflik yang bertujuan: Melakukan antisipasi terhadap
kemungkinan meningkatnya konflik kekerasan; Pengembangan mekanisme tanggap yang bersifat strategis terhadap krisis; Penyampaian terhadap pilihan-
pilihan langkah pencegahan kepada pihak yang kompeten critical actors sebagai bahan pengambilan keputusan.
2 Pendekatan dalam penyelesaian sengketa. Penyelesaian sengketa yang efektif menuntut adanya keseimbangan
kesetaraan kekuatan equal bargaining power antara pihak-pihak yang bersengketa. Kesetaraan kekuatan menciptakan kondisi saling tergantung
221
interdependensi dan saling memiliki kemampuan memberikan ancaman. Kondisi saling ketergantungan dan kemampuan memberikan ancaman
memberikan motivasi atau insentif bagi masing-masing pihak untuk menyelesaikan sengketamasalah yang dihadapi. Pendekatan dalam
penyelesaian sengketa dapat dibagi kedalam 3 tiga jenis: 1. Pendekatan dengan cara penggunaan kekuatan power based; 2. Pendekatan dengan cara
―benar – salah‖ right based; dan 3. Pendekatan dengan cara penggalian kepentingan dan kebutuhan pihak-pihak yang bersengketa interest based.
Pendekatan dengan mendasarkan pada kekuatan power based ditujukan untuk memaksa pihak lain untuk berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu untuk
memecahkan persoalan. Pendekatan dengan cara benar-salah right based yang dilakukan melalui mekanisme penyelesaian ajudikatif arbitrase atau pengadilan
ditujukan untuk mencari siapa yang benar dan bersalah. Pendekatan ini menghasilkan solusi menang-kalah win lose solution.
Pendekatan berdasarkan kepentingan interest based adalah pendekatan penyelesaian sengketa dimana kepentingan serta kebutuhan para pihak digali
secara bersama untuk kemudian dibangun kesepakatan solusi yang mampu mencerminkan kebutuhan serta kepentingan pihak-pihak yang bersengketa secara
seimbang mutually shared interest. Pendekatan penyelesaian sengketa ini ditujukan untuk mencapai suatu solusikesepakatan yang sifatnya menang-
menang. Pendekatan penyelesaian sengketa berdasarkan kepentingan ini dapat dilakukan melalui mekanisme perundingan negosiasi maupun penengahan
mediasi. Ketiga pendekatan power, right dan interest tidak dapat dipisahkan dan
berdiri sendiri. Ketiganya memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya. Efektifitas dari pendekatan kepentingan interest based akan sangat bergantung
pada efektifitas dalam mendayagunakan pendekatan kekuatan power based. Disisi lain, pendayagunaan power based yang tepat dan efektif dapat membantu
membangun kekuatan salah satu pihak yang pada awalnya tidak memiliki kekuatan yang memadai. Disisi lain, pendekatan right based ajudikasi juga daapt
didayagunakan sebagai ancaman untuk menarik salah satu pihak yang awalnya
222
tidak tertarik untuk menyelesaikan sengketa melalui perundingan menjadi pada akhirnya termotifasi untuk berunding. Kesepakatan yang dihasilkan oleh
perundingan interest based dalam bentuk kesepakatan juga membutuhkan pendekatan power based dalam bentuk eksekusi pengadilan dalam hal
kesepakatan tersebut tidak dilaksanakan oleh salah satu pihak. Dalam suatu strategi penyelesaian sengketa, ketiga pendekatan ini dapat
berpindah dari satu pendekatan ke pendekatan lainnya tergantung pada konteks seberapa memadai kekuataan yang dimilki oleh salah satu pihak.
Untuk memilih pendekatan yang paling tepat dari tiga pendekatan di atas dalam suatu dinamika penanganan kasus, dipergunakan empat kriteria sebagai
berikut dibawah ini : 1 Biaya transaksi
Pemilihan terhadap setiap pendekatan berdampak pada biaya transaksi transaction cost
– biaya dalam pengertian waktu, uang, energi yang terkuras akibat emosi yang timbul dari konflik yang terjadi, sumber daya yang
terkuras, serta kesempatan yang hilang opportunities lost. Salah satu kriteria untuk menetapkan pilihan dari ketiga pendekatan diatas adalah seberapa besar
biaya transaksi yang akan tersita. 2 Kepuasan terhadap hasil akhir
Salah satu kriteria menilai kelayakan dari salah satu pendekatan power, right atau interest adalah dengan cara mengukur kepuasan pihak-pihak yang
bersengketa terhadap hasil akhir. Kepuasan yang dimaksudkan disini didasarkan
pada pertimbangan
seberapa jauh
hasil kesepakatan
mencerminkan kepentingan dan kebutuhan pihak-pihak yang bersengketa secara memadai. Kepuasan juga ditentukan oleh faktor fairness dianggap
patut dan adil oleh para pihak proses penyelesaiannya. 3 Dampak terhadap hubungan antar manusia
Penilaian terhadap seberapa jauh dampak pemilihan salah satu pendekatan terhadap hubungan antar manusia hubungan kerjasama yang telah dibangun
dan hubungan jangka panjang antar berbagai pihak juga merupakan hal yang
223
perlu diperhitungkan. Kriteria ini mengakomodasikan faktor pentingnya pemenuhan kepentingan psikologis pentingnya hubungan antar manusia.
4 Kemampuan mencegah konflik kambuhan Recurrence Salah satu faktor penting untuk dipertimbangkan dalam menetapkan salah
satu pendekatan power, right, dan interes adalah seberapa jauh pendekatan tersebut mampu untuk mencegah konfliksengketa kambuhan muncul
kembali walaupun kesepakatan telah dicapai. Sengketa dapat muncul kembali andaikata kesepakatan yang dihasilkan merupakan kesepakatan
semu, atau kesepakatan belum mampu mencerminkan kepentingankebutuhan para pihak secara seimbang. Semakin besar kemampuan kesepakatan untuk
mengakomodasikan kepentingan dan kebutuhan pihak yang bersiteru, semakin kokoh kesepakatan tersebut bertahan dan dapat secara konsisten
dilaksanakan.
Untuk membangun sistem penyelesaian sengketa yang efektif dalam suatu sistem hukum maka pendekatan power right dan interest hendaknya diletakkan
dalam posisi prisma normal, kebalikan dengan suatu kondisi dimana pendayagunaan ketiga kepentingan dalam proporsi seperti digambarkan dalam
bentuk prisma terbalik. Pendekatan sengketa seperti tergambar dalam prisma terbalik
merupakan kondisi
yang digambarkan
sangat menegangkan
distressed —sedangkan prisma normal digambarkan sebagai sistem penyelesaian
sengketa yang efektif.
5.51 Mekanisme pentaatan dan penegakan hukum