237
5.57 Rekomendasi
Peran bagi
Pemerintah Pusat,
Provinsi, dan
KabupatenKota
Dalam  menentukan  kebijakan  pengelolaan  pulau-pulau  kecil  terluar  di perbatasan,  maka  perlu  mempertimbangkan  akan  pemberian  kewenangan
pemerintah kepada pemerintah daerah khususnya menyangkut  tugas pembantuan yang  berhubungan  dengan  perencanaan,  pengelolaan  keuangan,  pembinaan,
pengawasan dan pertanggungjawaban. Berikut  ini  merupakan  rekomendasi  identifikasi  peran  pemerintah  pusat,
provinsi,  dan  kabupatenkota  dengan  mempertimbangkan  implementasi desentralisasi pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir kepada pemerintah daerah:
Tabel 25 Peran Pemerintah Pusat, Provinsi, dan KabupatenKota Pusat
Provinsi KabupatenKota
Membuat UU dan PP tentang pengelolaan
pulau kecil terluar bagi kepentingan nasional.
•Menetapkan strategi pengelolaan tingkat
makro. •Membuat kebijakan
teknis dan pedoman umum yang memuat
prinsip-prinsip pengelolaan pulau
perbatasan negara.
• Menetapkan standar kriteria dan aturan
umum lain bagi program pengelolaan
pulau perbatasan.
• Memberi masukan bagi program pengelolaan
pulau di daerah perbatasan.
• Koordinasi masalah strategis menyangkut
lintas provinsi dan lintas negara.
• Melakukan pengawasan dan evaluasi
pengelolaan wilayah Mempersiapkan strategi
pengelolaan dan kebijakan regional.
•Membuat Petunjuk Teknis Pengelolaan.
•Menyusun dan mengkoordinasi Tata
Ruang Pulau-Pulau Kecil di perbatasan
negara.
• Menyusun inventarisasi atau atlas sumberdaya
pulau kecil perbatasan negara.
•Membuat aturan berdasarkan usulan
kabupaten. •Mengkoordinasi
kebijakan atau masalah lintas kabupatenkota.
• Monitoring dan evaluasi pengelolaan wilayah
pesisir di provinsi. Bertanggung jawab
langsung dengan menjadi pelaksana
pengelolaan pulau- pulau kecil di
perbatasan negara.
• Menyusun Master Plan dan menjabarkan
petunjuk teknis pengelolaan pulau kecil
perbatsan negara.
• Membuat perencanaan spesifik kawasan
berdasarkan karakteristik khusus
wilayah dan kebutuhan masyarakat setempat.
• Melakukan koordinasi masalah operasional
dalam wilayah provinsi. • Pelaksana perijinan
peman-faatan wilayah atau sumberdaya
pesisir, melalui sertifikasi.
• Melakukan pengawasan langsung pulau kecil
perbatasan negara. • Melakukan penegakan
238
pesisir nasional. •Merespon dan
mengkoordinasi kebutuhan bantuan
teknis dan pembiayaan daerah perbatasan.
•Menetapkan dan menyalurkan bantuan
dana bagi program pengelolaan daerah.
•Menetapkan kawasan khusus bagi konservasi
perbatasan. hukum berdasarkan
peraturan yang berlaku. • Memajukan pendidikan
masyarakat bagi pengelolaan
berkelanjutan. • Memberikan bantuan
teknis kemasyarakatan.
Rekomendasi  rancangabangun  hukum  hendaknya  lebih  terfofus  pada: Pertama, merevisi kembali Undang-Undang Nomor.1 Tahun 1973 tentang Landas
Kontinen,  agar  Indonesia  mempunyai  dasar  hukum  yang  lebih  kuat  untuk mengatur  Landas  Kontinen  Indonesia.  Hal  ini  disebabkan  pengertian  landas
kontinen  berdasarkan  kedalaman  air  200  meter  UNCLOS  1958  dengan pengertian  hukum  landas  kontinen  yang  berlaku  sekarang  UNCLOS  1982
adalah  berbeda,  yaitu  kini  sampai  kelanjutan  alamiah  wilayah  darat  Indonesia. Sementara  Undang-Undang  Landas  Kontinen  tersebut  masih  berdasarkan
UNCLOS  1958.  Kedua,  merevisi  dan  meningkatkan  status  hukum  Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2002 tentang Daftar Koordinat Geografis Titik-Titik
Garis Pangkal
Kepulauan Indonesia
menjadi Undang-undang
serta mendepositkannya  kepada  Sekjen  PBB.  Pemerintah  Indonesia  sampai  saat  ini
belum  mendepositkan  titik-titik  pangkal  tersebut  kepada  PBB.  Padahal  hal tersebut sangat penting bagi Indonesia ketika akan melakukan penentuan titik-titik
perbatasan  laut  Indonesia.  Ketiga,  menetapkan  dan  mendepositkan  batas-batas wilayah  laut  Indonesia,  termasuk  batas  landas  kontinen.  Khusus  batas  lantas
kontinen, Indonesia masih diberikan batas waktu sampai 2009, namun hingga saat ini  belum  terselesaikan,  untuk  melakukan  klaimnya  di  luar  200  mil  dari  garis
pangkal kepulauan nusantara. Karena apabila sampai batas waktu tersebut belum menentukan, maka Indonesia hanya bisa mengklaim batas landas kontinen sampai
jarak 200 mil saja. Sampai saat ini baru tiga negara yang sudah mengajukan klaim
239
landas  kontinennya  ke  PBB  dari  148  negara  yang  sudah  meratifikasi  UNCLOS 1982, yaitu Rusia 2001, Brasil 2004 dan Australia 2004.
Konflik di wilayah perbatasan laut Indonesia hendaknya diselesaikan secara lebih komprehensif. Selain  itu juga dalam pelaksanaan pengelolaan sumber daya
di wilayah perbatasan, khususnya di pulau-pulau kecil hendaknya tidak melanggar prinsip-prinsip otonomi seperti  yang diatur dalam  Undang-Undang No 32 Tahun
2004  tentang  Pemerintahan  Daerah  dan  Undang-Undang  No  33  Tahun  2004 tentang  Perimbangan  Keuangan  Daerah  serta  jangan  sampai  menghilangkan
pulau-pulau kecil tersebut dari wilayah negara Indonesia.
5.58 Proses Pembuatan Peraturan perUndang-Undangan