Sasaran Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Bidang

6 | Rancangan Awal RPJMN 2015-2019 1. Peningkatan keterbukaan informasi dan komunikasi publik, diantaranya melalui pembentukan Pembentukan Pusat Pelayanan Informasi dan Dokumentasi PPID dalam rangka Keterbukaan Informasi Publik; 2. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan, diantaranya melalui penciptaan forum-forum konsultasi publik; 3. Peningkatan kapasitas birokrasi, diantaranya melalui perluasan pelaksanaan Reformasi Birokrasi di pusat dan daerah; 4. Peningkatan kualitas pelayanan publik, diantaranya melalui penguatan kapasitas pengendalian kinerja pelayanan publik, yang meliputi pemantauan, evaluasi, penilaian, dan pengawasan, termasuk pengawasan oleh masyaraka Untuk itu, ditetapkan indikator pengarusutamaan tata kelola pemerintahan yang perlu diterapkan di tingkat kementerianlembaga seperti disajikan dalam Tabel berikut. TABEL 1.1 IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGARUSUTAMAAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK No. Isu Kebijakan Nasional Kebijakan instansi dalam Renja Indikator di setiap instansi Sasaran 2015 Peningkatan keterbukaan informasi dan komunikasi publik 1 Pembentukan Pusat Pelayanan Informasi dan Dokumentasi PPID dalam rangka Keterbukaan Informasi Publik Pembentukan Pusat Pelayanan Informasi dan Dokumentasi pada setiap unit organisasi - PPID di tingkat Provinsi - PPID di tingkat Kabupaten dan Kota 100 100 Kerjasama dengan media massa dalam rangka public awareness campaign KLD yang melakukan Kerjasama dengan media massa dalam rangka Public Awareness Campaign 100 Publikasi semua proses perencanaan dan penganggaran ke dalam website masing- masing KLD KLD yang mempublikasikan proses perencanaan dan penganggaran kepada masyarakat 100 Publikasi informasi penggunaanpelaksanaan KLD yang mempublikasikan 100 Rancangan Awal RPJMN 2015-2019 | 7 No. Isu Kebijakan Nasional Kebijakan instansi dalam Renja Indikator di setiap instansi Sasaran 2015 anggaran penggunaan anggaran Peningkatan partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan 1 Penciptaan ruang-ruang partisipasi dan konsultasi publik Pembentukan Forum Konsultasi Publik dalam perumusan kebijakan KLD yang melaksanakan Forum Konsultasi Publik 100 Pengembangan sistem publikasi informasi proaktif yang dapat diakses dan mudah dipahami KLD yang memiliki sistem publikasi informasi dan mudah dipahami 100 Pengembangan website yang berinteraksi dengan masyarakat KLD yang memiliki website yang interaktif 100 Peningkatan kapasitas birokrasi melalui Reformasi Birokrasi 1 Penyusunan Grand Design dan Road Map Reformasi Birokrasi Penyusunan Grand Design dan Road Map Reformasi Birokrasi Instansi Tersusunnya Grand Design dan Road Map Reformasi Birokrasi Instansi 100 2 Penataan kelembagaan instansi Pemerintah KLPNKLNS yang mencakup penataan fungsi dan struktur organisasinya Melakukan restrukturisasi organisasi dan tata kerja instansi untuk rightsizing di dasarkan pada Sasaran dan Kebijakan RPJMN dan RPJMD Tersusunnya struktur organisasi dan tata kerja yang proporsional, efektif, efisien 100 3 Penataan ketatalaksanaan instansi pemerintah Penyederhanaan proses bisnis dan penyusunan SOP utama khususnya yang berkaitan dengan pelayanan kepada masyarakat. SOP utama telah tersusun sesuai dengan proses bisnis organisasi 100 4 Pengembangan manajemen SDM Aparatur Peningkatan sistem merit dalam manajemen kepegawaian penerapan sistem merit dalam manajemen kepegawaian 100 Peningkatan kompetensi dan kinerja pegawai - pegawai yang telah mengikuti assesment center sesuai kebutuhan - pegawai yang telah mengikuti Diklat wajib - penilaian kinerja pegawai berbasis prestasi kerja 100 100 100 8 | Rancangan Awal RPJMN 2015-2019 No. Isu Kebijakan Nasional Kebijakan instansi dalam Renja Indikator di setiap instansi Sasaran 2015 5 Sistem Seleksi PNS melalui CAT System Penerapan Sistem Seleksi Berbasis CAT system di seluruh instansi pemerintah KLD yang menggunakan CAT system 100 6 Pengembangan dan penerapan e-Government Pengembangan dan penerapan e-Government Jumlah KLD yang membangun dan menerapkan e-Government dalam menajemen pemerintahanya 100 7 Penerapan e-Arsip Penerapan e-Arsip di tiap unit organisasi pemerintah Manajemen arsip menjadi lebih efektif 100 8 Penyelenggaraan Sistem Akuntabilitas Kinerja Aparatur Penerapan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah berbasis Teknologi Informasi Penerapan SAKIP yang efektif dan efisien berbasis Teknologi Informasi 100 Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah LAKIP yang berkualitas LAKIP KL yang memperoleh nilai B 90 LAKIP Pemerintah Provinsi yang memperoleh nilai B 75 Lakip Pemerintah Kabupaten dan Kota yang memperoleh B 30 Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 1 Perluasan penerapan e-service untuk pelayanan publik Pengembangan sistem pelayanan publik berbasis teknologi informasi Jumlah unit pelayanan publik berbasis teknologi informasi 100 2 Penerapan Standar Pelayanan Publik pada Unit Pelayanan Publik Penerapan Standar Pelayanan Publik untuk seluruh unit pelayanan publik unit penyelenggara pelayanan publik yang sudah menerapkan Standar Pelayanan Publik 100 Penyusunan SOP untuk berbagai jenis pelayanan unit penyelenggara pelayanan publik yang memiliki SOP 100 3 Penerapan Pelayanan Terpadu Satu Pintu untuk pelayanan utama, perijinan dan investasi Percepatan Penerapan Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang efefktif dan efisien Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang menerapkan Pelayanan Terpadu Satu Pintu OSS 100 4 Pembentukan unit Pengaduan Penerapan manajemen Unit Pengaduan 100 Rancangan Awal RPJMN 2015-2019 | 9 No. Isu Kebijakan Nasional Kebijakan instansi dalam Renja Indikator di setiap instansi Sasaran 2015 masyarakat yang berbasis teknologi informasi pengaduan berbasis teknologi informasi yang efektif pada setiap unit pelayanan publik Masyarakat berbasis teknologi informasi 5 Membangun sistem pengelolaan dan layanan informasi public yang andal dan professional Penerapan Unit Pelayanan Publik yang Berbasis Teknologi Informasi - KLD yang memiliki sistem pelayanan publik berbasis IT - Unit Pelayanan Pemda yang berkategori terbaik sesuai penilaian 100 100 KLD memiliki kebijakan Standar Pelayanan Minimal KLD yang memiliki kebijakan Standar Pelayanan Minimal 100 KLD memiliki standar pelayanan yang disusun secara partisipatif KLD yang memiliki standar pelayanan partisipatif 100 KLD wajib melaksanakan Forum Konsultasi Publik dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik KLD yang melaksanakan Forum Konsultasi Publik 100 KLD wajib mengembangkan sistem publikasi informasi proaktif yang dapat diakses, dengan bahasa yang mudah dipahami KLD yang memiliki sistem publikasi informasi proaktif yang dapat diakses, dengan bahasa yang mudah dipahami 100 KLD wajib mengembangkan website yang berinteraksi dengan masyarakat KLD yang memiliki website yang interaktif 100 1.1.3 Pengarusutamaan Gender 1.1.3.1 Permasalahan dan Isu Strategis Pengarusutamaan gender PUG merupakan strategi mengintegrasikan perspektif gender dalam pembangunan. Pengintegrasian perspektif gender tersebut dimulai dari proses perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, serta pemantauan dan evaluasi seluruh kebijakan, program dan kegiatan pembangunan. PUG ditujukan untuk mewujudkan kesetaraan gender dalam pembangunan, yaitu pembangunan yang lebih adil dan merata bagi seluruh penduduk Indonesia baik laki-laki maupun perempuan. Kesetaraan gender dapat dicapai dengan mengurangi kesenjangan antara penduduk laki-laki dan 10 | Rancangan Awal RPJMN 2015-2019 perempuan dalam mengakses dan mengontrol sumber daya, berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan proses pembangunan, serta mendapatkan manfaat dari kebijakan dan program pembangunan. Mandat untuk melaksanakan PUG oleh semua kementerianlembaga dan pemerintah daerah telah dimulai sejak dikeluarkannya Instruksi Presiden Inpres Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional. Mandat tersebut diperkuat melalui Undang-Undang UU No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional RPJPN 2005 – 2025, yang dijabarkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional RPJMN 2004-2009 dan RPJMN 2010-2014. Dalam rangka percepatan pelaksanaan PUG, pada tahun 2012 diluncurkan Strategi Nasional Percepatan Pengarusutamaan Gender melalui Perencanaan, Penganggaran yang Responsif Gender Stranas PPRG melalui Surat Edaran Menteri Negara PPNKepala Bappenas, Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Negara PP dan PA tentang. UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa juga menyatakan pentingnya PUG dalam pembangunan dan pemerintahan desa. UU tersebut mengatur bahwa Kepala Desa dan Badan Permusyawaratan Desa berkewajiban melaksanakan kehidupan demokrasi dan berkeadilan gender. Selanjutnya, Peraturan Pemerintah PP No. 43 Tahun 2014 Pasal 121 Ayat 1 sebagai aturan pelaksanaan dari UU No. 6 Tahun 2014 menyatakan bahwa pelaksanaan kegiatan pembangunan desa ditetapkan dengan mempertimbangkan keadilan gender. Bahkan Badan Kerjasama antar Desa harus mempertimbangkan keadilan gender dalam keanggotaan dari tokoh masyarakat desa. Kesetaraan dan keadilan gender yang merupakan salah satu tujuan pembangunan yang ditetapkan dalam RPJPN 2005-2025 dan dijabarkan di dalam RPJMN 2015-2019 dihadapkan pada tiga isu strategis, yaitu: 1 meningkatnya kualitas hidup dan peran perempuan dalam pembangunan; 2 meningkatnya perlindungan bagi perempuan terhadap berbagai tindak kekerasan, termasuk tindak pidana perdagangan orang TPPO; dan 3 meningkatnya kapasitas kelembagaan PUG dan kelembagaan perlindungan perempuan dari berbagai tindak kekerasan. Oleh sebab itu, isu strategis dalam pembangunan PUG adalah sebagai berikut. Pertama, meningkatkan kualitas hidup dan peran perempuan dalam pembangunan. Upaya membangun kualitas manusia merupakan sasaran yang akan dicapai dalam rangka mewujudkan bangsa yang berdaya saing. Upaya pembangunan tersebut ditujukan untuk kepentingan seluruh penduduk tanpa membedakan jenis kelamin. Peningkatan kualitas