Penanganan Pulau-Pulau Kecil Perbatasan Negara

35 Berdasarkan butir 1 sampai 6, maka Indonesia mempunyai hak terhadap pulau-pulau kecil perbatasan negara yang ada pada keenam wilayah perairan tersebut. Menurut Djalal 2000 terdapat masalah yuridis batas laut Indonesia dengan negara tetangga. Masalah tersebut menyangkut perairan Indonesia saat ini, yaitu ketidakpastian tentang garis terluar, khususnya yang terkait dengan titik-titik dasar dan batas terluar mulai perairan kepulauan Indonesia yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1996 Tentang Perairan Indonesia dan Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2008 Tentang Daftar Koordinat Geografis Titik-Titik Garis Pangkal Kepulauan Indonesia.

2.11 Penanganan Pulau-Pulau Kecil Perbatasan Negara

Menurut Sabarno 2003, penanganan pulau-pulau kecil perbatasan negara substansinya menyangkut justifikasi tentang administrasi perbatasan negara, untuk menjaga stabilitas politik, ekonomi, dan sosial dalam rangka menjaga keutuhan NKRI. Untuk menangani administrasi perbatasan negara Indonesia dengan negara tetangga, pemerintahan membentuk beberapa lembaga-lembaga ad-hoc seperti: 1 General Border Committee GBC Republik Indonesia-Malaysia, yang penangananya dilakukan oleh MABES TNI 2 Joint Commission Meeting JMC Republik Indonesia-Malaysia, penanganannya diserahkan kepada oleh Kementerian Luar Negeri RI. 3 Joint Border Committee JBC Republik Indonesia-Papua New Guinea, penanganannya dilakukan oleh Kementerian Dalam Negeri RI. 4 Joint Border Committee JBC Republik Indonesia - Republik Demokratik Timor Leste, penanganannya dikoordinasikan oleh Kementerian Dalam Negeri RI. 5 Sub Komisi Teknis Batas Landas Kontinental, penanganannya diserahkan kepada Kementerian Luar Negeri. 6 Sub Komisi Teknis Survey dan Demarkasi untuk batas darat Republik Indonesia - Malaysia, penangannya diserahkan kepada Kementerian Dalam Negeri RI. 36 7 Sub Komisi Teknis Survey Penegasan dan Penetapan Batas Republik Indonesia - Papua New Guinea, penangananya oleh MABES TNI. 8 Sub Komisi Teknis Border Demarcation and Regulation Republik Indonesia - Republik Demokratik Timor Leste, penanganannya oleh MABES TNI dan BAKOSURTANAL. Lebih lanjut dikemukakan Sabarno 2003, bahwa kejelasan batas negara Indonesia dengan negara tetangga harus mendapat prioritas utama, karena sangat mempengaruhi kontinuitas pelaksanaan pembangunan. Pengalaman menunjukkan bahwa secara yuridis formal pelaksanaan pembangunan di wilayah perbatasan negara masih menghadapi kesulitan karena belum adanya kejelasan kesepakatan perbatasan sehingga sejumlah program pembangunan tidak dapat diimplementasikan.

2.12 Kebijakan Pemanfaatan Pulau-Pulau Kecil Perbatasan Negara