Peningkatan Daya Saing Ekspor

318 | +, + - + . 12 34 5 678 9 567 : manufaktur Indonesia di pasar dunia. Pangsa ekspor produk manufaktur terhadap total ekspor Indonesia pada periode 2010-2014 masih dalam rentang 34 41 persen sebagaimana ditampilkan pada Tabel III.11. TABEL 3.11 PANGSA EKSPOR PRODUK MANUFAKTUR Uraian Komposisi di Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 1 Primer 62,6 65,8 63,6 62,1 59,0 2 Manufaktur 37,4 34,2 36,4 37,9 41,0 ; = ? A B? = ? CD ? E F C G? H F I F CI FC J KG; H E L MF N

2. Masih rendahnya tingkat diversifikasi pasar tujuan ekspor.

Saat ini lebih dari 50 persen ekspor Indonesia ditujukan ke pasar utama, yaitu: Jepang, China, Singapore, Amerika Serikat, dan India Tabel III.12, sehingga akan rentan terhadap fluktuasi kondisi ekonomi dan perubahan kebijakan di negara tujuan ekspor ut ama tersebut. TABEL 3.12 Pangsa Ekspor Indonesia Ke Negara Tujuan Ekspor Utama No Tujuan Ekspor Pangsa Ekspor 2010 2011 2012 2013 1 Jepang 16,3 16,6 15,9 14,8 2 China 9,9 11,3 11,4 12,4 3 Singapura 8,7 9,1 9,0 9,1 4 Amerika Serikat 9,1 8,1 7,8 8,6 5 India 6,3 6,6 6,6 7,1 Total 50,3 51,7 50,7 52,0 OPQ R ST U w w w VWTXY S Q X ZV [ T\ Y] [X_ Selanjutnya, walaupun dalam satu dekade terakhir terjadi peningkatan pangsa ekspor Indonesia ke beberapa negara bukan tujuan ekspor utama seperti negara-negara di kawasan Timur Tengah, Afrika dan Amerika Latin serta telah terjadi penurunan pangsa ekspor ke Amerika Serikat dan Eropa, namun peningkatan tersebut masih relatif kecil sebagaimana ditunjukan pada Tabel III.13. `abc a bd a b aea f ghi j b k l m n o k l m p | 319 TABEL 3.13 PANGSA EKSPOR INDONESIA KE BEBERAPA WILAYAH DI DUNIA Tujuan Ekspor 2001 2005 2010 2013 ASEAN 16,9 18,5 21,1 22,3 Asia Non-ASEAN 46,5 50,1 50,0 50,6 Timur Tengah 3,9 3,7 3,9 4,1 Afrika 2,1 1,9 2,3 3,1 Amerika Serikat 13,8 11,5 9,1 8,6 Amerika Utara 14,5 12,1 9,5 9,1 Amerika Latin 1,7 1,5 2,2 2,0 Eropa 14,7 12,8 11,8 10,2 q rs t u v w w w w xyv z{ u s z |x} v ~ { } € z  Lebih jauh, kontribusi impor produk manufaktur dari Indonesia di beberapa kawasan seperti Afrika, Amerika Latin, Timur Tengah serta Eropa Timur dan Tengah masih cukup rendah yaitu rata-rata lebih kecil dari 1,1 persen sebagaimana diperlihatkan pada tabel III.14. Hal ini menunjukan bahwa Indonesia perlu terus mendorong tingkat penetrasi dan akses pasar produk ekspor Indonesia terutama di kawasan baru dan tumbuh dengan pertumbuhan impor yang besar, sehingga pasar ekspor non-utama tersebut dapat menjadi pasar tujuan ekspor prospektif bagi produk Indonesia. TABEL 3.14 PANGSA IMPOR PRODUK MANUFAKTUR ASAL INDONESIA DI BEBERAPA WILAYAH DUNIA Wilayah 2010 2011 2012 2013 Pangsa Impor dari Indonesia Afrika 0.8 1.0 1.1 1.1 Amerika Latin - - 0.5 0.5 Timur Tengah 0.9 1.0 1.0 1.0 Eropa Timur dan Tengah 0.3 0.3 0.3 0.3 q rs t u v w w w w x‚ v z { u s z |x } v ~ { } €z  Selain itu, bisnis produk halal juga dapat menjadi salah satu andalan produk ekspor Indonesia mengingat populasi muslim dunia mencapai lebih dari 30 persen penduduk dunia. Saat ini, pasar makanan halal dunia diperkirakan mencapai sebesar USD547 miliar atau 12 persen dari perdagangan produk makanan global dan pangsa pasar komestik halal 320 | ƒ„ …† „ … ‡ „ … ˆ ‰ „ Š ƒ‹Œ Ž  ‘’ “ ‘ ” mencapai 25 persen dari pasar komestik global. Brazil dan Australia adalah negara-negara eksportir terbesar produk halal khususnya daging sapi, ayam dan susu. Perkiraan nilai impor produk halal di beberapa wilayah di dunia diperlihatkan pada Tabel III.15. TABEL 3.15 NILAI IMPOR PRODUK HALAL DI BEBERAPA WILAYAH DI DUNIA Importir Produk Halal Nilai Negara-negara Asia USD 70 miliar Negara-negara Eropa USD 66 miliar Negara-negara Timur Tengah USD 44 miliar Amerika Serikat USD 13 miliar Sumber: Majalah Tempo 16 Maret 2014

3. Masih rendahnya daya saing ekspor jasa. Neraca perdagangan jasa

Indonesia selalu mengalami defisit dengan penyumbang terbesar adalah jasa transportasi. Selain itu daya saing produk manufaktur Indonesia di pasar internasional juga masih rendah baik dari sisi kualitas maupun harga. Rasio ekspor jasa Indonesia terhadap PDB terlihat semakin meningkat sebagaimana ditunjukan pada Tabel III.16. Namun jika diperhatikan dari sisi neraca, perdagangan jasa selalu mengalami defisit yang disebabkan oleh tingginya impor jasa khususnya jasa transportasi sebagaimana terlihat pada Gambar III.18 dan Gambar III.19. TABEL 3.16 RASIO EKSPOR JASA TERHADAP PDB TAHUN 2010 - 2014 Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 TW2 -2014 Rasio Ekspor Jasa Terhadap PDB 2,4 2,6 2,7 2,6 2,7 • –—˜ ™ š › œžž™ Ÿ ¡¢ x £ ¤ š ¥ ¦ § ¤ Ÿ ¤ —¨ § ©¤ ¥™ ª «¬­® ¬ ­¯ ¬ ­ ¬°¬ ± ²³´ µ ­ ¶ · ¸ ¹ º ¶ · ¸ » | 321 GAMBAR 3.20 NERACA PERDAGANGAN JASA GAMBAR 3.21 NERACA PERDAGANGAN JASA PER SEKTOR ¼ ½ ¾¿ À Á  ÃÄÅÆ Ç ÅÈÉ Å À Ê Ë Ä ÈË É Ì Ä Í ¼ ½¾¿ À Á  ÃÄÅÆ Ç ÅÈ É Å À Ê Ë Ä ÈË É ÌÄ Í

4. Meningkatnya hambatan non tarif. Sejak terjadinya krisis ekonomi

yang melanda dunia sejak tahun 2012, banyak negara di dunia yang meningkatkan pengamanan pasar domestiknya, melalui penerapan hambatan non-tarif bagi produk impor yang akan masuk ke negaranya. Kondisi ini tentunya memberikan pengaruh bagi Indonesia, karena penerapan hambatan non tarif tersebut juga dikenakan terhadap produk yang berasal dari Indonesia.

5. Fasilitasi ekspor yang belum optimal. Beberapa kendala yang masih

dihadapi oleh para eksportir saat ini antara lain adalah: i prosedur dan pemrosesan ekspor yang masih belum efisien, karena masih panjangnya waktu dan prosedur untuk proses perizinan dan administrasi ekspor; ii masih sangat terbatasnya skema pendanaan ekspor, terutama bagi eksportir kecil dan menengah, sehingga peluang ekspor yang ada belum dapat termanfaatkan secara optimal. 3.1.13 Perlindungan Pekerja 3.1.13.1 Jaminan Sosial Bagi Pekerja Sistem Jaminan Sosial Nasional SJSN merupakan program nasional yang bertujuan memberi kepastian perlindungan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. SJSN diharapkan dapat memberikan perlindungan bagi 322 | ÎÏ ÐÑ Ï Ð Ò Ï Ð Ó Ô Ï Õ ÎÖ× ØÙ Ú ÛÜÝ Þ ÚÛÜ ß penduduk apabila terjadi hal-hal yang dapat mengakibatkan hilang atau berkurangnya pendapatan, karena menderita sakit, mengalami kecelakaan, kehilangan pekerjaan, memasuki usia lanjut, atau pensiun, dan meninggal dunia. Sebagai tindak lanjut dari amanat Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN serta untuk dapat memaksimalkan cakupan kepesertaan jaminan sosial pada seluruh rakyat Indonesia khususnya pekerja, Pemerintah mengesahkan UU Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial UU BPJS yang mengamanatkan pembentukan 2 dua Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Sesuai dengan amanat UU BPJS, penyelenggaraan Jaminan Sosial Bidang Ketenagakerjaan akan diselenggarakan oleh BPJS Ketenagakerjaan sebagai lembaga hasil transformasi PT. Jamsostek Persero yang terbentuk mulai 1 Januari 2014 dan mulai beroperasi paling lambat 1 Juli 2015 dengan menyelenggarakan Jaminan Sosial Bidang Ketenagakerjaan yang meliputi Jaminan Kecelakaan Kerja JKK, Jaminan Hari Tua JHT, Jaminan Pensiun JP dan Jaminan Kematian JKm. Rendahnya kepesertaan pekerja mengikuti program jaminan sosial. Hingga tahun 2012, jumlah peserta aktif PT. Jamsostek Persero pada program JKK, JHT, dan JKm hampir mencapai 11,25 juta jiwa. Jumlah ini kemudian ditambah dengan jumlah peserta dari Jasa Konstruksi sebesar 4,12 juta jiwa, sehingga totalnya mencapai sekitar 15,37 juta jiwa. Selama 5 tahun terakhir jumlah peserta Jamsostek untuk program JKK, JHT JKm serta peserta dari jasa konstruksi meningkat dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 12,9 pertahun.

3.1.13.2 Perlindungan Pekerja Migran

Pasar kerja Iuar negeri telah menjadi salah satu alternatif bagi pekerja Indonesia. Bukan hanya di Indonesia, arus migrasi yang melintasi batas Negara semakin deras di negara-negara hampir di seluruh dunia. Kondisi ini disebabkan adanya faktor yang mendorong semakin meningkatnya permintaan diberbagai negara untuk mendatangkan tenaga kerja asing profesional dan skilled seperti teknologi informasi, konstruksi, pengeboran minyak, Ñ Ï àá Ò â ã áà ä , manufaktur, perhotelan, dan termasuk tenaga kerja asing yang unskilled seperti tenaga musiman untuk kawasan pertanian dan å æ çá ä èâ Ñ w æàé á àä . Indonesia saat ini baru dapat mengisi pangsa pasar kerja luar negeri yang tergolong rendah kualifikasinya. Kualifikasi ini sesuai dengan kondisi pasar kerja Indonesia yang ditandai setidaknya oleh pasar kerja yang bersifat dualistik, antara lapangan kerja formal, yang besarnya 40 dari êëìí ë ìî ë ì ëïë ð ñòó ô ì õ ö ÷ ø ù õ ö ÷ ú | 323 seluruh angkatan kerja, dan lapangan kerja informal, sekitar 60,0 persen. Ke depan, tenaga kerja Indonesia diharapkan dapat bersaing dalam mengisi pangsa pasar kerja luar negeri dengan kualifikasi yang lebih tinggi. Dengan rendahnya kualifikasi tenaga kerja migran, banyak tenaga migran mengalami permasalahan hukum di negara penempatan dan banyak tenaga migran tidak mendapatkan perlindungan dalam mendapatkan hak dan keselamatannya. Saat ini, perlindungan terhadap tenaga kerja Indonesia masih belum berjalan dengan baik meskipun terjadi peningkatan perhatian dunia terhadap migrasi internasional dan pekerja rumah tangga yang tidak berdokumen dan pekerja migran perempuan û üý þÿ ü þ ÿ . Selain tata kelola penempatan migran yang perlu ditingkatkan dalam melindungi pekerja migran terutama di dalam negeri, pendekatan penegakkan hukum terhadap kebijakan migrasi di Negara-negara tujuan menempatkan pekerja migran khususnya pekerja rumah tangga pada posisi yang lemah. Dari perspektif ekonomi, adanya permintaan pasar yang tinggi terhadap pekerja migran di Negara-negara industri dan Negara kaya, telah memberikan devisa yang besar bagi Indonesia melalui remitansi yang diperoleh pekerja. Menurut catatan Bank Indonesia, devisa dari pekerja migran ini tercermin dari jumlah migran 2012 mencapai 4,32 juta orang, tersebar merata di kawasan Asia Pasifik 50,2 persen serta kawasan Timur Tengah dan Afrika 49,8 persen. Fasilitasi Perlindungan Pekerja Migran a. Penyelenggaraan Penempatan. Meskipun UU 39 tahun 2004 mempunyai 4 pasal yang mengatur penempatan antara pemerintah pusat dan daerah, tetapi dalam kenyataan proses penyelenggaraan penempatan yang dimulai perekrutan belum menjadi suatu sistem yang baku dalam menjalankan mekanisme tersebut. Keterlibatan pemerintah daerah relatif kecil sehingga fungsi yang seharusnya berada di pemerintah daerah seperti mengontrol, melaksanakan dan mengawasi

b. Penyiapan pendidikan

dan pelatihan dan pendidikan. Persyaratan untuk calon pekerja minimal yang harus dipenuhi adalah kemampuan teknis yang baik dan professional untuk melakukan pekerjaan sebagai juru masak, peñata laksana rumah tangga, pengasuh bayi atau orang tua. Sistem pelatihan untuk calon pekerja sudah banyak diperbaiki termasuk pembekalan. Namun masih ada hal