Perlindungan Anak Kerangka regulasi. a penyusunan rencana aksi nasional

| 265

BAB 3 EKONOMI

Rencana pembangunan ekonomi disusun berlandaskan ideologi Bangsa Indonesia yang tercantum dalam Pancasila yang meletakkan dasar dan sekaligus memberikan arah dalam membangun jiwa bangsa untuk menegakkan kedaulatan, martabat, dan kebanggaan sebagai sebuah bangsa. Perwujudan pembangunan ekonomi dalam periode tahun 2015- 2019 dirancang dengan menekankan pemahaman mengenai dasar untuk memulihkan harga diri bangsa dalam pergaulan antarbangsa yang sederajat dan bermartabat, yakni berdaulat dalam bidang politik, berdikari dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan, yang tertuang dalam Trisakti. Dalam mewujudkan kemandirian ekonomi, pembangunan demokrasi ekonomi menempatkan rakyat sebagai pemegang kedaulatan di dalam pengelolaan keuangan negara dan sebagai pelaku utama dalam pembentukkan produksi dan distribusi nasional. Pembangunan di bidang ekonomi ditujukan untuk mendorong perekonomian Indonesia kearah yang lebih maju, yang mampu menciptakan peningkatan kesejahteraan rakyat. Tercapainya peningkatan kesejahteraan rakyat ini harus didukung oleh berbagai kondisi penting yang meliputi: 1 terciptanya pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi secara berkelanjutan; 2 terciptanya sektor ekonomi yang kokoh; serta 3 terlaksananya pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi secara berkelanjutan memberikan kesempatan pada peningkatan dan perluasan kegiatan ekonomi yang pada gilirannya akan memberikan peluang pada peningkatan pendapatan masyarakat. Oleh sebab itu, diperlukan penciptaan stabilitas ekonomi yang kokoh agar kegiatan ekonomi yang mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi dapat berjalan dengan lancar. Terciptanya stabilitas ekonomi yang kokoh juga akan melindungi masyarakat dari penurunan daya beli karena kenaikan harga. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas ekonomi memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan kesejahteraan rakyat. Agar peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat terwujud, diperlukan berbagai upaya yang mendorong peran serta masyarakat dalam berbagai kegiatan yang mendorong perekonomian ke arah yang lebih maju. Selain itu diperlukan pula berbagai upaya agar semua masyarakat dapat menikmati kemajuan ekonomi yang terjadi secara berkeadilan. Dengan demikian tujuan untuk memajukan perekonomian yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat akan tercapai. 266 |

3.1 Permasalahan dan Isu Strategis

3.1.1 Perkembangan Ekonomi Makro

Perkembangan ekonomi Indonesia tidak terlepas dari kondisi perekonomian dunia yang sedang menjalani proses pemulihan setelah mengalami perlambatan yang cukup tajam, yang dipicu oleh ketidakpastian dan memburuknya perekonomian global sebagai lanjutan dari krisis hutang pemerintah di kawasan Eropa, yang terjadi sejak akhir 2011. Kondisi perekonomian Indonesia juga dipengaruhi oleh berbagai kondisi yang berkembang dalam perekonomian dunia seperti menurunnya harga komoditas dunia, isu , inflasi yang tinggi pasca kenaikan harga BBM bersubsidi, serta menurunnya kredit perbankan akibat pengetatan kebijakan moneter turut mempengaruhi kondisi perekonomian Indonesia. Selama kurun waktu tahun 2010-2013, pertumbuhan ekonomi dapat tetap terjaga dengan cukup tinggi. Meskipun terjadi perlambatan ekonomi global, perekonomian Indonesia rata-rata tumbuh sebesar 6,2 persen dalam periode empat tahun pertama pelaksanaan RPJMN 2010- 2014. Pertumbuhan ekonomi tahun 2010, 2011, 2012, dan 2013 berturut- turut mencapai 6,2 persen, 6,5 persen, 6,3 persen, dan 5,8 persen. Dari sisi pengeluaran, dalam periode tahun 2010 hingga tahun 2013, pertumbuhan ekonomi Indonesia terutama didorong oleh peningkatan investasi dan konsumsi rumah tangga. Investasi yang diukur melalui Pembentukkan Modal Tetap Bruto PMTB tumbuh rata-rata sebesar 7,8 persen, terutama ditopang oleh investasi alat angkutan luar negeri serta mesin dan perlengkapan luar negeri. Daya beli masyarakat yang terjaga juga telah mendorong konsumsi rumah tangga yang tumbuh dengan rata-rata sebesar 5,0 persen dan pengeluaran pemerintah yang tumbuh dengan rata-rata sebesar 2,4 persen. Peningkatan pengeluaran rumah tangga terutama didorong oleh pengeluaran rumah tangga bukan makanan, sedangkan pengeluaran pemerintah terutama didorong oleh komponen pengeluaran penerimaan barang dan jasa. Namun demikian, perlambatan ekonomi dunia telah memberi tekanan yang cukup kuat yang telah menurunkan kinerja perdagangan luar negeri. Ekspor yang selama ini menjadi salah satu sumber pertumbuhan yang penting, mengalami kontraksi selama dua tahun terakhir. Pada tahun 2012, ekspor tumbuh hanya sebesar 2,0 persen, jauh lebih rendah pada pertumbuhan ekspor tahun 2011 yang mencapai 13,6 persen. Impor barang dan jasa juga cenderung mengalami perlambatan. Pada tahun 2013, impor tumbuh sebesar 1,2 persen, jauh lebih rendah dibandingkan dengan impor tahun 2010 yang mencapai 17,3 persen. +,-. , - , - ,0, 1 234 5 - 6 7 8 9 : 6 7 8 ; | 267 Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi pada kurun waktu 2010 sampai dengan tahun 2013 terutama ditopang oleh sektor tersier, yaitu sektor pengangkutan dan telekomunikasi dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 11,1 persen. Dalam periode tersebut, sektor tersier lainnya, yaitu listrik, gas, dan air bersih; konstruksi; keuangam, real estat dan jasa perusahaan; dan jasa-jasa masing-masing tumbuh rata-rata sebesar 5,5 persen; 6,8 persen; 6,8 persen; dan 5,9 persen. Sektor sekunder yaitu industri pengolahan serta pertambangan dan penggalian tumbuh rata-rata sebesar 5,5 persen dan 2,1 persen. Pertumbuhan pada sektor industri pengolahan terutama didorong oleh sub sektor industri non-migas alat angkutan, mesin, dan peralatannya. Sementara sektor primer yang terdiri dari pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan tumbuh rata-rata sebesar 3,5 persen dalam periode yang sama. Dalam tahun 2014, kondisi perekonomian dunia masih diliputi ketidakpastian. Krisis keuangan Eropa yang masih menghawatirkan dan kondisi perekonomian Eropa yang dihadapkan pada situasi permasalahan fiskal yang cukup berat diperkirakan masih akan menekan perekonomian dunia, termasuk perekonomian Indonesia. Pada triwulan III tahun 2014, perekonomian Indonesia hanya tumbuh 5,0 persen y-o-y, melambat dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II tahun 2014 yang mencapai 5,1 persen. Dari sisi lapangan usaha, seluruh sektor ekonomi mengalami perlambatan. Namun demikian beberapa sektor ekonomi pada triwulan III tahun 2014 seperti sektor pengangkutan dan komunikasi masih tumbuh cukup tinggi, yaitu tumbuh sebesar 9,0 persen y-o-y, atau lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan III tahun 2013 yang tumbuh sebesar 9,9 persen y-o-y. Sementara itu dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi tertekan oleh melambatnya pertumbuhan ekspor dan impor. Dengan demikian sepanjang tahun 2014, pertumbuhan ekonomi akan berkisar antara 5,0-5,3 persen.