97
ketentuan Pasal 73 UNCLOS 1982 terdapat ketentuan pembebasan dengan jaminan. Di samping itu terdapat ketentuan larangan untuk melakukan hukuman
badan dalam UNCLOS 1982. sedangkan pada UU ZEE, ketentuan ini tidak diterapkan secara tegas.
5.6 Keterpaduan Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil
Kompleksitas sistem pada wilayah pesisir dan laut, yaitu sumberdaya alam dan masyarakat, mutlak memerlukan pengelolaan yang tepat dan terpadu bagi
keberlanjutan pembangunan pesisir dan laut. Berdasarkan karakteristik dan dinamika dari kawasan pesisir dan laut, potensi dan permasalahan pembangunan,
serta banyaknya tumpang tindih kepentingan pemanfaatan wilayah pesisir dan laut, baik dari masyarakat maupun pemerintah, sehingga untuk pencapaian
pembangunan wilayah pesisir dan laut secara berkelanjutan dapat dilakukan melalui pengelolaan wilayah pesisir dan laut terpadu berbasis konservasi,
masyarakat dan pemerintah. Kegiatan pembangunan pesisir dan laut khususnya pulau-pulau kecil di
daerah perbatasan negara, dinyatakan berkelanjutan, jika kegiatan tersebut mencapai tiga tujuan pembangunan berkelanjutan, yakni berkelanjutan secara
ekonomis, ekologis, dan sosial politik. Pulau-pulau kecil terluar dalam pencapaian pembangunan dapat ditinjau dari 5 lima aspek yaitu : Sumberdaya Alam, Sosial
Budaya, Sosial Politik, Sosial Ekonomi dan Pertahanan Keamanan, yang merupakan bagian dari pembangunan berlanjutanan.
Pencapaian keterpaduan pengelolaan pulau-pulau kecil harus mengetahui karakteristik pulau kecil yaitu karakteristik pulau-pulau kecil yang biogeofisiknya
menonjol menurut Bengen dan Retraubun 2006 yaitu : 1 Terpisah dari habitat atau pulau induk main land, sehingga bersifat
insuler, 2 Sumberdaya air tawar yang terbatas, dimana daerah tangkapan airnya
relatif kecil, 3 Peka dan rentan terhadap pengaruh eksternal baik alami maupun akibat
kegiatan manusia, misalnya badai dan gelombang besar serta pencemaran, 4 Memiliki sejumlah jenis endemik yang bernilai ekologis tinggi,
98
5 Area perairan yang lebih luas dari area daratannya dan relatif terisolasi dari daratan utama benua atau pulau besar. Jika pulau tersebut berada di
batas suatu negara, maka keberadaan pulau tersebut mempunyai nilai yang sangat strategis untuk penentuan teritorial suatu negara,
6 Tidak mempunyai hinterland yang jauh dari pantai. Berdasarkan karakteristik pulau-pulau kecil di atas maka pengelolaan
pulau-pulau kecil terluar, yang merupakan bagian dan tidak terpisahkan dari pemanfaatan sumber daya di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, sehingga perlu
dilakukan zonasi oleh pemerintah provinsi maupun kabupaten kota dalam wilayah hukum dan administrasi. Penyusunan rencana zonasi harus diserasikan,
diselaraskan dan diseimbangkan dengan rencana tata ruang wilayah. Perencanaan dilakukan dengan mempertimbangkan :
1 keserasian, keselarasan, dan keseimbangan dengan daya dukung ekosistem, fungsi pemanfaatan dan fungsi perlindungan, dimensi ruang dan waktu,
dimensi teknologi dan sosial budaya, serta fungsi pertahanan dan keamanan; 2 keterpaduan pemanfaatan berbagai jenis sumber daya, fungsi, estetika
lingkungan, dan kualitas lahan pesisir; dan 3 kewajiban untuk mengalokasikan ruang dan akses masyarakat dalam
pemanfaatan Pulau-Pulau Kecil yang mempunyai fungsi sosial dan ekonomi. Pencapaian keterpaduan fungsi dari pulau-pulau kecil terluar harus
dituangkan dalam rencana zonasi dalam kurun waktu berlakunya yaitu selama 20 dua puluh tahun dan dapat ditinjau kembali setiap 5 lima tahun, dan
dituangkan dalam Peraturan Daerah. Fungsi keterpaduan pulau-pulau kecil terluar terdiri dari fungsi 1 sumberdaya alam, 2 sosial budaya, 3 fungsi sosial politik
4 fungsi sosial ekonomi, dan 5 fungsi pertahanan keamanan yaitu : 1 Fungsi Sumberdaya Alam,
Sumberdaya Alam merupakan satuan kehidupan organisme hidupbiotik saling berhubungan dan berinteraksi dengan lingkungan nir-hayati
fisikabiotik. Sumberdaya yang terdapat di pulau-pulau kecil terluar mencakup sumber daya hayati, meliputi ikan, terumbu karang, padang lamun,
99
mangrove dan biota laut lain; Adapun sumber daya nonhayati meliputi pasir, air laut, mineral. dasar laut, jasa lingkungan.
Potensi yang terkandung dalam pulau kecil terluar sangat bernilai ekonomi tinggi, hal tersebut tercermin dari kondisi geofisik dengan keaneka ragaman
hayatinya yang tersebar di sekitar pulau-pulau kecil. Dengan mengetahui fungsi sumberdaya alam pulau kecil, maka secara rinci dapat mengetahui data
dasar keseluruhan kekayaan sumberdaya alam dan sistem pengamanannya. Pengelolaan Sumberdaya Alam pulau-pulau kecil di daerah perbatasan
masing-masing negara dengan mengikutsertakan sektor swasta, lembaga swadaya masyarakat dan masyarakat lokal.
2 Fungsi Sosial Budaya Sosial budaya masyarakat pulau kecil adalah masyarakat yang masih
mengakui nilai-nilai luhur kearifan lokal yang berlaku dalam tatanan kehidupan masyarakat setempat, sedangkan kegiatan perikanan tradisional
yang masih diakui hak tradisionalnya, dan dalam melakukan kegiatan penangkapan ikan atau kegiatan lainnya yang sah di daerah tertentu yang
berada dalam perairan kepulauan sesuai dengan kaidah hukum laut internasional. Fungsi Sosial dan budaya meliputi peningkatan pendidikan,
kesehatan, kesejahteraan yang memadai, serta meningkatkan ketahanan budaya untuk membendung masuknya budaya asing.
3 Fungsi Sosial Politik. Sosial politik yang merupakan bagian dari sistem politik nasional, sehingga
pemerintah dalam pengembangan dan pengelolaan pulau-pulau kecil terluar melakukan pemahaman politik dan ideologi yang berkaitan dengan
pembinaan dan penghayatan untuk menangkal ideologi asing, sebagai bagian dalam upaya menjaga stabilitas politik yang dinamis bersama aparat
pemerintah sebagai mitra pembinaan teritorial. 4 Fungsi Sosial Ekonomi
Pulau kecil yang mempunyai potensi besar karena didukung oleh ekosistem dan produktifitas hayati tinggi, sehingga kegiatan pembangunan harus
diarahkan mampu meningkatkan perekonomian dan memberikan pengaruh ganda pada masyarakat dengan investasi yang berwawasan lingkungan
100
dengan memperhatikan hak-hak atas tanah dan perairan. Pembangunan sarana dan prasarana penunjang yang memperkuat ekonomi daerah, dan mendorong
kegiatan-kegiatan ekonomi rakyat sehingga merupakan pilihan utama yang harus diperhatikan oleh pemerintah pusat maupun daerah.
Dengan pembangunan sosial ekonomi dapat berfungsi sebagai pendukung logistik wilayah pertahanan keamanan dan pemberdayaan masyarakat
sekaligus kebijakan mengembangkan jalur kerja sama dengan negara tetangga yang dapat mengkoordinasikan kegiatan ekonomi, politik, dan pertahanan
keamanan. 5 Fungsi Pertahanan Keamanan
Secara geografis, pulau-pulau kecil di perbatasan negara sangat terisolasi, juga mempunyai kepentingan geopolitis tinggi dalam menjaga keutuhan
kedaulatan negara Kesatuan Republik Indonesia. Pulau terluar ditetapkan sebagai titik pangkal batas negara Indonesia dengan negara lain sebagaimana
ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2002 tentang Daftar Koordinat Geografis Titik Garis Pangkal Kepulauan Indonesia. Saat ini
teridentifikasi berjumlah 92 pulau terluar, dengan 67 pulau berbatasan langsung dengan 10 negara tetangga.
Pelaksanaan pertahanan dan keamanan, dengan pembuatan pos-pos perbatasan, pembentukan sabuk pengaman dan kekuatan pembinaan teritorial
yang memadai dan pengendalian yang cukup baik oleh aparat keamanan maupun swakarsa masyarakat dan meningkatkan patroli perbatasan.
Sebagai fungsi pertahanan dan keamanan maka peranan effective occupation penguasaan secara efektif pemerintah pada aspek administrasi, dengan
melakukan kegiatan. Dengan demikian keberadaannya dapat berlangsung terus menerus continous presence. Upaya melindungi dan melestarikan
ekologi maintenance and ecology preservation juga bisa dilakukan sehingga menjadikan pulau-pulau kecil sebagai beranda depan negara.
101
5.7 Pengesahan United Nation Convention on the Law of The Sea UNCLOS