Kabupaten Kepulauan Talaud Metode Analisis

66

4.1.1.4 Perekonomian wilayah

Kabupaten Kepulauan Sangihe merupakan salah satu kabupaten yang terletak paling utara di Indonesia dan berbatasan langsung dengan negara Filipina. Jarak Tahuna sebagai ibukota Kabupaten Kepulauan Sangihe ke Manado sebagai ibukota Provinsi Sulawesi Utara relatif hampir sama dengan jarak Tahuna ke General Santos dan Davao City yang merupakan dua kota besar di Mindanao Selatan. Beberapa gugus kepulauan di Utara Tahuna bahkan memiliki jarak yang lebih dekat dengan beberapa wilayah di Mindanao Selatan. Walaupun komoditas- komoditas yang dihasilkan oleh Kepulauan Sangihe relatif sama dengan komoditas yang dihasilkan oleh beberapa wilayah di Mindanao Selatan, faktor jarak yang relatif dekat membuat wilayah Filipina Selatan menjadi alternatif tujuan pemasaran yang penting, disamping Manado dan Bitung yang menjadi tujuan pemasaran selama ini. Demikian juga, berbagai kebutuhan rumah tangga, mulai dari beras hingga peralatan dapur selama ini didatangkan dari Pulau Jawa, baik secara langsung maupun melalui Manado atau Bitung. Dengan terbukanya jalur perdagangan dengan Mindanao Selatan, maka berbagai kebutuhan rumah tangga tersebut dapat didatangkan langsung dari sana. Karena faktor jarak, ada kemungkinan komoditas yang dipasarkan ke Mindanao Selatan memperoleh harga yang lebih tinggi, sedangkan berbagai kebutuhan rumah tangga yang didatangkan dibayar dengan harga yang lebih murah. Dalam melaksanakan hubungan dagang dengan Mindanao Selatan tersebut, kendala yang dihadapi adalah tidak tersedianya transportasi reguler serta penggunaan mata uang untuk melakukan transaksi.

4.1.2 Kabupaten Kepulauan Talaud

Daerah perbatasan adalah berupa daerah terluar dan termasuk dalam wilayah NKRI yang berada di Kabupaten Kepulauan Talaud dan daerah yang dimaksud adalah Pulau Miangas dan pulau-pulau di sekitarnya. Daerah Kabupaten Kepulauan Talaud adalah daerah perbatasan juga disebut daerah Kepulauan karena terdiri dari pulau-pulau terbentang dari utara ke selatan. Daerah Kabupaten Kepulauan Talaud terletak antara 4°0100 LU dan 126°4000‖ BT dengan batas-batasnya sebagai berikut : 67 1 Sebelah Utara berbatasan dengan Republik Filipina 2 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kepulauan Sangihe 3 Sebelah Timur berbatasan dengan Samudera Pasifik 4 Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Sulawesi. Pulau-pulau yang masuk dalam wilayah perbatasan ini oleh Pemerintah Kabupaten Kepulauan Talaud ditetapkan dalam satu klaster yaitu klaster pulau- pulau perbatasan, dari empat klaster yang ada. Tabel 8 Pembagian klaster di Kabupaten Kepulauan Talaud No Klaster Nama Pulau 1 Nanusa Karatung, Marampit, Kakorotan, Miangas, Malo, Mangupung, Intata dan Garat 2 Karakelang 3 Karakelang, Nusa Dolom, dan Nusa Topor 3 Salibabu 3 Salibabu, Sara Besar dan Sara Kecil 4 Kabaruan 2 Kabaruan dan Napombaru

4.1.2.1 Klaster pulau-pulau perbatasan

Pada klaster Nanusa, pulau-pulau perbatasan antara lain Pulau Miangas merupakan pulau yang terletak paling depan dan terdekat dengan perbatasan antara Negara Filipina dan Indonesia, dengan kondisi tersebut menjadikan Pulau Miangas sebagai pintu gerbang perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pulau Miangas terletak paling utara dari wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud dengan posisi geografi 5 ° 33 ’ 14 ‖ LU – 126° 34 ’ 42 ‖ BT yang memiliki luas + 3,15 Km 2 dan dibatasi oleh wilayah laut yang tidak dapat dilayari secara bebas karena jaraknya yang jauh baik dari pusat kecamatan ibukota kecamatan bahkan dengan ibukota kabupaten dan keadaan cuaca yang sering tidak bersahabat sehingga menjadi hambatan bagi transportasi laut yang menjadi andalan keterhubungan pulau ini. Kondisi ini pun berlaku pada pulau-pulau yang termasuk dalam klaster pulau-pulau perbatasan. Situasi yang tidak menguntungkan, menyebabkan penduduk terisolir dari wilayah dan kegiatan lain di Republik Indonesia dan sangat rentan terhadap pengaruh-pengaruh asing. 68 Gambar 11 Peta administrasi Kabupaten Kepulauan Talaud

4.1.2.2 Wilayah administrasi

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Kepulauan Talaud di Provinsi Sulawesi Utara, dan mulai tanggal 2 Juni 2002 . Secara umum daerah Kabupaten Kepulauan Talaud memiliki 4 empat karakteristik yang unik di bandingkan daerah lain yakni 1 daerah perbatasan, 2 daerah kepulauan, 3 daerah tertinggal dan terisolasi 4 daerah rawan bencana alam. Sebagai daerah perbatasan karena letaknya secara geografis berada di bagian utara Indonesia yang berbatasan dengan negara Filipina. Disebut sebagai daerah kepulauan karena terdapat 4 empat gugusan kepulauan yakni gugusan pulau Nanusa 8 pulau, gugusan pulau Marore 4 pulau, gugusan pulau Karakelang 3 pulau, gugusan pulau Salibabu 3 pulau dan gugusan pulau Kabaruan 2 pulau, dengan administrasi pemerintahan meliputi 17 kecamatan, termasuk di dalamnya Kecamatan Khusus Miangas. Kondisi Kecamatan, Kampung dan Kelurahan dapat dilihat pada Tabel 9 berikut ini : 69 Tabel 9 Luas wilayah kecamatan dan jumlah kampung kelurahan, di Kabupaten Kepulauan Talaud No Kecamatan Ibukota Kecamatan Luas Km 2 Jumlah Kelurahan Desa 1 Melonguane Melonguane 125,74 310 2 Melonguane Timur - 16.207,97 -6 3 Beo Beo 279,65 -13 4 Beo Utara - 144,57 26 5 Rainis Rainis 263.67 -11 6 Essang Essang 172.75 -18 7 Gemeh Gemeh 136.74 -15 8 Lirung Lirung 223.81 34 9 Kabaruan Mangaran 115.61 -12 10 Nanusa Karatung 60,79 -9 11 Tanpa namma Dapalan 15.450 -11 12 Salibabu Salibabu 120.123 -6 13 Morenge - 12.604 -6 14 Kalongan - 123.560 -5 15 Pulutan - 8.426 -5 16 Damau Damau 75.565 -8 17 Miangas Miangas 3.15 -1 Jumlah 1.271,68 Sumber : BPS Kabupaten Kepulauan Talaud, 2007

4.1.2.3 Kependudukan

Jumlah penduduk Kabupaten Kepulauan Talaud 84.682 jiwa sumber data Dinas Kependudukan Kabupaten Talaud, 2004 dengan laju pertumbuhan rata- rata 1,2 per tahun. Tingginya pertumbuhan penduduk disebabkan oleh migran dari beberapa daerah di luar Kabupaten Kepulauan Talaud. Keadaan penyebaran penduduk belum merata, ada kecamatan yang penduduknya padat dan ada kecamatan yang penduduknya jarang. Mata pencaharian penduduk 93 di bidang pertanian. Dukungan terhadap sumbangan pendapatan daerah dan penghasilan utama masyarakat seperti kelapa, cengkeh, pala, vanili, dan lain-lain. Sumbangan dari sub-sektor perikanan masih relatif sedikit karena di daerah ini kegiatan nelayan masih bersifat tradisional. Kondisi kependudukan Kabupaten Kepulauan Talaud tahun 2007 adalah sebagaimana dalam Tabel 10 berikut ini : 70 Tabel 10 Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kabupaten Kepulauan Talaud No Kecamatan Jumlah Penduduk Jumlah L P Total KK 1 Melonguane 4794 4815 9609 1922 2 Melonguane Timur 1808 1804 3612 722 3 Beo 4320 4124 8444 1689 4 Beo Utara 1965 1878 3843 769 5 Rainis 5107 4737 9844 1969 6 Essang 3974 3840 7814 1563 7 Gemeh 3960 3980 7940 1588 8 Lirung 3138 2910 6048 1210 9 Kabaruan 3571 2678 6249 1250 10 Nanusa 2776 2804 5580 1116 11 Tanpa Namma 3556 3394 6950 1390 12 Salibabu 2808 2861 5669 1134 13 Morenge 1827 1893 3720 744 14 Kalongan 1451 1444 2895 579 15 Pulutan 1416 1284 2700 540 16 Damau 2265 2092 4357 871 17 Miangas 325 359 684 137 J u m l a h 49.061 46.897 95.958 19.192 Sumber : BPS Kabupaten Kepulauan Talaud Tahun 2007

4.1.2.4 Perekonomian wilayah

Pertumbuhan ekonomi daerah ditargetkan sekitar 4,0 – 6,0 persen pada tahun 2005 dan kemudian meningkat secara bertahap sehingga ditargetkan mencapai sekitar 6,0 – 8,5 persen pada tahun 2009. Sejalan dengan itu, sasaran PDRB daerah dihitung dengan tahun dasar 2002 ditargetkan mencapai sekitar Rp. 303,753 – Rp. 317,079 miliar pada tahun 2005, dan diproyeksikan meningkat sehingga dapat mencapai sekitar Rp.372,72 – Rp. 423,404 miliar pada tahun 2009. Untuk menunjang tercapainya pertumbuhan ekonomi tersebut, maka diperhitungkan sasaran kebutuhan investasi daerah secara keseluruhan, yaitu sekitar Rp. 46,731 – Rp. 71,792 miliar pada tahun 2005. Kebutuhan investasi ini meningkat per tahun sejalan dengan target pertumbuhan ekonomi, sehingga mencapai sekitar Rp. 84,390 – Rp. 132,680 pada tahun 2009. sumber pembiayaan 71 investasi ini adalah berasal dari sektor Pemerintahan Pusat, Provinsi, Kabupaten, swasta dan masyarakat. Sasaran pendapatan per kapita dalam bentuk PDRB per kapita pada tahun 2005 adalah sekitar Rp. 3.803.188 – Rp. 3.970.083, dan diproyeksikan akan meningkat setiap tahun sehingga dapat mencapai sekitar Rp. 4.370.966 – Rp. 4.965.334 pada tahun 2009. Proyeksi ini didasarkan pada angka perkiraan laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Kepulauan Talaud adalah sekitar 1,65 persen per tahun selama periode tahun 2005 – 2009. Tingkat pertumbuhan ekonomi daerah yang ditargetkan ini diharapkan akan dapat memperluas lapangan kerja secara berarti, sehingga meningkatkan penyerapan dan pemanfaatan tenaga kerja di daerah, termasuk penyerapan tenaga kerja perempuan. Tabel 11 Sasaran Pertumbuhan Beberapa Indikator Makro Ekonomi Kabupaten Kepulauan Talaud 2005 – 2009 Umum 2002 2005 2006 2007 2008 2009 1. Pertumbuhan Ekonomi 3,66 6,0 6,5 7,0 8,0 8,5 4,0 4,5 5,0 5,5 6,0 2. PDRB Rp. M 270,035 317,079 337,689 361,328 390,234 432,404 303,753 317,422 333,293 351,624 372,721 3. Investasi Rp. M 71,792 82,441 94,553 115,625 132,68 46,731 50,550 63,484 73,324 84,390 4. PDRB Per Kapita Rp 3.970.038 4.159.448 4.378.353 4.651.901 4.965.334 3.803.188 3.909.812 4.038.642 4.191.639 4.370.966 Sumber : Bappeda Kab upaten Kep ulauan Talaud

4.2 Potensi Wilayah

Setiap kawasan perbatasan memiliki ciri khas masing-masing, dengan potensi yang berbeda antara satu kawasan dan kawasan lainnya. Potensi yang dimiliki oleh kawasan perbatasan yang bernilai ekonomis cukup besar adalah potensi sumberdaya alam hutan, tambang dan mineral, serta perikanan dan kelautan yang terbentang di sepanjang dan sekitar kawasan perbatasan. Sebagian