Sintesis Sensitivitas Analisis Sensitivitas dinamis

187 12 PEMERINTAH KAB. KEPULAUAN TALAUD SUMBER DAYA ALAM 0.226 0.192 0.182 0.226 0.174 SOSIAL EKONOMI 0.189 0.189 0.233 0.228 0.161 PENDANAA N 0.221 0.186 0.201 0.206 0.185 HUKUM 0.250 0.162 0.216 0.227 0.138 KELEMBAG AAN 0.219 0.186 0.168 0.320 0.107 13 AKADEMISI SUMBER DAYA ALAM 0.187 0.286 0.221 0.160 0.146 SOSIAL EKONOMI 0.225 0.255 0.220 0.177 0.153 PENDANAA N 0230 0.236 0.192 0.192 0.150 HUKUM 0.226 0.226 0.156 0.229 0.160 KELEMBAG AAN 0.225 0.225 0.194 0.208 0.149 14 INVESTOR SUMBER DAYA ALAM 0.194 0.174 0.205 0.234 0.194 SOSIAL EKONOMI 0.188 0.188 0.208 0.208 0.208 PENDANAA N 0.167 0.167 0.200 0.205 0.261 HUKUM 0.217 0.166 0.206 0.206 0.206 KELEMBAG AAN 0.169 0.298 0.232 0.235 0.166 15 TOKOH ADAT MASYARAKAT SUMBER DAYA ALAM 0.232 0.198 0.175 0.198 0.198 SOSIAL EKONOMI 0.183 0.195 0.209 0.162 0.232 PENDANAA N 0,216 0.121 0.24 0.288 0.134 HUKUM 0.229 0.203 0.190 0,207 0.171 KELEMBAG AAN 0.186 0.164 0.204 0.211 0.235 Dalam Table 23 di atas terlihat bahwa Rancangbangun Hukum menurut Pemerintah dan Penataaan Batas Wilayah merupakan pilihan mayoritas dari sejumlah expert yang di minta pendapatnya, dengan kriteria hukum dan sumber daya alam merupakan kriteria dominan dalam pengambilan keputusan untuk menunjang pencapaian tujuan untuk merancang suatu Rancangbangun Hukum Pulau-Pulau Terluar di wilayah perbatasan Indonesia bagian Utara.

5.30 Sintesis

Sistesis adalah merupakan proses dari pembobotan dan kombinasi prioritas dari model setelah dibuatnya penilaian dengan tujuan akhir yang sudah 188 ditetapkan. Penilaian dikombinasikan terhadap model dengan menggunakan pembobotan dan proses dalam mencapai tujuan menggunakan semua nilai untuk alternativ-alternatif rancangbangun produk hukum pesisir. Alternativ yang terbaik adalah merupakan prioritas tertinggi yang dihasilkan dari Tabel 18 sintesis yang dihasilkan menunjukan bahwa rancangbangun hukum menurut penataan batas wilayah mendapatkan prioritas tertinggi untuk di pilih dalam menghasilkan produk rancangbangun hukum pesisir. Rancangbangun hukum menurut penataan wilayah mendapatkan nilai 0.226, diikuti oleh RH menurut pemerintah 0.222, RH strategi perwilayahan 0.211, RH menurut akademisi 180, dan rancangbangun menurut biaya 0.161, sedangkan rasio inskonsitensi adalah 0.04 yang masih dalam batas rasio normal. Gambar 25 Sintesis rancangbangun hukum penataan wilayah

5.31 Sensitivitas Analisis

Tujuan dari analisis sensitive adalah menujukan secara grafis bagaimana perubahan-perubahan alternativ terhadap besarnya kepentingan dari tujuan yang ingin di capai. Setiap analisa sensitiv bisa dihasilkan melalui tujuan atau criteriafaktor yang ada dan dapat di bandingkan satu sama lainnya. Dalam merancang produk rancangbangun hukum pesisir digunakan beberapa analisa sensitif diantaranya adalah Sytem Dinamik dan System Head to Head.

5.32 Sensitivitas dinamis

Dalam analisis dari sisi akademisi dengan mengacu pada tujuan yang hendak dicapai maka sensitive dinamik berdasarkan kriteriafaktor yang ada didapat nilai presentasi tertinggi sisi kiri graph yaitu criteria Hukum 28.9, 189 Sumber Daya Alam 25.5, Kelembagaan 23.1, Pendanaan 14.4. Sensitive dinamik berdasarkan alternatif rancangbangun sisi kanan graphic yaitu nilai tertinggi yang merupakan prioritas utama adalah RH. Menurut penataan batas wilayah 23.9, diikuti oleh RH menurut strategi perwilayahan 22, RH menurut pemerintah 20.9, RH menurut akademisi 19.4, RH menurut budaya 13.8 Gambar 26 Dinamik sensitive

5.33 Analisis