Kebijakan Pemanfaatan Pulau-Pulau Kecil Perbatasan Negara

36 7 Sub Komisi Teknis Survey Penegasan dan Penetapan Batas Republik Indonesia - Papua New Guinea, penangananya oleh MABES TNI. 8 Sub Komisi Teknis Border Demarcation and Regulation Republik Indonesia - Republik Demokratik Timor Leste, penanganannya oleh MABES TNI dan BAKOSURTANAL. Lebih lanjut dikemukakan Sabarno 2003, bahwa kejelasan batas negara Indonesia dengan negara tetangga harus mendapat prioritas utama, karena sangat mempengaruhi kontinuitas pelaksanaan pembangunan. Pengalaman menunjukkan bahwa secara yuridis formal pelaksanaan pembangunan di wilayah perbatasan negara masih menghadapi kesulitan karena belum adanya kejelasan kesepakatan perbatasan sehingga sejumlah program pembangunan tidak dapat diimplementasikan.

2.12 Kebijakan Pemanfaatan Pulau-Pulau Kecil Perbatasan Negara

Menurut Dahuri 2003, Pemerintah Indonesia mulai memperhatikan pulau-pulau kecil, saat digulirkannya wacana penyewaan pulau-pulau kecil oleh Kementerian Eksplorasi Laut dan Perikanan pada pertengahan tahun 1999. Isu ini bahkan menjadi bahan dengar pendapat di DPR. Wacana ini mendapat sambutan hangat, karena saat itu Indonesia sedang menghadapi krisis ekonomi yang cukup serius, sehingga penyewaan pulau-pulau kecil seakan merupakan alternatif sumber pendapatan negara untuk pembiayaan pembangunan. Oleh sebab itu, pemerintah melakukan penajaman dalam melihat potensi yang dimiliki pulau-pulau kecil secara lebih terarah, namun kepentingan sektoral masih terkesan sangat menonjol. Posisi geografis yang strategis menyebabkan beberapa pulau-pulau kecil perbatasan mempunyai potensi ekonomi yang dapat dikembangkan untuk berbagai kepentingan, karena: 1 Berada pada jalur lintas perdagangan internasional, pemerintah telah memutuskan beberapa kebijakan strategis. 2 Dapat dijadikan pusat transit komoditas primer untuk tujuan ekspor ke berbagai negara, antara lain: Pulau Marore dan Pulau Miangas. 37 3 Dapat dijadikan sebagai obyek wisata ekslusif untuk mendapatkan devisa, dengan menyediakan aturan yang berkaitan dengan investasi. Sementara itu, secara institusional pemerintah telah memberikan wewenang kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk menyusun kebijakan nasional dalam pemanfaatan potensi sumberdaya alam hayati di pulau-pulau kecil. Berkaitan dengan hal tersebut, juga menyusun strategi jangka pendek dan jangka panjang. Strategi jangka pendek yang ditempuh menurut Dahuri 2003 adalah: 1 Membuat rancangan Keputusan Presiden tentang pengembangan pulau-- pulau kecil terluar yang mempunyai titik dasar untuk dikelola oleh Pemerintah Pusat. 2 Memanfaatkan pulau-pulau tersebut sebagai basis pengembangan perikanan terpadu yang berbasis potensi. 3 Memberdayakan ekonomi masyarakat pesisir dengan mengarahkan dana pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir ke masyarakat pulau di daerah perbatasan. 4 Melakukan identifikasi terhadap keberadaan pulau-pulau kecil terluar. 5 Mensosialisasikan pentingnya menjaga pulau-pulau kecil terluar. Strategi jangka panjang meliputi : 1 Menarik investasi masuk ke pulau-pulau yang mempunyai potensi jasa lingkungan yang cocok untuk kepariwisataan bahari. 2 Mendeklarasikan pulau-pulau yang memiliki produktivitas hayati yang tinggi sebagai kawasan konservasi. 3 Melakukan penataan ruang pada wilayah pulau-pulau kecil termasuk laut dan pesisirnya. 4 Meningkatkan koordinasi lintas sektor dalam upaya menjaga keberadaan. Abubakar 2004. 38

2.13 Kejahatan Wilayah Perbatasan