Kerjasama Ekonomi Internasional EKONOMI

¤¥¦§ ¥ ¦¨ ¥ ¦ ¥©¥ ª «¬­ ® ¦ ¯ ° ± ² ³ ¯ ° ± ´ | 329 µ ¶· ¸ ¹ º » ¼½¾ ¿ À Á Á¸ Áà ¹ Ä ÅÁ Á Å Æ Ç ÈÁÉ Pada tingkat regional, kerjasama ekonomi ASEAN semakin meningkat sejak dimulainya integrasi ekonomi regional dalam Ê ËÌ Ê Í Î ÏÐ Ð ÑÏÒ Ó Ð Ê ÏÐ Ò ÊÎÑÊ hingga kepada pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA yang akan diimplementasikan secara penuh pada tanggal 31 Desember 2015. MEA memiliki empat karakteristik utama, yaitu: a penciptaan pasar tunggal dan kesatuan bisnis produksi; b kawasan ekonomi yang berdaya saing; c kawasan dengan pertumbuhan ekonomi yang merata; dan d kawasan yang terintegrasi dengan kawasan global. Adapun 5 lima elemen penting untuk mewujudkan pasar tunggal dan kesatuan basis produksi di ASEAN adalah: a perdagangan bebas barang ASEAN; b aliran bebas sektor jasa; c aliran bebas investasi; d aliran modal yang bebas di ASEAN; dan e aliran bebas tenaga kerja. Perkembangan persiapan implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN yang diukur melalui ÔÕ ÖÏÐÕ Ò ÏÓ × ØÐÙ Ú Ù Û Ú ÜÜÒÙ Ý Ò Þß Ò Indonesia telah mencapai82.4 dari 431 butir penilaian pada ÔÕ ÖÏ Ð Õ Ò Ï Ó Masyarakat Ekonomi ASEAN, capaiantersebut di atas rata-rata negara-negara ASEAN yang saat ini mencapai 82.1 dari 229 à Ð á â Ð ãä å Ð Ï Ò Ý ã ÐÔ prioritas yang ditargetkan selesai pada tahun 2015, seperti ditunjukkan pada Tabel III.15. Diimplementasikannya MEA pada akhir tahun 2015 akan berpotensi meningkatkan kekuatan dan peranan negara-negara ASEAN dalam perekonomian global.Hal tersebut didukung oleh share perekonomian ASEAN yang mencapai 4.5 dari perekonomian dunia æ â ç ÝÒ ÔÐÓ Ö Ù ççç × èé Î â Ò ê Ò é Ò ëë Ð Ï ,di tingkat Asia Pasifik, pereknomian ASEAN mencakup 11,3 dari perekonomian di kawasan Asia Pasifik.Lebih lanjut, pertumbuhan ekonomi di kawasan ASEAN 5.0 juga masih jauh diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia 3.6 pada tahun 2014 Ï ÐÒ ã æ â ç ìÏ Ö ß ê Þ × èé Î â Ò ê Ò é Ò ëë ÐÏ , walaupun masih dibawah rata-rata kawasan Asia Pasifik 5.3. 330 | íî ïð î ï ñ î ï ò ó î ô íõö ÷ø ù úûü ý ùúû þ TABEL 3.18 Aec Scorecard Key Deliverables Phases I-Iii 2008-2013 ASEAN Member State Implemented Not Implemented Total Measure Implement Rate Brunai Darussalam 362 68 430 84,2 Cambodia 361 71 432 83,6 Indonesia 355 76 431 82,4 Lao PDR 350 78 428 81,8 Malaysia 366 70 436 83,9 Myanmar 351 78 429 81,8 Philippines 365 69 434 84,1 Singapore 364 62 426 85,4 Thailand 369 64 433 85,2 Vietnam 366 67 433 84,5 Total Measures for individual States are higher than for ASEAN as they include both ASEAN- wide and country- specific measures Implementation rate is calculated as the ratio of fully implemented measures to total number of measures targeted ÿ Peranan Indonesia di kawasan Asia Pasifik, terlihat pada meningkatnya kontribusi dan peranannya Indonesia di ò îýõî ð ð ð ï ð î ï òõ , salah satunya adalah tema besar yang diusung Indonesia: í ô ï ò î õî ð ð ï ñ ï ô î ô ó ketika Indonesia menjadi ketua dan tuan rumah APEC 2013. Indonesia berupaya mewujudkan suatu kawasan Asia Pasifik yang terus bertumbuh kuat, berketahanan, gigih, dan cepat pulih dalam menghadapi dampak krisis ekonomi global, serta dapat menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi dunia.Kawasan Asia Pasifik, yang menghubungkan Asia dan Amerika dan mencakup Samudera Pasifik dan Semudera Hindia, diharapkan dapat menjadi poros strategis perekonomian dunia. Hal ini dipertegas pula dalam forum G-20, dimana para pemimpinnya telah berupaya untuk menyusun rencana aksi kongkrit mengenai bagaimana menyeimbangkan perekonomian dunia, menuju pertumbuhan yang lebih berkelanjutan antara negara-negara maju dan berkembang. Untuk itu, kawasan Asia Pasifik diharapkan dapat menjadi pusat penyeimbangan global. + , - . 0 , - . 1 | 331 Salah satu tantangan bagi negara-negara di kawasan Asia Pasifik dalam menjadi penyeimbang global datang dari sengketa yang terjadi di kawasan Laut China Selatan antara China, Taiwan, Viet Nam, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Filipina. Indonesia terus berkomitmen untuk menciptakan kawasan Laut China Selatan yang aman, damai, dan stabil melalui berbagai upaya diplomasi. Pada pertemuan antar Menteri Luar Negeri ASEAN, telah disepakati posisi bersama yang dituangkan ke dalam ASEAN s 2 3 4 5 6 3 7 8 5 9 3 7 : 3 ; = 6 7 8 ?= 2 6 8 ? A ? 3 7 B 2 = B C Indonesia terus mempromosikan kegiatan- kegiatan demi disepakatinya : 6D = 6E : 67D : 8 di kawasan ASEAN yang akan menjadi kunci penting penyelesaian sengketa yang terjadi di Laut China Selatan. GAMBAR 3.23 Negara-Negara Anggota Iora Pada tingkat regional lainnya, Indonesia juga mendorong pembentukan = F 3 67 B A 6 G; 9 = ?= 7 3 H = I : 6 76 G 3 : 5 B 9 8 7 = 9? 3 ; RCEP sebagai sebuah kawasan perdagangan bebas antara 10 negara ASEAN dan 6 negara mitra dagang ASEAN yaitu China, Jepang, Korea Selatan, India, Australia, dan Selandia Baru. Indonesia juga berperan aktif dalam forum kerjasama J 7D 3 B 7 K : = B 7 3 G L 6 : 3 B 83 6 7 IORA. IORA adalah merupakan forum kerjasama regional negara-negara di kawasan Samudera Hindia, didirikan pada tahun 1997, dan beranggotakan 20 dua puluh negara, yaitu: Australia, Bangladesh, India, Indonesia, Iran, Kenya, Madagascar, Malaysia, Mauritius, Mozambique, Oman, Seychelles, Singapura, Afrika Selatan, Sri Lanka, Tanzania, Thailand, Uni Emirat Arab dan Yaman seperti pada gambar III.22 di atas. 332 | MN OP N O Q N O R S N T MUV WX Y Z[\ ] YZ[ IORA berfokus pada 6 enam area kerjasama, yakni: i keselamatan dan keamanan maritim; ii fasilitasi perdagangan dan investasi; iii manajemen perikanan; iv manajemen resiko bencana alam; v kerja sama di bidang akademik, sains, dan teknologi; serta vi pertukaran kebudayaan dan pariwisata. Bagi Indonesia, sebagai negara kepulauan, kerjasama IORA mempunyai peranan penting dalam rangka untuk: i memastikan bahwa semua perairan di sekitar Indonesia akan tetap menjadi sumber kerja sama bagi semua negara dan menjadi lingkungan yang kondusif bagi pembangunan dan kemakmuran Indonesia, khususnya dalam mengantisipasi peningkatan perdagangan, ketahanan pangan, lapangan pekerjaan, pertumbuhan ekonomi, keselamatan dan keamanan maritim terkait dengan Samudera Hindia; ii mendukung hubungan dan kerja sama bilateral dengan negara-negara di lingkar Samudera Hindia; iii konektifitas antara negara-negara di kawasan Samudera Hindia khususnya anggota IORA, bukan hanya pada sektor infrastruktur, namun juga pada tataran _ `a _ T ` ] b a ] _ ` a _ T ` P a OO ` P b c d c b y. Indonesia akan menjadi Ketua IORA pada periode tahun 2015-2017. Pada tingkat multilateral, melalui forum e a f T g h fN g ` i f Q N O c jN bc a O eh i , Indonesia telah menyuarakan suaranya secara aktif melalui keketuaan pada forum G-33. Selain itu, ketuanrumahan Indonesia pada KTM WTO ke-9 telah menghasilkan Paket Bali k N T c UN P lNQ ` yang dinilai positif ditengah masih belum selesainya perundingan putaran m a n N m ` d ` T a _ o ` O b RQ ` O g N . Secara garis besar, Paket Bali terdiri atas 3 tiga isu utama, yaitu: 1 fasilitasi perdagangan; 2 pertanian; serta 3 pembangunan, termasuk juga isu-isu lainnya yang menjadi kepentingan negara-negara T ` N p b g `d ` T a _c O Q P a q O b f c ` p r ms p t Selain itu, terdapat 10 sepuluh kesepakatan yang telah dihasilkan dalam Paket Bali antara lain mengenai hfN g ` uN P c T c b N bc a Ov w ` O ` f N T x ` f d c P ` p v U q y T c P x ba P l na T g c O Q v Ng o c O c p b fN b c a O za f hNf c zz M N b ` {q a b N v | x _ a f b sao _ ` bc bc a Ov sa b b a O M ` Q q T N bc a O za f r m s p v Uf ` z` f ` O b c N T M q T ` p az if c Q c O za f r m s p v mqb y ]u f ` ` { q a b N]u f `` za f r ms p v x ` f d c P ` eN c d ` f z a f r ms p v serta W a O c b a f c O Q W ` P n N O c p o az x _ ` P c N T N O g mc zz` f ` O b c N T hf ` N bo ` O b . Secara umum, Indonesia akan tetap berperan aktif dalam WTO untukmenyuarakan kepentingan nasional serta berperan aktif untuk menciptakan sistem perdagangan multilateral yang lebih adil. Sementara itu, dalam forum multilateral lainnya, salah satu forum kerjasama yang dipandang cukup berpengaruh dalam mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan stabilitas sistem }~€ ~  ~  ~‚~ ƒ „…† ‡  ˆ ‰ Š ‹ Œ ˆ ‰ Š  | 333 keuangan global adalah Forum G20. Sejak ditingkatkan profilnya sebagai pertemuan tingkat pemimpin negara Konferensi Tingkat Tinggi pada tahun 2008, kerjasama G20 dikenal memiliki dampak yang sangat besar bagi perekonomian global secara keseluruhan dan menjadikan forum G20 sebagai Ž  ‘’ “” •  –— ” ˜™“ “š— •Ž Ž š › œ . Forum G20 telah menghasilkan berbagai perubahan penting di dalam tata kelola pasar ekonomi keuangan dan kebijakan ekonomi pembangunan global, antara lain melalui pelaksanaan reformasi lembaga keuangan multilateral, pembentukan badan stabilitas sistem keuangan global, peningkatan kerjasama di bidang perpajakan global, peningkatan dukungan kepada sektor usaha kecil dan menengah keuangan inklusif, dan kerjasama pemberantasan praktek- praktek korupsi dan transaksi keuangan ilegal. Indonesia secara terus menerus mendukung upaya G20 dalam mengatasi kerentanan perekonomian domestik terhadap gejolak perkekonomian global serta membangun ketahanan ekonomi dunia dalam rangka tercapainya pertumbuhan ekonomi kuat, berkelanjutan, dan seimbang; serta tersusunnya strategi pertumbuhan komprehensif  – œ š “ ž “•˜— Ÿ “ š ¡ ™ ž ¢ ™š ’ ™“Ž — “˜ . Beberapa langkah yang akan ditempuh oleh Indonesia terkait hal tersebut antara lain adalah mendorong investasi dan infrastruktur, terutama melalui investasi sektor swasta; memperkuat perdangangan global dan mendorong £ –“ ˜ ™ — ” ’” ™—  • ˜ ¤ š“ ¥  š – ˜ untuk terlibat dalam  ‘’  Value Chains; menciptakan lapangan kerja melalui peningkatan kerjasama dengan sektor swasta; memperkuat pembangunan melalui pengembangan investasi di bidang infrastruktur, mobilisasi sumber daya domestik, dan inklusi finansial; serta mengupayakan reformasi struktural dan kebijakan makro. Komitmen bersama dalam froum G20 harus dapat diintegrasikan dalam perumusan kebijakan ekonomi masing- masing negara anggota ke depan baik dari jalur keuangan maupun jalur Sherpa atau jalur pembangunan. Lebih lanjut, peran aktif Indonesia dalam kerjasama ekonomi internasional melalui keterbukaan terhadap perdagangan dunia, baik di tingkat bilateral, regional, maupun multilateral menunjukkan kemampuan dalam melakukan diplomasi ekonomi yang pada akhirnya akan menciptakan citra internasional yang baik bagi Indonesia. Namun,fenomena yang terjadi di Indonesia menunjukkan adanya ketidaksinambungaan antara upaya diplomasi politik dan diplomasi ekonomi Indonesia di dunia Internasional. Tidak berjalan seiringnya antara diplomasi politik dan diplomasi ekonomi harus segera dicari solusinya dan dipecahkan dengan 334 | ¦§ ¨© § ¨ ª § ¨ « ¬ § ­ ¦®¯ °± ² ³´µ ¶ ²³´ · melakukan pembenahan baik pada sisi diplomasi politik maupun pada sisi diplomasi ekonomi. Berdasarkan kondisi umum tersebut di atas, maka isu strategis sub bidang kerjasama ekonomi internasional untuk tahun 2015 - 2019 adalah: i belum didukungnya kerjasama ekonomi internasional oleh keselarasan antara diplomasi politik dan diplomasi ekonomi; ii belum optimalnya kualitas koordinasi lintas sektor dan seluruh pihak terkait dalam proses penyiapan dan implementasi kerjasama ekonomi internasional; serta iii belum optimalnya pemanfaatan kesepakatan kerjasama ekonomi internasional dalam mencapai kepentingan nasional terutama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

3.1.16 Data dan Informasi Statistik

Data statistik yang berkualitas sangat diperlukan oleh semua pihak sebagai bahan rujukan untuk menyusun perencanaan, melakukan evaluasi, membuat keputusan, dan memformulasikan kebijakan agar sasaran kegiatan yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan efektif dan efisien. Data statistik seringkali juga dimanfaatkan sebagai alat konfirmasi dan legitimasi terhadap penilaian program pembangunan pemerintah. Di bidang ekonomi, data yang banyak digunakan oleh para pengguna antara lain data pertumbuhan ekonomi Produk Domestik BrutoPDB dan Produk Domestik Regional BrutoPDRB, angka inflasi, statistik ekspor dan impor, statistik perhubungan dan pariwisata, dan statistik produksi Statistik Industri dan Pertanian. Di bidang sosial, data yang banyak dimanfaatkan para pengguna data antara lain data penduduk, sosial ekonomi rumah tangga, angka kemiskinan, pengangguran, dan indeks pembangunan manusia IPM. Tuntutan masyarakat terhadap ketersediaan data dan informasi statistik yang beragam dan berkualitas semakin hari semakin meningkat. Pengguna data senantiasa menginginkan ketersediaan data dengan lebih cepat faster, lebih murah cheaper, lebih mudah diperoleh easier, dan lebih berkualitas better. Upaya pengembangan yang dilakukan sampai saat ini telah menghasilkan beragam data dan indikator-indikator sosial- ekonomi. Meskipun demikian, data yang dihasilkan tidak jarang mendapatkan kritik karena dinilai tidak mencerminkan realitas di lapangan. Pro dan kontra mengenai data yang dihasilkan mengindikasikan bahwa kualitas data yang tersedia masih perlu ditingkatkan. Keinginan masyarakat terhadap data berkualitas, mengisyaratkan bahwa pemerintah harus mampu menyajikan data dan informasi statistik ¸¹º» ¹ º¼ ¹ º ¹½¹ ¾ ¿ÀÁ  º Ã Ä Å Æ Ç Ã Ä Å È | 335 yang dapat dipercaya, relevan, dan tepat waktu melalui proses kerja yang sistematis tanpa ada distorsi, melalui penataan organisasi serta tata laksana penyediaan data dan informasi, dan didukung Sumber Daya Manusia SDM yang profesional, serta Teknologi Informasi dan Komunikasi TIK yang modern. Untuk meningkatkan tata laksana penyediaan data dan informasi, dibutuhkan upaya yang luar biasa agar dapat mencapai kinerja yang optimal. Peningkatan tersebut bukan berarti bahwa pembangunan statistik hanya difokuskan pada peningkatan teknik statistik semata, namun perbaikan proses manajemen untuk menghasilkan data tersebut juga harus menjadi perhatian. Guna memenuhi kebutuhan data dan informasi statistik tersebut, sampai dengan tahun 2014 telah dipublikasikan beberapa indikator ekonomi dan sosial. Indikator ekonomi tersebut mencakup produk domestik bruto PDB, pertumbuhan ekonomi, inflasi Indeks Harga KonsumenIHK, ekspor dan impor, nilai tukar petani, industri, pertambangan, keuangan daerah, dan berbagai indeks harga lainnya. Sedangkan indikator-indikator sosial yang dihasilkan melalui survei dan sensus kependudukan, ketenagakerjaan, kemiskinan, potensi desa, dan sejenisnya. Semua indikator ekonomi dan sosial tersebut telah dapat dihasilkan secara reguler maupun dalam waktu tertentu. Dalam rangka penyediaan data dan informasi statistik yang beragam dan berkualitas, terdapat beberapa permasalahan utama yang dihadapi dalam perencanaan pembangunan nasional di bidang statistik. Permasalahan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut: 1 adanya pemekaran daerah dan desentralisasi membutuhkan ketersediaan berbagai jenis data dan informasi statistik untuk mendapatkan gambaran yang sebenarnya mengenai kondisi dan permasalahan yang dihadapi di setiap daerah. Hingga saat ini, penyediaan berbagai jenis dan keragaman data dan informasi statistik yang dibutuhkan di daerah masih belum dapat dipenuhi. Selain itu, kondisi daerah yang sulit dijangkau mengakibatkan terhambatnya proses pengumpulan data; 2 meningkatnya kebutuhaan data yang diperlukan kementerian dan lembaga berdampak pada meningkatnya jumlah aktivitas survei sektoral dan ad hoc yang diselenggarakan. Disamping itu, koordinasi antar instansi disadari masih kurang sehingga data dan informasi yang dibutuhkan masih tumpang tindih, bahkan cenderung sulit untuk disediakan; 3 kesibukan responden mengakibatkan semakin sulitnya petugas enumerator berhubungan dengan responden. Selain itu, rendahnya kesadaran untuk memberikan informasi masih menjadi permasalahan yang harus dihadapi. Pada kasus dimana responden adalah perusahaan besar, rendahnya respon rate menyebabkan turunnnya akurasi data statistik yang dihasilkan; 4 meningkatnya jumlah kegiatan statistik sektoral dan kegiatan survei yang bersifat ad hoc tidak sebanding dengan peningkatan jumlah SDM statistik yang profesional. 336 | ÉÊ ËÌ Ê Ë Í Ê Ë Î Ï Ê Ð ÉÑÒ ÓÔ Õ Ö×Ø Ù ÕÖ× Ú Keterbatasan jumlah petugas enumerator khususnya di tingkat kabupaten dan kecamatan menyebabkan tidak dapat terpenuhinya kebutuhan data yang diperlukan; 5 beragamnya jenis pengguna data memerlukan perlakuan khusus pada masing-masing pengguna agar data yang dibutuhkan dapat secara tepat dan cepat diperoleh. Kurangnya informasi mengenai pengguna data berdampak pada tidak dapat tersampaikannya data yang dihasilkan kepada pengguna secara cepat dan tepat; 6 keterbatasan pada ketersediaan dan penggunaan sistem TIK pada saat ini menghambat proses pengolahan data hasil kegiatan statistik. Disamping itu terpenuhinya ketersediaan dan penggunaan TIK diharapkan dapat mempercepat sampainya data statistik yang dihasilkan kepada pengguna data.

3.2 Sasaran Bidang Ekonomi

ÛÜ Ý Þ ßà

3.2.1 Kerangka Ekonomi Makro

Dalam periode tahun 2015-2019, dengan berbagai upaya yang dilakukan, diperkirakan kinerja faktor-faktor ekonomi yang meliputi Ì Ê áâ ã Ê Ð ä ã å Ì æ , ç è é Ê Ë Ì Ê áâ ã Ê Ð äãå Ì æ dan TFP akan meningkat. Peningkatan tajam akan terjadi sejak tahun 2016, yang mendorong pertumbuhan ekonomi pada tahun 2017 mencapai 7,1 persen, dan terus meningkat pada tahun 2018 dan 2019 yang masing-masing ditargetkan mencapai 7,5 persen dan 8,0 persen. Dengan tingkat pertumbuhan ini, pendapatan perkapita akan naik dari Rp.45,6 Juta pada tahun 2015 hingga mencapai Rp.72,4 Juta pada tahun 2019. Dari sisi pengeluaran, upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi adalah mendorong investasi untuk tumbuh tinggi. Dengan berbagai upaya yang dilakukan, dan mencapai pada tahun 2017 investasi akan tumbuh sebesar 8,0 persen, terus meningkat dan mencapai 11,5 persen pada tahun 2019. Dorongan kuat dari investasi akan memberikan kontribusi untuk peningkatan ekspor barang dan jasa, serta konsumsi. Ekspor akan tumbuh diatas 8,8 persen pada tahun 2017, terus meningkat dan mencapai 12,7 persen pada tahun 2019. Konsumsi masyarakat dan konsumsi pemerintah tumbuh secara bertahap dan masing- masing mencapai 5,7 persen dan 5,5 persen pada tahun 2017 dan 5,9 persen dan 6,2 persen pada tahun 2019. Dari sisi produksi, reformasi secara komprehensif mendorong industri pengolahan dalam lima tahun tumbuh secara rata-rata sebesar 7,1 persen per tahun. Sementara itu sektor pertanian dalam arti luas