Potensi perikanan Kabupaten Kepulauan

72 besar dari potensi sumberdaya alam tersebut belum dikelola, dan sebagian lagi merupakan kawasan konservasi atau hutan lindung yang memiliki nilai sebagai world heritage yang perlu dijaga dan dilindungi. Potensi pulau-pulau terluar di perbatasan laut cukup besar dan bernilai ekonomi dan lingkungan yang tinggi. Beberapa pulau di Kepulauan Sangihe dan Talaud misalnya, dapat dikembangkan sebagai kawasan konservasi dan kawasan wisata bahari karena kondisi alamnya yang indah. Selain itu, cukup banyak pula pulau yang memiliki potensi perikanan sehingga dapat dikembangkan untuk meningkatan kesejahteraan masyarakat setempat. Namun demikian, tidak seluruh pulau dapat dikembangkan karena kondisi alam yang tidak memungkinkan. Provinsi Sulawesi Utara memiliki 11 sebelas pulau-pulau terluar dan yang sangat strategis dan berbatasan langsung dengan negara Filipina dan dihuni oleh manusia yaitu Pulau Miangas dan Pulau Marore. Pulau-pulau yang tidak dapat dihuni pada umumnya berupa pulau berbatu atau pulau karang dengan luasan yang kecil sehingga sulit untuk didarati oleh kapal seperti Pulau Batubawaikang di Kabupaten Kepulauan Sangihe. Secara umum, pulau-pulau kecil terluar menghadapi permasalahan yang hampir serupa satu sama lain. Sebagian besar pulau-pulau kecil terluar merupakan pulau terpencil dengan aksesibilitas yang rendah serta tidak memiliki infrastruktur yang memadai.

4.2.1 Potensi perikanan Kabupaten Kepulauan

Sebagai kawasan Kepulauan Sangihe di daerah perbatasan dengan luas wilayah laut yang dominan 95 dari luas total wilayah, Subsektor Perikanan menjadi prime mover pembangunan di Kabupaten Kepulauan Sangihe. Potensi sumber daya pesisir dan kelautan, perikanan dengan keanekaragaman ekosistem dan produktifitas hayati yang tinggi seperti ikan, binatang berkulit keras, binatang berkulit lunak dan rumput laut didukung dengan kegiatan budidaya perikanan laut dan perikanan darat serta lapangan kerja yang tersedia, memberi peluang bagi pengembangan subsektor ini, walaupun diakui dukungan sarana prasarana fisik dan pemanfaatn teknologi masih terbatas. Produksi perikanan laut meliputi penangkapan ikan di laut dan budidaya ikan di laut. Produksi perikanan laut dari hasil penangkapan ikan di laut di 73 dominasi oleh jenis ikan sebesar 9.776,6 ton atau sebesar 98,19 persen. Perikanan darat meliputi perairan umum, tambak, budidaya kolam, keramba dan sawah. Produksi perikanan darat tercatat hanya dari budidaya kolam sebesar 7,03 ton. Di Kabupaten Kepulauan Sangihe juga terdapat Pelabuhan Perikanan Dagho yang terletak di Kecamatan Tamako yang telah memproduksi Es 20 Ton hari untuk mensuplai kapal-kapal perikanan yang menangkap ikan di daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Kabupaten Kepulauan Talaud. Subsektor perikanan mampu menjadi basis dari tahun 2002 sampai tahun 2007 saja. Di tahun 2008 subsektor perikanan ini memiliki pertumbuhan yang berarti dan tapi hanya mampu memenuhi kebutuhan Kabupaten Kepulauan Talaud saja dan tidak mampu mengekspor ke daerah lain. Namun bila dilihat secara rata- rata dari tahun 2002 sampai tahun 2008 subsektor perikanan memiliki nilai rata- rata sebesar 1,05. Hal ini berarti secara rata-rata subsektor perikanan mampu menjadi subsektor basis. Wilayah laut di Kabupaten Kepulauan Talaud yang lebih dari 90 persen dari seluruh wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud menjadikan subsektor perikanan berrpotensi untuk berkembang lebih optimal lagi. Namun sama halnya dengan subsektor perkebunan, subsektor perikanan di Kabupaten Kepulauan Talaud, juga masih merupakan perikanan tradisional. Data terakhir BPS menunjukkan bahwa sebagian besar nelayan masih menggunakan perahu jukung tanpa motor dan pump boat motor tempel, bahkan sebagian besar rumah tangga perikanan tidak menggunakan perahu dalam menangkap ikan. Subsektor perikanan di Kabupaten Kepulauan Talaud meliputi penangkapan ikan di laut dan budidaya ikan di laut. Secara umum tampak bahwa perekonomian Kabupaten Kepulauan Talaud masih bercirikan ekonomi tradisional dimana sektor pertanian masih menjadi andalan di daerah. 74 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Pulau-pulau kecil terluar di Indonesia sangat kompleks keberadaannya ditinjau dari aspek pengelolaan sumberdaya alam, apabila dihubungkan dengan kegiatan pengembangan pembangunan pulau-pulau kecil terluar di perbatasan negara. Potensi-potensi yang dimiliki oleh pulau-pulau kecil terluar sangatlah baik, unik, sehingga apabila tidak mengikuti prosedur pengelolaan dan tidak dilindungi, maka sangat berpotensi terjadinya degradasi lingkungan dan konflik antar masyarakat, kabupatenkota, provinsi dan bahkan antar negara. Penatataguna dan kelola penyusunan suatu pola rancangbangun hukum dalam pengelolaan pulau-pulau kecil terluar di wilayah Indonesia menjadi fokus dalam penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan di wilayah perbatasan Negara Indonesia bagian utara, yang secara geografis berbatasan langsung antara Negara Indonesia dan Negara Filipina, di Provinsi Sulawesi Utara, Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Kabupaten Kepulauan Talaud, seperti dilihat dalam Gambar 12 di bawah ini. Gambar 12 Peta Lokasi penelitian perbatasan negara Indonesia dan Filipina 75

5.1 Kejahatan di Perbatasan Negara