Pulau-pulau kecil Manfaat Penelitian

16 wilayah pesisir yang masih dipengaruhi oleh proses dan dinamika laut seperti pasang surut, intrusi air laut dan kawasan laut yang masih mendapat pengaruh dari proses dan dinamika daratan seperti sedimentasi dan pencemaran. Sementara itu pendekatan administrasi membatasi wilayah pesisir sebagai wilayah administrasi pemerintahan memiliki batas terluar sebelah hulu dari kecamatan atau kabupatenkota yang mempunyai laut dan ke arah laut sejauh 12 dua belas mil laut dari garis pantai untuk provinsi dan sepertiganya untuk kabupatenkota. Dalam konteks pendekatan perencanaan, wilayah pesisir merupakan wilayah perencanaan pengelolaan sumberdaya yang difokuskan pada penanganan isu yang akan dikelola secara bertanggung-jawab. Pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil sebagai bagian integral dari pembangunan kelautan dan perikanan, perlu mendapat perhatian dengan skala prioritas yang tinggi dan menjadi bagian dari orientasi kebijakan perencanaan pembangunan nasional. Mengingat wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil merupakan tempat bermukim sebagian penduduk 60 penduduk Indonesia tinggal di wilayah pesisir, juga memiliki potensi kekayaan sumberdaya alam yang besar karena didukung oleh adanya sumberdaya hayati dan non-hayati, sehingga dalam melaksanakan program pengelolaan pesisir pulau-pulau kecil memerlukan pendekatan terpadu yaitu pendekatan: ekologi, adminsitasi, perencanaan, sosial, budaya, dan hukum.

2.1.3 Pulau-pulau kecil

Definisi pulau dalam Pasal 121 UNCLOS, adalah daratan yang dibentuk secara alamiah yang dikelilingi oleh air dan yang ada di atas permukaan air pada air pasang, sedangkan definisi pulau sebagaimana yang tercantum dalam Undang- Undang Nomor 17 Tahun 1985 Bab VIII Pasal 121 ayat 1 bahwa: Pulau adalah massa daratan yang terbentuk secara alamiah, di kelilingi oleh air dan selalu beradamuncul di atas permukaan air pasang tinggi. Sedangkan, pulau-pulau kecil secara harafiah merupakan kumpulan pulau berukuran kecil yang secara fungsional saling berinteraksi dari sisi ekologi, ekonomi, sosial dan budaya. Interaksi ini menyebabkan pulau-pulau kecil tersebut terpisah dari pulau induknya mainland. 17 Karakteristik pulau-pulau kecil yang sangat menonjol menurut Griffith dan Inniss 1992 serta Beller, 1990 adalah: 1 terpisah dari habitat pulau induk sehingga bersifat insuler 2 memiliki persediaan air tawar yang sangat terbatas, termasuk air tanah atau air permukaan 3 rentan terhadap gangguan eksternal, baik alami maupun akibat kegiatan manusia 4 memiliki spesies endemik yang memiliki fungsi ekologi yang tinggi, dan 5 tidak memiliki daerah hinterland. Menurut Brookfield 1990, pulau-pulau kecil adalah pulau yang luasnya sekitar 1.000 km 2 dan penduduk lebih kecil dari 100.000 orang. Batasan ini juga digunakan di Jepang Nakajima dan Machida, 1990. Berkaitan dengan hal tersebut, Kementerian Kelautan dan Perikanan DKP 2001 mendefinisikan pulau kecil sebagai pulau yang ukuran luasnya kurang dari 2.000 km 2 dengan jumlah penduduk sekitar 200.000 jiwa Abubakar 2004. Pulau-pulau kecil PPK juga mempunyai peran yang sangat penting bagi manusia, seperti mempengaruhi iklim global, siklus hidrologi, biogeokimia, dan penyerap limbah Dahuri 1998. Pulau-pulau kecil tersebut juga memberikan manfaat lain bagi kehidupan manusia seperti pemanfaatan jasa lingkungan untuk kegiatan usaha pariwisata, budidaya perairan yang dapat menambah pendapatan dan devisa, serta sebagai tempat yang menyimpan plasma nuftah yang sangat berharga bagi keberlangsungan kehidupan manusia. Pulau kecil menurut Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil didefinisikan, sebagai pulau dengan luas lebih kecil atau sama dengan 2.000 km2 dua ribu kilometer persegi beserta kesatuan ekosistemnya.

2.2 Potensi Pulau-Pulau Kecil Terluar di Perbatasan Negara