Analisis Diagnosa dan Terapi Hukum Diagnosis and Therapy Analisys

53

3.4.3 Analisis Diagnosa dan Terapi Hukum Diagnosis and Therapy Analisys

of Law Permasalahan pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil berpotensi terjadinya disharmoni hukum pengelolaan, dicerminkan oleh adanya faktor-faktor sebagai berikut: 1 Jumlah peraturan perundang-undangan yang begitu banyak yang berlaku untuk pengelolaan wilayah pesisir. 2 Keberadaan hukum adat yang semakin termarjinalkan dalam pengelolaan wilayah pesisir. 3 Pluralisme dalam penerapan dan penegakan hukum di bidang pengelolaan wilayah pesisir. 4 Perbedaan kepentingan dan perbedaan penafsiran dari para stakeholders sumber daya alam wilayah pesisir. 5 Kesenjangan antara pemahaman teknis dan pemahaman hukum tentang pengelolaan pesisir. 6 Kendala hukum yang dihadapi dalam penerapan peraturan perundang- undangan, yang terdiri atas mekanisme pengaturan, administrasi pengaturan, antisipasi terhadap perubahan, dan penegakan hukum. 7 Hambatan hukum yang dihadapi dalam penerapan peraturan perundang- undangan, yaitu yang berupa tumpang tindih kewenangan dan benturan kepentingan. 8 Penerapan peraturan perundang-undangan dapat menimbulkan empat kemungkinan dampak terhadap stakeholders, yaitu: diffused cost - diffused benefit, diffused cost - concentrated benefit, concentrated cost - diffused benefit, dan concentrated cost - concentrated benefit. Berdasarkan disharmonisasi hukum maka permasalahan hukum dilakukan dengan menggunakan analisis: Diagnosis and Therapy Analisys of Law DTAL, secara kualitatif terhadap peraturan perundang-undangan nasional, regional dan adat tradisonal termasuk hukum internasional yang diratifikasi. Permasalahan di pulau-pulau kecil dijabarkan sebagai penyakit pesisir, di diagnosa untuk mencari akar permasalahannya, kemudian dianalisis dengan 54 pendekatan sosio-yuridis, kemudian hasil yang diperoleh dilakukan terapi sebagai upaya penanggulangan dan mengharmonisaikan pemberlakuan peraturan. Data hukum yang diperoleh dalam penelitian dianalisis dengan DTAL melalui pendekatan-pendekatan, yaitu: 1 Pendekatan historis historical approach, 2 Pendekatan undang-undang statue approach, 3 Pendekatan kasus case approach, 4 Pendekatan komparatif comparative approach dan 5 Pendekatan konseptual conceptual approach. Analisis Pendekatan hukum meliputi: 1 Pendekatan historis, historical approach, dilakukan dengan menelaah latar belakang apa yang dipelajari dan perkembangan mengenai isu yang dihadapi dan relevan dengan masa kini 2 Pendekatan Undang-Undang statue approach dilakukan dengan menelaah semua undang-undang dan regulasi bersangkut-paut dengan isu hukum yang sedang ditangani. Dengan Pendekatan undang-undang akan membuka kesempatan bagi peneliti untuk mempelajari adakah konsistensi dan kesesuaian antara undang-undang dan UUD atau antara regulasi dan UU. Hasil dari telaah tersebut merupakan suatu argumen untuk memecahkan isu yang dihadapi 3 Pendekatan kasus case approach dilakukan dengan cara melakukan telaah terhadap kasus-kasus yang berkaitan dengan isu yang dihadapi yang telah menjadi keputusan yang tetap apakah di pengadilan atau di luar pengadilan. Kasus ini baik yang terjadi di Indonesia atau di negara lain. Di dalam pendekatan kasus, beberapa kasus ditelaah untuk referensi bagi suatu isu hukum. Studi kasus case study merupakan yang terjadi dari berbagai aspek hukum seperti hukum internasional, hukum pidana, hukum perdata, hukum administrasi, hukum lingkungan dan hukum tata negara 4 Pendekatan komparatif, comparative approach, dilakukan dengan membandingkan undang-undang suatu negara dengan undang-undang negara lain. Disamping undang-undang yang dapat diperbandingkan adalah putusan 55 pengadilan dan perjanjian-perjanjian negara bertetangga. Kegunaan pendekatan ini adalah untuk memperoleh persamaan dan perbedaan di antara undang-undang tersebut 5 Pendekatan konseptual, conceptual approach, dilakukan beranjak dari pandangan-pandangan dan doktrin-doktrin yang berkembang di dalam ilmu hukum. Dengan mempelajari pandangan dan doktrin, maka peneliti akan menemukan ide-ide yang melahirkan pengertian-pengertian hukum, konsep- konsep hukum, dan asas-asas hukum yang relevan dengan isu yang dihadapi. Pemahaman akan pandangan-pandangan dan doktrin-doktrin tersebut merupakan sandaran bagi peneliti dalam membangun suatu argumentasi hukum dalam memecahkan isu yang dihadapi. Marzuki 2005. Mekanisme dalam mengharmonisasikan peraturan perundang-undangan dengan pendekatan historis, undang-undang, kasus, komparatif dan konseptual maka pertama-tama perlu diperjelas apa yang dimaksud dengan ―peraturan perundang- undangan‖ yang dikenal dalam cabang ilmu hukum yang bernama ―Hukum Tata Pengaturan‖ Regelingsrecht; Regelungsrecht, di luar ―peraturan perundang- undangan‖ wettelijke regels, ada lagi jenis peraturan lain yang disebut ―peraturan kebijakan‖ beleidsregels; pseudo wetgeving. Peraturan perundang-undangan adalah suatu keputusan dari suatu lembaga negara atau lembaga pemerintahan yang dibentuk berdasarkan atribusian dan delegasian. Atribusi kewenangan dalam pembentukan peraturan perundang-undangan ialah pemberian kewenangan membentuk peraturan perundangan-undang oleh Undang- Undang Dasar atau Undang-Undang kepada lembaga negarapemerintah. Kewenangan tersebut melekat terus-menerus dan dapat dilaksanakan atas prakarsa sendiri setiap waktu diperlukan, sesuai dengan batas-batas yang diberikan. Menurut Maria F. Indrati Soeprapto, berbeda halnya dengan peraturan perundang-undangan, pada peraturan kebijakan tidak mudah diurutkan secara hierarkis. Hal ini karena jenis peraturan kebijakan itu selain menyangkut lembaga pemerintah yang sangat banyak, juga sifat peraturannya bermacam-macam. 56 Gambar 7 Penyusunan hirarki RANCANGBANGUN HUKUM DALAM PENGELOLAAN PULAU-PULAU KECIL TERLUAR SUMBER DAYA ALAM HUKUM KELEMBAGAAN SOSIAL EKONOMI BUDAYA KONSERVASI STAKEHOLDERS TATA KELOLA KELEMBAGAAN PENEGAKAN HUKUM PENGELOLAAN SUMBERDAYA TERPADU PENGELOLAAN BERKELANJUTAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PENETAPAN BATAS NEGARA PENGAKUAN KEARIFAN LOKAL COASTAL PROBLEMATIC PENDANAAN COMMUNITY BASED MANAGEMENT FOKUS TINDAKAN TUJUAN KEBIJAKAN 57 Gambar 8 Bagan alir analisis rancangbangun hukum dalam pengelolaan pulau-pulau kecil terluar ANALISIS ISI KEPUTUSAN Pendekatan kasus case approach Keputusan pengadilan dan adat Penegakan hukum Pendekatan komparatif comparative approach Perbandingan Sistem Hukum Perjanjian Internasional ratifikasi Model Kebijakan Pembangunan harmonisasi hukum Pendekatan konseptual conceptual Perkembangan hukum Penemuan hukum Pendekatan Historis historical approach Lintasan sejarah pemanfaatan pulau- pulau kecil Dokumen penunjang pengelolaan Pendekatan undang-undang statue approach Telaah hukum dan pelaksanaannya Pentaatan dan revisi 58 4 GAMBARAN UMUM DAN POTENSI WILAYAH 4.1 Gambaran Umum Wilayah Provinsi Sulawesi Utara dalam prospektif regional maupun internasional berada pada posisi yang sangat strategis karena terletak di bibir Pasifik Pasifik Rim yang secara langsung berhadapan dengan Negara-negara Asia Timur dan Negara-negara Pasifik, sehingga menjadi lintasan antara dua benua yaitu Benua Asia dan Australia serta dua Samudera yaitu Samudera India dan Pasifik. Posisi strategis ini menjadikan Sulawesi Utara sebagai pintu gerbang Indonesia ke Pasifik dan memiliki potensi untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dalam AFTA. Secara administratif, Provinsi Sulawesi Utara terbagi menjadi 6 kabupaten, 3 kota dengan Manado sebagai ibukota provinsi. Gambar 9 Peta Provinsi Sulawesi Utara 59 Komoditi tanaman perkebunan yang potensial di provinsi ini adalah kelapa, cengkeh, pala, kopi, kakao dan vanilli. Sektor Perikanan juga termasuk salah satu sektor unggulan provinsi ini. Komoditi yang dihasilkan berupa perikanan laut dan perikanan darat termasuk perikanan umum, tambak, kerambah dan lain-lain. Provinsi ini juga memiliki komoditi sekunder yang diunggulkan yaitu dari sektor industri pengolahan yang terdiri atas industri kelapa terpadu, industri minyak goreng kelapa, minyak atsiri, pengolahan kopi, industri makanan dari kacang-kacangan, pengalengan ikan, tepung ikan dan industri ikan beku. Kini juga tengah dikembangkan teknik-teknik baru dalam budidaya perikanan laut, meliputi ikan untuk umpan, ikan kerapu, baronang, rumput laut dan kerang mutiara. Untuk budidaya perikanan darat fokus diarahkan untuk ikan mas dan nila. Sektor industri telah banyak perusahaan yang sudah beroperasi dan menanamkan modalnya di provinsi ini. Perusahaan-perusahaan ini bergerak dalam bidang industri pengolahan makanan, minuman, kayu, hasil tambang, batubara, minyak bumi, gas bumi, hasil perkebunan, karet, bahan dasar logam, barang galian furnitur dan industri jasa. Potensi sumberdaya perikanan di Provinsi Sulawesi Utara sangat potensial, tetapi hingga sekarang potensi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal, terutama di wilayah perairan laut utara Sulawesi Utara, perairan Teluk Tomini, serta perairan darat di Bolaang Mongodow dan Minahasa. Provinsi Sulawesi Utara juga memiliki kawasan hutan yang potensial. Pemanfaatan hasil hutan baru mencapai sekitar 47,5 dari seluruh areal hutan produksi yang ada. Jenis hutan yang ada di Sulawesi Utara adalah hutan lindung, hutan PPA, hutan bakau, dan hutan produksi yang terdiri dari hutan produksi tetap, terbatas, dan konversi. Di bidang pertambangan, sumber daya mineral, seperti tembaga, bijih besi, nikel, emas, serta bahan galian batu kapur, kaolin, sangat potensial untuk dikembangkan secara optimal. Selain itu, di daerah Lahendong, telah ditemukan panas bumi yang potensial untuk dikembangkan menjadi tenaga listrik dengan kekuatan ribuan megawatt. Pariwisata merupakan salah satu sektor potensial yang dimiliki Sulawesi Utara sebagai salah satu sumber daya ekonominya. 60 Potensi wisata di Sulawesi Utara cukup beragam, di antaranya wisata alam, wisata bahari, dan wisata budaya. Keberadaan taman nasional, seperti Taman Nasional Laut Bunaken dan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, juga berpotensi sebagai salah satu aset wisata alam di Sulawesi Utara. Sebagai tujuan investasi, provinsi ini juga memiliki berbagai sarana dan prasarana penunjang diantaranya kawasan industri Bitung Industrial Estate yang terletak di Bitung-Sulawesi Utara, Bandara Sam Ratulangi di Manado, Bandara Naha Natuna di Kepulauan Sangihe, Bandara Melonguane di Kepulauan Taulud dan Bandara Mopait di Bolaang Mongondow serta memiliki Pelabuhan UKI dan Kotabunan, Pelabuhan Belang, Pelabuhan Tahuna, Pelabuhan Ulu Siau, Pelabuhan Petta, Pelabuhan Manado, Pelabuhan Marore dan Pelabuhan Bitung. Provinsi Sulawesi Utara merupakan salah satu dari 7 tujuh Provinsi Kepulauan di Indonesia yang terletak di tepian Samudera Pasifik dan berbatasan langsung dengan Negara Filipina. Luas wilayah Provinsi Sulawesi Utara 15.466,25 km2 dengan Jumlah penduduk 2.176.000 jiwa, memiliki 6 Kabupaten 3 Kota yakni, Kabupaten Bolaang Mongondow, Kabupaten, Minahasa, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Kabupaten Kepulauan Talaud, Kota Bitung, Kota Tomohon, dan Kota Manado.