218
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2010 tentang Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan Negara BNPP, susunan keanggotaan BNPP ini
terdiri dari Ketua Pengarah yakni Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Wakil Ketua Pengarah I yakni Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian, Wakil Ketua II Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, dan selaku Kepala BPP adalah Mendagri. Dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya, BNPP dibantu oleh sekretariat tetap yang terdiri dari Sekretaris BNPP dan tiga deputi yakni bidang pengelolaan batas wilayah negara, pengelolaan
potensi kawasan perbatasan, dan deputi bidang pengelolaan infrastruktur kawasan perbatasan.
5.48.2 Fasilitasi dan konsultasi dari pemerintah ke pemerintah daerah.
Pemerintah menyusun petunjuk untuk kabupatenkota dan provinsi dalam rangka mengembangkan program pengelolaan pulau-pulau kecil terluar P3K.
Petunjuk tersebut bersifat fleksibel dan luas sehingga pemerintah daerah dapat mengakomodir kebutuhan dan tujuan daerahnya yang bersifat khusus. Petunjuk
ini akan menjadi dasar bagi program P3K daerah. Petunjuk ini penting untuk kesuksesan program karena beberapa alasan. Pertama, petunjuk tersebut bisa
menjadi acuan pemerintah kabupatenkota, yang umumnya belum memiliki pengetahuan tentang Program P3K. Kedua, petunjuk tersebut memberikan arahan
dalam penulisan isi program dan mekanisme penyusunan program, apakah program tersebut bersifat sentralistik op-down atau desentralistik boom-up
Sesuai dengan Undang-Undang 32 Tahun 2004 secara khusus mempertimbangkan apakah petunjuk tersebut sebaiknya bersifat mengikat mandatory requirements
atau sukarela voluntarily standars.
5.49 Penegakan Hukum dan Sanksi
Kepatuhan untuk melaksanakan compliance dan penegakan hukum enforcement di wilayah perbatasan negara adalah proses yang dapat dilakukan
bila kegiatan pemantauan dan evaluasi seiring dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Pemantauan dibutuhkan untuk memastikan adanya
kepatuhan akan persyaratan yang mengikat. Pemantauan dan evaluasi bertujuan untuk memastikan bahwa program dilaksanakan dengan efektif dan sesuai dengan
219
persyaratan, tujuan, dan prinsip perundang-undangan. Bahkan, institusi-institusi yang dibentuk untuk melakukan pemantauan seharusnya juga digunakan untuk
upaya penegakkan hukum. Ada perbedaan penting antara pemantauan dengan penegakkan hukum.
Pemantauan memastikan bahwa program tetap mematuhi hukum; penegakkan hukum memastikan bahwa tindakan yang tepat akan diambil jika
program keluar dari jalur hukum. Penegakkan hukum memiliki beberapa tujuan: untuk menginformasikan pada masyarakat tentang cara yang tetap untuk
menerapkan perundang-undangan; menciptakan keengganan untuk melanggar hukum; serta memberi ganjaran yang setimpal jika terjadi pelanggaran hukum.
Agar penegakkan hukum efektif, harus dibuat serangkaian peringatan dan sanksi, dengan hukuman yang semakin berat jika jumlah dan jenis pelanggaran semakin
besar. Penegakkan hukum sangat penting, bahkan bila programnya bersifat sukarela. Contohnya, jika kabupatenkota menerima bantuan dari pemerintah
pusat, harus ada semacam dorongan untuk memastikan bahwa 1 program kabupatenkota akan terus dilaksanakan dengan cara yang konsisten dengan
persyaratan, prinsip dan tujuan program; dan 2 bantuan itu digunakan sesuai perundang-undangan. Harus dicatat bahwa alternatif-alternatif, baik altenatif
pemerintah atau non-pemerintah, untuk lembaga-lembaga hukum akan sama dengan alternatif bagi lembaga yang melakukan pemantauan.
Ada beberapa mekanisme penegakkan hukum yang dapat digunakan sebagai pertimbangan alternatif di bawah ini.
1 Sanksi Sanction. Sanksi melibatkan serangkaian peringatan dan hukuman finansial untuk pelanggaran perundang-undangan. Hukuman
dapat berupa pengurangan,penundaan bantuan, dan jika pelanggaran yang dilakukan tergolong berat dapat mengakibatkan pencabutan sertifikasi
perijinan. 2 Denda Sipil Civil fitnes. Denda melibatkan serangkaian pembayaran
yang harus dilunasi oleh pelanggar hukum. Hal ini diberlakukan untuk persyaratan hukum yang bersifat mengikat.
3 Sanksi kriminal Criminal sanction. Sanksi kriminal adalah hukuman
untuk pelanggaran yang lebih serius dan bentuknya dapat berupa hukuman
220
penjara. Penghargaan dapat diberikan bagi daerah yang melaksanakan program dengan baik.
Alternatif yang dipilih: Sanksi, dapat berupa peringatan dan hukuman finansial, dibutuhkan untuk persyaratan yang tidak mengikat. Sementara denda
diberlakukan untuk persyaratan yang mengikat. Meski demikian, bahwa sanksi kriminal tidak tepat diberikan untuk sebagian besar program administratif.
5.50 Penyelesaian konflik