Perbandingan antara ketentuan Undang-Undang tentang Zona Ekonomi
5.4 Perbandingan antara ketentuan Undang-Undang tentang Zona Ekonomi
Eksklusif dengan Undang-Undang tentang Pengesahan United Nation Convention on the Law of The Sea 1982 Secara historis, bahwa Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eklsklusif UU ZEE umurnya satu tahun lebih muda dibandingkan dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1985 tentang Pengesahan UNCLOS 1982. Dalam artian, bisa saja ketentuan-ketentuan yang diatur dalam UU ZEE Indonesia adalah mengadopsi ketentuan yang ada dalam UNCLOS 1982. Dengan mengenyampingkan bahwa Indonesia barulah meratifikasi UNCLOS 1982 pada tahun 1985, yakni 2 tahun setelah UU ZEE lahir. Namun patutlah kiranya dapat disinkronkan antara UNCLOS 1982 dan UU ZEE dalam pengambilan kebijakan penentuan wilayah negara di daerah perbatasan. Dari segi struktur, UU ZEE terdiri dari 9 Bab dan 21 Pasal. Dengan masing-masing bab mengatur ketentuan tertentu. Sedangkan dalam UNCLOS 1982, ketentuan tentang ZEE diatur dalam Bab tersendiri yaitu Bab V UNCLOS 1982 mulai Pasal 55 sampai Pasal 75 UNCLOS 1982. Meskipun pengaturannya hanya dalam 1 Bab, namun ketentuan tentang ZEE dalam UNCLOS 1982 dibedakan dalam beberapa sub Bab. Yaitu terdiri dari 21 sub Bab. Dari segi substansi, ketentuan yang ada di dalam UU ZEE lebih mengkhususkan pengaturannya pada hal-hal yang konkrit ada dan terimplementasikan dalam wilayah Indonesia, sedangkan ketentuan dalam UNCLOS 1982 lebih mengatur hal yang sifatnya umum dan universal bisa diterapkan di berbagai negara yng meratifikasi. Meskipun UNCLOS 1982 tidaklah secara tegas dinyatakan sebagai bahan rujukan penyusunan UU ZEE, dengan tidak memasukkanya pada konsiderans menimbang UU ZEE, namun 95 substansinya terlihat tidak mutlak ada perbedaan dengan UNCLOS 1982. Bahkan dalam beberapa hal bisa terdapat kesamaan, dan seakan-akan UU ZEE adalah lex specialis dari UNCLOS 1982 sebagai lex generalisnya. Oleh karena itu berikut beberapa perbandingan antara ketentuan dalam UU ZEE dengan ketentuan dalam UNCLOS 1982 khususnya Bab V yang mengatur tentang ZEE.5.5 Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia
Parts
» Rancangbangun hukum dalam pengelolaan pulau pulau kecil terluar di Provinsi Sulawesi Utara
» Kerangka Pemikiran Ruang Lingkup Penelitian
» Laut Wilayah pesisir Manfaat Penelitian
» Pulau-pulau kecil Manfaat Penelitian
» Tujuan Penelitian Potensi Pulau-Pulau Kecil Terluar di Perbatasan Negara
» Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu
» Prinsip keterpaduan Prinsip Dasar Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu
» Prinsip pembangunan berkelanjutan Prinsip keterbukaan, peran serta dan pemberdayaan masyarakat
» Hak-Hak pada Sumberdaya Properti Bersama
» Aspek Yuridis Pemanfaatan Pulau-Pulau Kecil Perbatasan Negara
» Penanganan Pulau-Pulau Kecil Perbatasan Negara
» Kebijakan Pemanfaatan Pulau-Pulau Kecil Perbatasan Negara
» Kejahatan Wilayah Perbatasan Dimensi Hukum Pengelolaan Wilayah Perbatasan
» Rancangan Penelitian Tahapan Penelitian Analisis Data
» Analisis SWOT Metode Analisis
» Analisis Diagnosa dan Terapi Hukum Diagnosis and Therapy Analisys
» Kabupaten Kepulauan Sangihe Metode Analisis
» Kabupaten Kepulauan Talaud Metode Analisis
» Potensi perikanan Kabupaten Kepulauan
» Kejahatan di Perbatasan Negara
» Batas Maritim Negara Indonesia dan Filipina belum disepakati
» Hak Berdaulat Zona Ekonomi Eksklusif dan Landas Kontinen Indonesia
» Perbandingan antara ketentuan Undang-Undang tentang Zona Ekonomi
» Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia
» Keterpaduan Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil
» Pengesahan United Nation Convention on the Law of The Sea UNCLOS
» Penataan ruang Perairan Indonesia
» Pengelolaan pulau-pulau kecil Perairan Indonesia
» Wilayah negara Perairan Indonesia
» Peraturan presiden pengelolaan pulau kecil terluar
» Pedoman umum pengelolaan pulau-pulau kecil
» Penetapan Batas Zona Ekonomi Eksklusif
» Kebijakan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia dan Filipina
» Prinsip Penetapan Batas Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia-Filipina
» Prinsip Sama Jarak Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia Filipina
» Kebijakan pengambilan keputusan masyarakat
» Dasar kebijakan pengelolaan pulau-pulau kecil
» Faktor eksternal Analisis Hierahi Proses Rancangbangun Hukum Pengelolaan Pulau-
» Faktor internal Analisis Hierahi Proses Rancangbangun Hukum Pengelolaan Pulau-
» Evaluasi faktor eksternal Hasil Evaluasi Faktor Eksternal dan Internal
» Evaluasi faktor internal Hasil Evaluasi Faktor Eksternal dan Internal
» Evaluasi Gabungan Faktor Strategis Eksternal dan Internal
» Analisis SWOT Rancangbangun Hukum Pengelolaan Pulau-Pulau
» Pelaksanaan program pengelolaan SDA dan jasa lingkungan kelautan
» Peningkatan kerjasama bilateral dan internasional Penataan ruang wilayah pulau-pulau kecil terluar
» Hirarki Rancangbangun Hukum Pesisir Kriteria
» Skenario Strategi Peningkatan Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil Terluar
» Sintesis Sensitivitas Analisis Sensitivitas dinamis
» Analisis Penentuan Prioritas Strategi Peningkatan Pengelolaan Pulau-Pulau
» Landasan Formil dan Materiil Konstitusional
» Dasar Penentuan Batas Laut dan Penanganan Hukum
» Politik dan Pertahanan Keamanan Prinsip dan Mekanisme Rancangbangun Hukum Pengelolaan Pulau-
» Prinsip partisipasi dan keterbukaan Prinsip kepastian hukum
» Mekanisme koordinasi pada tingkat pusat
» Mekanisme pentaatan dan penegakan hukum
» Kebutuhan Pengaturan bagi Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil Perbatasan
» Aspek biofisik Aspek sosial, ekonomi, dan budaya
» Proses Pembuatan Peraturan perUndang-Undangan
Show more